Ekaristi MINGGU PASKAH VII, 24 Mei 2020 (Hari Komunikasi Sedunia ke-54)

Komentator:

Saudara/i, umat beriman yang terkasih,
Teknologi dan Informasi merupakan sarana untuk saling mengenal dan berbagi. Secara positif, dua hal ini dapat mengkomunikasikan kesatuan, menjembatani kegelisahan, memutus lingkaran setan kecemasan, menghentikan spiral ketakutan, dan menciptakan hidup yang bermartabat. Media sosial, digital, cetak, dan elektronik harus membangun harapan dan kepercayaan. Inilah komunikasi Injili. Artinya, teknologi dan informasi – termasuk setiap penggunanya- harus menghadirkan kasih dan sukacita. Komunikasi dalam bentuk apa pun harus berlandaskan pada apa yang Allah kehendaki. Perjumpaan yang mesra dan intim dengan Allah menjadikan setiap orang mengenal kehendak Allah, lalu membagikannya kepada sesama dalam semangat kasih.
Komunikasi dengan Allah sebagai sang Sabda menuntut setiap pribadi untuk membangun perjumpaan yang benar dan sejati. Sumber utama komunikasi adalah Sabda Tuhan dan kekuatannya ada dalam setiap sakramen. Keluarga harus menjadi tempat yang benar dan baik untuk komunikasi. Semangat berkumpul menumbuhkan kesatuan Roh dan iman, dan dengannya setiap pribadi mampu untuk menentang, melawan segala bentuk penyesatan, kebohongan.
Dalam perayaan Ekaristi Kudus memperingati Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-54 ini, Gereja mengajak kita dengan semangat; “Supaya Engkau dapat Menceritakan kepada Anak Cucumu” (Kel.10:2) untuk mengkomunikasikan harapan dan iman di zaman ini. Mari kita semua membuka diri, membawa setiap doa dan harapan kita kepada Tuhan, merayakan kehadiran serta kebesaran kasih-Nya dalam perayaan Ekaristi Kudus ini.

Antifon Pembukaan –Mzm 27:7-9

Dengarlah, Tuhan, seruanku kepada-Mu, kasihanilah aku dan jawablah aku! Seturut Sabda-Mu kucari wajah-Mu, wajah-Mu kucari, ya Tuhan. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari paaku. Alleluya.

Pengantar

Saudara/i, umat beriman terkasih, Hari ini Minggu Paskah VII, kita merayakan Hari Komunikasi Sosial sedunia ke-54. Dalam perayaan ini, kita bersyukur kepada Allah yang menceritakan diri-Nya dalam sejarah, terutama dalam diri Yesus Kristus, agar kita mengenal, mengimani dan bersatu dengan Dia. Kita bersyukur, Tuhan menganugerahkan kita kemajuan teknologi yang melahirkan pelbagai alat komunikasi sosial yang membantu kehidupan manusia. Kita bersyukur pula, di tengahtengah keprihatinan atas wabah Pandemi Covid 19 yang memaksa kita menjaga jarak dan belum dapat berkumpul dalam Ekaristi, media komunikasi sosial membantu kita ber”communio” secara virtual lewat siaran livestreaming. Paus Fransiskus menulis pesan dengan judul “Supaya Engkau dapat Menceritakan kepada Anak Cucumu” (Kel 10:2): Hidup Menjadi Cerita. Paus fokus pada cerita. Cerita yang diceritakan dari generasi ke generasi, bagaimana Allah terus membuat diriNya hadir. Ia hidup. HidupNya diceritakan sepanjang sejarah dan Yesus, Sang Allah hidup juga berbicara tentang Allah lewat cerita hidup sehari-hari, sehingga sungguh hidup menjadi cerita yang harus terus diceritakan. Marilah kita siapkan hati untuk perayaan keselamatan ini.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus,
Engkaulah yang menghendaki berdirinya Gereja-Mu disiapkan dengan doa.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah yang menghendaki para Rasul bersama Bunda Maria mempersiapkan diri menantikan pelaksanaan janji-Mu.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah yang menjanjikan Roh penghibur kepada murid-murid-Mu, agar kami jangan sampai Kautinggalkan bagaikan anak yatim piatu.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa kami yang mahakudus, tidak ada orang yang pernah melihat Engkau. Tetapi Putera-Mu telah menceritakan cinta kasih-Mu kepada kami melalui hidup, derita, wafat dan kebangkitan-Nya. Pada Hari Komunikasi Sosial sedunia yang ke-54 ini, kami mohon, peliharalah kami atas nama Tuhan kami Yesus Kristus agar kami bersatu dan memuliakan Dikau dengan tekun menceritakan kisah kasih-Mu kepada manusia dalam segala tingkah laku kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin uan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.

