Ekaristi Sabtu 22 Agustus 2020: Santa Perawan Maria Ratu

Santa Maria Regina atau Santa Perawan Maria Ratu dirayakan peringatannya setiapa tanggal 22 Agustus oleh Gereja Karolik Roma. Maria disebut Ratu oleh karena Kristus adalah Raja. Konsili Vatikan II meneruskan tradisi sejak abad IV, menegaskan kembali ajaran tentang keratuan Maria: “Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya” (Lumen Gentium59). Gelar Ratu diberikan untuk menunjukkan secara resmi keadaan SP Maria yang bertahta di sisi Puteranya, Raja Kemuliaan. Gelar sebagai Ratu beserta kekuasaannya telah diperkenalkan di lingkungan rahib Benediktin sejak awal abad XII. Nyanyian yang amat terkenal Salve Regina sudah diketahui dalam abad XI. Madah itu merupakan ungkapan khas para rahib dalam menyatakan permohonan kepada SP Maria.

Mengapa Sang Bunda digelari Ratu? Sejenak kita lihat dalam Kitab Suci:

Keratuan Maria bisa dimengerti sebagai ambil bagian secara unggul dalam imamat rajawi umat Perjanjian Baru (bdk. 1Ptr 2:9-10). Semua orang dipanggil untuk memerintah bersama Kristus (bdk 2Tim 2:12; Why 22:5). SP Maria merupakan yang pertama dari semua orang yang terpanggil untuk memerintah bersama Kristus untuk selama-lamanya.
Keratuan Maria juga merupakan konsekuensi keikutsertaan Bunda Maria dalam misteri Paska Puteranya yang dinyatakan dalam perendahan diri, penderitaan dan kemuliaan (bdk Flp 2:6-11). Oleh karena Maria telah turut serta dalam merendahkan diri sebagai hamba dan mengalami sengsara bersama Kristus, maka layaklah Bunda Maria mengalami kemuliaan bersama Kristus.
Keratuan SP Maria adalah tujuan akhir dari perjalanan sebagai murid. Pada akhir hidupnya di dunia SP Maria dipindahkan ke dalam Kerajaan Puteranya (bdk. Kol 1:13) dan menerima kepenuhan “mahkota kehidupan” (bdk Why 2:10; 1Kor 9:25). Tujuan akhir ini mempunyai makna bagi Gereja dan seluruh ciptaan, sebab SP Maria yang kini telah bersatu sepenuhnya dengan Kristus merupakan gambar arah perjalanan sejarah Gereja dan seluruh ciptaan menuju “langit dan bumi yang baru” (Why 21:1), suatu kediaman bersama Allah di mana “tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita” (Why 21:4).
Paus Pius XII menyebut Maria sebagai Ratu karena ia adalah Bunda Kristus dan juga karena seturut kehendak Allah ia memainkan peranan yang unik dalam karya Penebusan Tuhan. “…sebagaimana Puteranya, Maria mengalahkan maut dan diangkat dengan badan dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi, di mana sebagai ratu ia duduk dalam kemegahan di sisi Puteranya, Raja abadi” (Pius XII, Munificentissimus Deus; Acta Apostolicae Sedis42 (1950). Gelar Maria sebagai Ratu dinyatakan dalam dokumen Gereja, khususnya dalam ensiklik Pius XII’s Ad caeli reginam (Acta Apostolicae Sedis 46 (1954). Pius XII menegaskan keratuan Maria dengan memasukkan dalam kalender liturgi tanggal 31 Mei sebagai pesta Maria Ratu.

Ketika kalender liturgi diperbaharui pada tahun 1969, pesta SP Ratu diubah menjadi tanggal 22 Agustus, yaitu dalam oktaf atau hari ke delapan sesudah Hari Raya Pengangkatan SP Maria ke Surga. Pesta liturgis yang baru ini bisa dipandang sebagai kelanjutan dari ketentuan tentang pengangkatan Maria ke surga, dan sebagai penegasan tentang pengantaraan Maria. Pius XII mempersembahkan dunia kepada Hati Maria Tak Bernoda, Bunda dan Ratu, pada tanggal 31 Oktober 1942, sebagai pengakuan publik akan keratuan Maria sebagaimana kerajaan Kristus. Rumusannya berbunyi: “Sebagaimana Gereja dan seluruh umat manusia dipersembahkan kepada Hati Kudus Yesus… maka dengan cara yang sama kami pun mempersembahkan diri untuk selama-lamanya kepadamu dan kepada Hatimu yang Tak Bernoda, Bunda kami dan Ratu dunia, agar cinta dan perlindunganmu mempercepat kemenangan kerajaan Allah” (Acta Apostolicae Sedis 34 (1942).

