Ekaristi MINGGU BIASA XXIV/B, 16 SEPTEMBER 2018

Menghayati hidup dalam Ekaristi

Ketika kita mengambil keputusan untuk bertindak terhadap kebaikan diri kita, keluarga dan sesama, meskipun kita menghadapi jalan yang berat dan penuh resiko, sesungguhnya kita dihadapkan pada dua pertanyaan: Keputusan dan tindakan yang kita lakukan muncul secara spontan atau muncul dari kasih yang tulus. Karena banyak orang memberikan reaksi pertama-tama lebih bersifat menolak, karena mau membatasi diri dalam masalah-masalah yang tidak begitu sulit dilakukan, yang tidak begitu menuntut tenaga dan pikiran, yang meninabobokkan dan menenangkan.
Untuk melaksanakan penebusan dunia, Yesus harus menempuh jalan yang berat sesuai gambaran Hamba Penderita. Pengikut-pengikut-Nya pun harus hidup seturut teladan Kristus itu. Tetapi pada Kristus pula ia akan menemukan kekuatan untuk membangun hidupnya sesuai rencana Allah. Justru kalau kita menghadapi salib, kita yakin bahwa kita benar-benar mengikuti Kristus dan bahwa hidup kita akan berhasil berkat iman.
———————–

Antifon Pembuka

Berikanlah damai kepada mereka yang mengandalkan Dikau, ya Tuhan, agar terbuktilah kebenaran para nabi-Mu. Dengarkanlah doa-doa hamba-Mu dan umat-Mu Israel.

Pengantar

Mengenal seseorang secara lebih baik, menyelami lubuk hati orang lain, sering membawa kita kepada hal-hal yang mengejutkan. Jurang antara dua orang sering nampaknya tak dapat dijembatani atau jurang itu dapat menjadi semakin dalam dan semakin luas. Hari ini kita mengenal Kristus sebagai Putera Manusia yang akan mengalami penderitaan banyak. Justru karena itu Ia dapat mendekati kita, asa kita bersedia menjadi pengikut-pengikut-Nya dan mengangkat salib kita. Pada Dia kita punya kepastian akan menemukan kehidupan sepenuhnya.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkau tidak melarikan diri dari penderitaan, tetapi dengan tabah menghadapinya sampai wafat.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau telah taat kepada Bapa dan mengangkat salib-Mu demi cinta kasih-Mu kepada kami.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah Kristus, Putera Manusia, yang dibuang oleh pemimpin-pemimpin rakyat, agar dapat menyelamatkan kami.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah berdoa:
Allah Bapa kami,
Putera-Mu tidak melarikan diri dari penderitaan, tetapi menghadapinya sampai wafat. Kami mohon, arahkanlah pandangan kami pada salib-Nya bila kami sendiri dirundung malang ataupun iba hati oleh penderitaan sesama. Perkenankanlah kami menempuh jalan Putera-Mu yaitu hidup dan mati bagi sesama dan dengan demikian mengalami cinta kasih-Mu sepenuhnya.
Demi Yesus Kristus, ….

Bacaan Pertama — Yesaya 50:5-9a
Nabi Yesaya menamakan dirinya hamba yang patuh. Ia menemukan kekuatannya pada Allah dan menerima dengan rela cobaan penderitaan demi keselamatan sesama. Demikian pula situasi Yesus. Sesudah pengakuan Petrus di Kaisarean Filipi Ia pergi ke Yerusalem dengan mantab.

“Aku memberika punggungku kepada orang-orang yang memukul aku”

Pembacaan dari Kitab Yesaya
Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.

Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku beperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku!
Sesungguhnya, Tuhan ALLAH menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?

Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan – Mazmur 116:1-2.3-4.5-6.8-9

Berbelaskasihlah Tuhan dan adil; Allah kami adalah Rahim.

Mazmur
Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkan suara permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya.

Tali-tali maut telah melilit aku dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku; aku mengalami kesesakan dan kedukaan, tetapi aku menyerukan nama Tuhan, Ya Tuhan, luputlah kiranya aku!”

Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang. Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya!

Tuhan, Engkau meluputkan aku dari maut, Engkau telah meluputkan mataku dari air mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.