Bacaan Pertama – Kisah Para Rasul 1:12-14
Sebelum kembali kepada Bapa-Nya, Yesus menjajikan Roh kepada muri-murid-Nya. Lukas menceritakan, bagaimana kelompok pertama itu bersama dengan Bunda Maria menantikan kedatangan Roh, sambil mengasingkan diri untuk merenungkan pesan-pesan terakhir Yesus. Di dalam kelompok itu masih terdapat beberapa anggota keluarga terdekat.

Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:
Setelah Yesus diangkat ke surga, dari bukit yang disebut Bukit Zaitun kembalilah para rasul ke Yerusalem yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya. Setelah tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, Simon orang Zelot, dan Yudas bin Yakobus. Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa bersama dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 47:2-3.6-3.8-9; Reff:6

Ref. Bahagiaku terikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.

Mazmur:
 1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
 2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: Diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
 3. Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajahmu kucari, ya Tuhan, seturut firman-Mu “Carilah wajah-Ku!”

Bacaan Kedua – 1 Petrus 4:13-16
Yesus telah memberitahu murid-murid-Nya, bahwa mereka akan mengalami penderitaan pula sebagaimana Dia sendiri. Tetapi hendaknya menggembirakan bagi mereka, dapat ikut serta dalam penderitaan Kristus dan memberi kesaksian atas nama-Nya. Sebab dengan demikian ikut bekerjasama dalam pembangunan Gereja, tubuh Kristus (Kol 1:24). Tetapi hal ini hanya dapat dihayati dan dimengerti berkat cahaya Roh Kudus.

Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus.”

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus:
Saudara-saudara terkasih, bersukacitalah sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus. Dengan demikian kamu pun boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Kristus menyatakan kemuliaan-Nya. Berbahagialah kamu, jika dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah, ada padamu. Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri, penjahat atau pengacau. Tetapi, jika kamu harus menderita sebagai orang Kristen, janganlah malu karena hal itu. Malah kamu harus memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 14:18

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu, sabda Tuhan. Aku akan datang lagi, dan hatimu akan bersukacita.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Yohanes 17:1-11a
Yesus memulai penderitaan-Nya dengan berdoa. Ia meneliti apa yang telah dikerjakan-Nya. Nasib dan perutusan murid-murid-Nya diserahkan kepada Bapa-Nya. Hanya Putera, yang dapat mengajarkan Allah yang benar dan secara demikian memberikan hidup kekal. Kini giliran merekalah di bawah dorongan Roh Kudus mewartakan kabar gembira di dunia. Dan apa pun yang akan terjadi, Bapa akan selalu beserta mereka dan menjaga mereka.

Bapa, permuliakanlah Anak-Mu.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Dalam perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa, “Bapa, telah tiba saatnya: permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberi kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk Kulakukan. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku, dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka, dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak lagi ada di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Umat

Kristus bersabda, “Aku ini yang pertama dan terakhir.” Marilah kita panjatkan doa-doa kepada Bapa melalui pengantaraan Kristus, awal dan akhir kehidupan kita.