——————————

Antifon Pembukaan

Permaisuri berdiri di sisi Baginda,
pakaiannya beraneka warta dan selubungnya berkilau laksana emas.

Kata Pengantar

Rasanya tidak selaras dengan Kitab Suci, memberikan gelar ratu kepada seorang gadis sederhana dari Nazaret. Ia sendiri ingin menjadi hamba Tuhan. Keratuannya memang bukan dari dunia ini, bukan karena keindahan dan kemewahan lahiriah. Ia Ratu iman, iman yang sederhana dan mendalam. Ratu kesetiaan yang rendah hati dan konsekueN. Dialah sungguh-sungguh ‘first lady’.

Doa Pembukaan

Marilah berdoa:
Allah Bapa, Raja mahamulia,
Engkau sudah menentukan Bunda Putera-Mu menjadi Bunda dan Ratu kami. Sudilah menyokong kami berkat doanya, agar kami memperoleh kemuliaan anak-anak-Mu dalam kerajaan surga.
Demi Yesus Kristus, …

Bacaan I – Yehezkiel 43:1-7a
Dalam nubuat terdahulu disebutkan bahwa kemuliaan Allah akan meninggalkan kenisah, apabila umat berkhianat. Dalam pembuangan dinubuatkan, bahwa kemuliaan Allah itu akan kembali, tetapi kini akan tinggal dalam hati manusia sendiri. Merekalah yang mewujudkan batu bata hidup di dalam bangunan tempat kediaman Roh Kudus.

“Kemuliaan Tuhan masuk kembali ke dalam bait suci.”

Pembacaan dari Nubuat Yehezkiel:
Sekali peristiwa aku dibawa malaikat Tuhan ke pintu gerbang bait suci yang menghadap ke timur. Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari timur, dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu, dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya. Apa yang nampak olehku itu mirip dengan apa yang dahulu kulihat, ketika Tuhan datang untuk memusnahkan kota Yerusalem, dan mirip juga dengan apa yang kulihat di tepi sungai Kebar. Maka aku bersujud menyembah.

Sewaktu kemuliaan Tuhan masuk ke dalam bait suci melalui pintu gerbang timur, aku diangkat oleh Roh dan dibawa ke pelataran dalam. Sungguh, bait suci itu penuh kemuliaan Tuhan.

Lalu, sedang orang yang mengukur bait suci berdiri di sampingku, aku mendengar Tuhan bersabda kepadaku dari dalam bait suci. Beginilah firma-Nya kepadaku, “Hai Anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku. Di sinilah Aku akan tinggal di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 85:9-14

Ref: Kemuliaan Tuhan tinggal di bumi kita.

Mazmur:

 Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah!
Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai?
Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa,
dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.

 Kasih dan kesetiaan akan bertemu,
keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan.
Kesetiaan akan tumbuh dari bumi,
dan keadilan akan merunduk dari langit.

 Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan,
dan negeri kita akan memberikan hasil.
Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya,
dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

BAIT PENGANTAR INJIL Mat 23:9a.10b

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Bapamu hanya satu, ialah yang ada di surga.
Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Matius 23:1-12
Kesalahan kaum Farisi digugat oleh Yesus dan kewajiban para pemimpin dalam masyarakat baru ditunjukkan. Para penganut-Nya harus menjadi abdi yang rendah hati bagi saudara-saudaranya dan harus memiliki sifat-sifat yang mirip dengan sifat Allah dan Putra-Nya.

“Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kalian turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya.

Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang. Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.

Tetapi kalian, janganlah kalian suka disebut ‘Rabi;’ karena hanya satu Rabimu dan kalian semua adalah saudara. Dan janganlah kalian menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kalian disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus.

Siapa pun yang terbesar di antaramu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persembahan

Allah Bapa yang maharahim,
kami mempersembahkan roti dan anggur ini untuk merayakan peringatan Santa Perawan Maria. Semoga Putera-Mu yang menjelma menguatkan kami, karena Ia sudah menyerahkan diri pada salib sebagai kurban yang tak bernoda.
Dialah Tuhan,…

Antifon Komuni

Berbahagialah engkau yang telah percaya,
bahwa sungguh akan terlaksana apa yang sudah disampaikan Tuhan kepadamu.

Doa Penutup

Marilah berdoa:
Allah Bapa yang mahamurah,
pada peringatan Santa Perawan Maria, kami sudah menyambut santapan surgawi. Kami mohon dengan rendah hati semoga kami layak turut serta dalam perjamuan abadi.
Demi Kristus, …

Tinggalkan Balasan