Bacaan Kedua — Yakobus 2:14-18
Masih terdengar sedikit di sini polemik tentang hubungan iman dengan karya. Ada orang-orang yang mengatakan bahwa iman telah mencukupi, seakan-akan mereka lalu bebas dari konsekwensinya. Yakobus menganggap cita-cita yang demikian itu kurang lengkap. Memang iman merupakan dasar penyelamatan oleh rahmat, tetapi bahwa iman itu ada, hanya dapat kita lihat pada karya baik.

“Jika iman tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati”

Pembacaan dari Surat Rasul Yakobus
Saudara-saudaraku, apakah gunanya jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?

Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.”

Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Bacaan Injil — Markus 8:27-35
Orang-orang pada waktu itu bertanya-tanya siapakah Yesus itu. Ada yang menganggap Dia itu seorang nabi atau Yohanes Pembaptis yang bangkit. Tetapi Petrus melihat lebih dalam. Atas nama kelompok dua belas ia mengakui bahwa Yesus itu Al Masih. Tetapi Yesus minta agar hal ini dirahasiakan. Sebab bila gelar Al-masih itu terlalu pagi dikenal orang, mungkin dapat merintangi rencara-rencana Allah. Sebab Tuhan telah melihat sebelumnya, bahwa Putera-Nya akan menebus manusia dengan penderitaan. Barangsiapa ingin mengikuti Kristus harus mengakui Dia bukan hanya dengan mulut, tetapi dengan seluruh hidupnya. Dan salib, yang telah diangkat sendiri oleh Penebus kita, tak boleh dihindari.

“Engkau adalah Mesias…! Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus
Pada suatu hari Yesus bersama murid-murid-Nya pergi ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Kata orang, siapakah Aku ini?”
Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.”

Ia bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!”
Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia.
Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.

Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.
Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.”

Demikianlah Injil Kristus
Terpujilah Kristus

Doa Umat

Marilah kita berdoa kepada Allah Bapa kita dengan perantaraan Yesus, yang dengan rela mau menderita.

Bagi Sri Paus, para Uskup dan para imam
Semoga Allah Bapa Mahakasih mendampingi Bapa Suci, para Uskup dan para imam agar mampu memimpin umat Allah dengan doa, belajar dan pengalaman hidup mereka.
Marilah kita mohon,…

Bagi orang-orang sederhana yang setiap hari melaksanakan tugas mereka tanpa menonjol dan disebut-sebut orang lain.
Semoga Allah Bapa memberkati orang-orang sederhana yang setiap hari melaksanakan tugas mereka tanpa menonjol dan disebut-sebut orang lain, agar mereka tetap bertekun dalam amal kebaikan, kerendahan hati, selalu menjadi teladan bagi sesamanya.
Marilah kita mohon,…

Bagi mereka yang sakit cacat
Semoga orang-orang yang sakit dan cacat semakin menyadari bahwa mereka lebih dekat dengan Kristus yang menderita daripada orang-orang sehat.
Marilah kita mohon,…

Allah Bapa kami, dengarkanlah doa yang kami panjatkan dengan rendah hati dan perkenankanlah kami menyatakan iman kami kepada-Mu bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan kami. Kami mohon itu demi Kristus, Putera-Mu dan Tuhan kami.

Doa Persembahan

Bapa, pengasih dan penyayang,
dengan roti dan anggur ini Kaucurahkan belaskasih-Mu. Perkenankanlah kami yang iktu dalam perjamuan ini menerima dan membagi cinta kasih-Mu kepada sesama.

Antifon Komuni

Betapa berharga kasih setia-Mu, ya Allah!
Kiranya anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.

Doa Penutup

Marilah berdoa:
Bapa yang maharahim,
kami Kauperkenankan bertamu di rumah-Mu dan menikmati belas kasih-Mu yang melimpah. Kami mohon agar anugerah yang kami terima membuahkan iman hidup dan pengampunan mendalam sehingga kami dijiawi oleh semangat belas kasih dan pengurbanan putera-Mu.

Renungan

BERANI TEGAKKAN KEBENARAN :Hari Minggu Biasa XXIV (13 September 2015) Yes 50:5-9a; Yak 2:14-18;Mrk 8:27-35

Tinggalkan Balasan