Bagi para pemimpin Gereja
Ya Bapa, semoga para pemimpin Gereja selalu terbuka pada berbagai sarana dan gaya baru komunikasi agar warta sabda-Mu semakin bergema di seluruh dunia.
Marilah kita mohon…
Tuntunlah kami pada jalan-Mu, ya Tuhan.

Bagi para pemimpin masyarakat
Ya Bapa, semoga para pemimpin masyarakat sanggup menjadi teladan bagi warganya, mampu bersikap dan bertindak melawan berbagai kebohongan, hujatan dan fitnah yang merajalela di media sosial.
Marilah kita mohon…
Tuntunlah kami pada jalan-Mu, ya Tuhan.

Bagi orang muda zaman ini
Ya Bapa, semoga orang-orang muda di seluruh dunia mampu menggunakan media sosial sebagai peluang untuk membangun komunikasi yang interaktif, semakin berani menjadi agen ‘kabar baik’ bagi sesama.
Marilah kita mohon…
Tuntunlah kami pada jalan-Mu, ya Tuhan.

Bagi para pegiat media komunikasi sosial
Ya Bapa, semoga saudara-saudari kami yang berkarya di bidang komunikasi sosial selalu setia mencari dan menemukan cara-cara baru yang lebih meyakinkan, mengedepankan keadilan dan kejujuran di dalam pemberitaan, dan dapat menjadi teladan kebenaran bagi orang lain.
Marilah kita mohon…
Tuntunlah kami pada jalan-Mu, ya Tuhan.
Bagi kita semua yang berkumpul di sekitar altar ini,
Ya Bapa, jadikanlah hati kami seperti para murid yang kembali ke Yerusalem dengan sukacita, setia berkumpul bersama, membangun persekutuan sejati melalui tutur kata yang baik dan benar serta berani bertanggungjawab dalam menggunakan media komunikasi.
Marilah kita mohon…
Umat : Tuntunlah kami pada jalan-Mu, ya Tuhan.

Ya Allah Bapa Kami, Dengan Roh-Mu Engkau hadir dalam Gereja. Perkenankanlah kami berkembang dalam persatuan dengan Roh Yesus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Doa Persembahan

Terimalah, ya Allah, doa-doa umat beriman bersama persembahan kurban ini. Semoga berkat misteri suci yang kami rayakan ini kami Engkau perkenankan memasuki kemuliaan surgawi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin

Antifon Komuni Yoh. 17:22

Aku mohon, ya Bapa, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu, Alleluya.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Allah, penyelamat kami, kabulkanlah doa-doa kami.
Semoga berkat perayaan misteri yang amat suci ini kami sungguh percaya bahwa kemuliaan yang diperoleh Kristus, Sang Kepala, akan dinikmati juga oleh tubuh-Nya, yakni seluruh Gereja. Kuatkanlah iman kami untuk bersatu mewartakan harapan dan kepercayaan di tengah dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa..
Amin.

Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Setiap orang merasa, bahwa pada suatu saat perlu membuat refleksi atas hidupnya. Ada gunanya, kalau kita di mana kita berada. Kita lalu melihat apakah kita konsekwen dengan keadaan kita yang lampau dan apakah kita terbuka terhadap masa depan. Sayangnya tidak selalu kita mempunyai kesempatan dan sarana-sarana yang diperlukan untuk penjajagan demikian.

Orang yang merenung dan berdoa, akan menyadari siapakah dia itu sebenarnya. Berkat rahmat ia menjadi putera Allah. Keyakinan ini belum cukup, Ia harus terus menerus mencari apa yang dalam kenyataan telah dicapai dalam hidupnya, kesimpulan-kesimpulan mana yang harus ditarik dari situ dan apa yang masih harus dikerjakannya. Berkat Roh, yang telah dicurahkan kepadanya, Gerejalah tempat panggilan itu dapat berkembang secara meluas dan mendalam.

PESAN PAUS FRANSISKUS untuk Hari Komunikasi Sedunia 28 Mei 2017

Tinggalkan Balasan