MINGGU PRAPASKAH II-a, 8 Maret 2020

Menghayati Ekaristi dalam Hidup

Akibat perubahan-perubahan cepat dalam masyarakat dewasa ini orang-orang selalu dalam perjalanan. Namun di dalam lubuk hatinya setiap orang menginginkan suatu kepastian, sesuatu yang tetap. Dalam perjalanannya manusia akhirnya menyadari bahwa sesuatu yang tetap itu bukanlah ditentukan oleh dunia yang bersifat sementara seperti materi dsb. Sesuatu yang tetap itu adalah keselamatan. Namun, dapatkah keselamatan itu dicapai tanpah susah payah?
Demikianlah kita senantiasa mendambakan keselamatan. Tetapi bahwa hal itu hanya dapat dicapai melalui penderitaan, sering mengecewakan kita. Satulah jawabannya: Yesus telah menanggung sengsara dan maut demi keselamatan kita. Pada suatu saat kita akan memandang Dia dalam kemuliaan-Nya. Di dunia ini adalah masa iman. Kini kita harus mendengarkan Dia. Perubahan rupa menunjukkan sepintas kilas akhir perjalanan. Jalan itu menuju tanah perjanjian ke mana kita di bawa masuk oleh Yesus yang telah mulia.

Antifon Pembukaan –bdk. Mazmur 27:8-9

Kepada-Mu, ya Tuhan, hatiku berkata, “Kucari wajah-Mu.” Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah memalingkan muka daripadaku.

Pengantar

Untuk menuju kemuliaan, Yesus harus menanggung penderitaan dahulu. Yesus telah memberikan contoh bagaimana kesengsaraan dan maut ditanggung-Nya demi keselamatan kita. Seandainya orang mampu menanggung kesulitan, atau bahkan kesengsaraan dengan setia, semoga juga dapat mengalami kemuliaan sebagaimana Yesus yang mulia. Orang dianugerahi wajah kemuliaan-nya. Adalah penggilan kita juga pada Masa Prapaskah ini ikut serta dalam penderitaan Kristus; dengan begitu kita juga dimampukan untuk membawa kegagalan dan penderitaan sebagai bagian dari olah kesetiaan iman kita.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Abraham telah diminta meninggalkan tanah air dan harta miliknya sebagai permulaan usaha penyelamatan oleh-Mu.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau telah menunjukkan jalan penderitaan sebagai jalan yang benar menuju kemuliaan sejatai.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkau telah menunjukkan salib sebagai cahaya kedamaian dan kebahagiaan.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa Yang Mahamulia,
Engkau telah memaklumkan kepada kami bahwa Yesus Kristus adalah Putra-Mu terkasih. Ajarilah kami untuk selalu mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya dan berilah kami pengertian akan misteri sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya demi keselamatan kami. Sebab, Dialah Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin

Bacaan Pertama – Kejadian 12:1-4a
Abraham mendengarkan Firman Tuhan. Ia membiarkan dirinya dituntun oleh Firman Allah menuju Tanah Terjanji. Allah mengantar Abraham dan keturunannya melalui berbagai seluk-beluk kehidupan, kegembiraan, dan penderitaan, menuju tanah kemuliaan. Melalui ketaatan Abraham, berkat Tuhan melimpah bagi semua kaum yang ada di bumi. Inilah teladan ketaatan kepada Allah bagi setiap orang di segala zaman.

“Panggilan Abraham, bapa Umat Allah”

Pembacaan dari Kitab Kejadian:
Di negeri Haran Tuhan bersabda kepada Abram, “Tinggalkanlah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini, dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Dan segala kaum di muka bumi akan menerima berkat karena engkau.” Maka berangkatlah Abram sesuai dengan sabda Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 33:4-5.18-19.20.22; Ul:lht.22

Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.

Mazmur:
 1. Firman itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
 2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
 3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita, kasih setia-Mu ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bacaan Kedua – 2Tim 1:8b-10
Tuntutan untuk tetap tabah dalam pelayanan pewartaan Kabar Gembira ditegaskan Paulus kepada Timotius, ikutlah menderita bagi Injil Kristus. Paulus mendorong Timotius agar mampu menghadapi pewarta-pewarta palsu. Penderitaan yang dialami dalam pemberitaan Injil harus ditanggung dalam kekuatan Allah sendiri. Allah tidak akan gagal dalam karya keselamatan-Nya. Kasih karunia Allah itu kini dinyatakan dalam Yesus Kristus. Kekuatan inilah yang harus dikedepankan dalam menghadapi berbagai tantangan iman.

