“BELAJAR DARI YOHANES” RENUNGAN Minggu Adven III (17 Desember 2017)

BELAJAR DARI YOHANES
Hari Minggu Adven III (17 Desember 2017)
Yes 61:1-2a,10-11; 1Tes 5:16-24;
Yoh 1:6-8,19-28

MELALUI BACAAN pertama hari ini, kita mendengarkan kidung yang mendendangkan seorang utusan yang membawa kabar sukacita bagi sebuah bangsa. Utusan tersebut menyerukan kepada semua warga, kebahagiaan besar yang dianugerahkan Allah yang akan mengubah kehidupan mereka. Hal itu tentu menimbulkan kegembiraan besar di tengah umat yang sudah lama menderita dan mengalami banyak kesulitan. Dalam kutipan itu ditegaskan tentang panggilan sang utusan. Panggilan itu muncul karena dorongan Roh Allah yang meresapi si utusan. Roh itu mendorong si utusan untuk siap menyampaikan kabar gembira, kabar keselamatan atau kabar baik bagi semua orang.

Ajakan untuk menyadari kehadiran seorang utusan yang memberikan kabar baik itu mau tak mau menimbulkan sukacita istimewa. Mereka merasa dikasihi secara istimewa seperti dirasakan oleh pengantin baru. Kabar sukacita itu juga menyuburkan hidup, seperti bumi yang dijadikan subur oleh karya Allah tersebut. Ia juga akan disuburkan dalam kebenaran kasih dan kesetiaannya. Pesan yang mau disampaikan adalah agar masa Adven ini sungguh memberikan suasana gembira bagi orang beriman karena Allah menjanjikan keselamatan-Nya yang diperjuangkan dengan penuh kesetiaan.

Dalam bacaan kedua, St. Paulus mengajak jemaat di Tesalonika untuk terus-menerus mewujudkan keyakinan imannya dalam kehidupan sehari-hari. St. Paulus mengajak jemaat untuk menghormati anggota jemaat yang sudah bersusah payah membina kehidupan iman bersama. St. Paulus juga mengingatkan agar jemaat berani menegur mereka yang hidup seenaknya saja sehingga tidak mencerminkan hidup beriman Kristen yang baik. Kutipan hari ini juga mengajak jemaat untuk bersikap optimis dalam perjuangan hidup yang kerap kali tidak mudah. Orang Kristen diajak menyadari bahwa kehidupannya selalu bisa dikembangkan mutunya sehingga bisa menyum­bangkan pelbagai peranan bagi kehidupan bersama. Pesan bacaan kedua ini ialah agar orang Kristen tetap optimis dalam hidup kendati banyak tantangan dan kesulitan dalam menempatkan diri di masyarakat.

Injil hari ini berkisah tentang kesaksian Yohanes Pembaptis. Dalam Injil ini Yohanes Pembaptis sebetulnya ditempatkan dalam kerangka kesaksian atas seluruh sejarah keselamatan yang ditawarkan Allah kepada manusia. Yohanes sebagai saksi firman Allah yang menyapa manusia dalam penjelmaan. Injil juga berisi tentang karya Yohanes Pembaptis yang memberikan kesaksian di tengah-tengah orang Yahudi dan dalam karya membina pertobatan yang ditandai dengan pembaptisan. Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk menyadari bahwa Adven bukanlah sekedar upacara dan peringatan sejarah, melainkan suatu gerakan yang harus mengantar manusia lebih dekat dengan Allah penyelamat. Seperti gerakan yang dilakukan oleh murid-murid Yohanes Pembaptis yang mengikuti dan tetap tinggal bersama Yesus.

Masa Adven menjadi masa bagi murid-murid Kristus sungguh memanfaatkan hubungan pribadi dengan Allah untuk membangun kehidupan bersama. Masa Adven bukan hanya menjadi kesempatan untuk melihat masa depan, yakni Natal yang penuh kegembiraan, melainkan juga menjadi saat bertanggungjawab atas semua yang telah dianugerahkan Allah. Pada akhir masa Adven diharapkan menjadi masa pertanggungjawaban iman umat beriman terhadap Allah dalam Yesus Kristus. Masa itu akan menjadi masa pembangunan yang bermakna, bukan hanya bagi kehidupan pribadi, melainkan juga kehidupan bersama dengan orang lain.

MINGGU ADVEN III–B, 17 DESEMBER 2017

Tinggalkan Balasan