“Allah memanggil kita dan mendatangkan hidup”

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius:
Saudaraku terkasih, berkat kekuatan Allah, ikutlah menderita bagi Injil Yesus! Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri. Semua ini telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman, dan semua itu sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus. Dengan Injil-Nya Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL — Mrk 9:6

S: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
S: Dari awan terdengarlah suara Bapa, “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.”
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.

Bacaan Injil – Matius 17:1-9
Penampakan ini memberikan terang bagi mereka yang mengalami kesusahan hidup, dan memberikan pemahaman yang betul akan “jalan yang benar menuju kemuliaan” bagi mereka yang merasa hidupnya selalu sukses. Penampakan itu menunjukkan Yesus yang mulia, namun juga hamba yang menyerahkan nyawa demi keselamatan manusia. Melalu i sengsara dan wafat-Nya, Ia masuk ke dalam kemuliaan untuk menyelamatkan manusia. Allah bersabda,”Dengarkanlah Dia”. Setiap orang yang berziarah di dunia ini dipanggil untuk mendengarkan dan membiarkan diri dituntun oleh Firman-Nya menuju keselamatan. Firman-Nya adalah terang menuju keselamatan.

“Wajah-Nya bercahaya seperti matahari”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Sementara Petrus berkata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!” Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh mereka sambil berkata, “Berdirilah, jangan takut!” Dan ketika mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka, “Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Homili

Doa Umat

Dari dalam awan itu, terdengarlah suatu yang berkata,”Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!” marilah kita berdoa kepada Bapa yang telah memberikan Putra-Nya yang terkasih demi keselamatan kita.

Bagi Gereja Allah
Ya Bapa, limpahkanlah berkat kepada umat-Mu agar semakin mampu mendengarkan Sabda Putra-Mu, Tuhan kami, Yesus Kristus.
Semoga karena Kristus, kami pun dapat membantu membahagiakan serta mendamaikan segala bangsa di dunia.

Bagi masyarakat kita.
Ya Bapa, terangilah masyarakat kami dengan sinar kemuliaan-Mu yang terpancar dari cinta kasih Kristus.
Karena cinta kasih Kristus itu pulalh msayakat kami dapat mengusakan segala sesuatu demi kemuliaan nama-Mu dan keselamatan kami.

Bagi mereka yang menderita karena Injil.
Ya Bapa, dampingilah umat-Mu yang menderita karena gigih dalam mewartakan Injil.
Tuntunlah mereka agar tetap mantap dan setia dalam iman, pengharapan, dan kasih akan pembebasan yang sejati di dalam Kristus, Sang Kebenaran Sejati.

Bagi kita orang-orang berdosa
Ya Bapa, bimbinglah kami agar selalu dapat menempuh jalan-Mu yang benar.
Bukalah hati kami untuk selalu mampu mendengarkan Sabda Kebenaran-Mu yang menyelamatkan kami.

Allah Bapa kami, dengarkanlah doa-doa kami dan berikanlah selalu kekuatan belas kasih-Mu kepada mereka yang mengandalkan kebaikan hati-Mu, dalam nama Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Doa Persembahan

Ya Allah,
terimalah persembahan yang kami hunjukkan sebagai ungkapan iman akan Yesus Kristus, Putra-Mu yang terkasih. Semoga berkat persembahan ini, hati kami Kaubuat semakin peka akan Sabda Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Antifon Komuni – Matius 17:5

Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia.

Doa Sesudah Komuni

 Marilah berdoa:
Ya Allah Yang Mahabaik,
kami bersyukur karena telah Kauperkenankan untuk menyambut Putra-Mu. Berilah kami kekuatan untuk menjalani pertobatan kami sehingga pada saatnya nanti kami Kauperkenankan untuk mengalami kemuliaan Putra-Mu yang abadi. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Renungan Minggu Prapaskah II, 8 Maret 2020

Meneladang Bapa Abraham

Tinggalkan Balasan