Selasa Pekan Biasa XXVII, 10 Oktober 2017

Antifon Pembukaan – Mazmur 130:1-2

 Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan.
Tuhan, dengarkanlah suaraku.
Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.

Pengantar

Marta mau menangani sendiri. Ia sibuk dengan macam-macam pekerjaan dan menghadapi kesulitan-kesulitan. Bila kita mempersilakan Sabda Tuhan berkarya, semuanya akan berhasil. Yunus akhirnya melakukan itu setelah diancam beberapa kali. Maria melakukannya tanpa prasangka. Waktu yang kita manfaatkan bagi Sabda Tuhan, bukanlah waktu terbuang.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa kami yang maharahim,
Engkau menawari kami hidup dan keselamatan
dan memanggil kami kembali bila tersesat.
Bangunlah kembali hati dan semangat kami,
bukalah mata kami terhadap kebutuhan zaman sekarang,
singkirkanlah kejahatan dan penuhilah kami
dengan kekuatan Roh-Mu yang membawa kebebasan.
Demi Yesus Kristus Putra-Mu ….

Bacaan Pertama – Yunus 3:1-10
Yunus tidak dapat menghindari Tuhan lagi. Ajaran dan anjurannya di Ninive diterima baik. Orang percaya kepada Tuhan dan bertobat. Maka hukuman tidak jadi dijatuhkan.

“Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat,
dan Tuhan menaruh belas kasih.”

Pembacaan dari Nubuat Yunus:
Untuk kedua kalinya Tuhan bersabda kepada Yunus, “Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kusabdakan kepadamu.” Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan sabda Tuhan.

Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru “Empat puluh hari lagi maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.”

Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa; baik dewasa maupun anak-anak mengenakan kain kabung. Setelah kabar itu sampai kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya; diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa. Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Antarbacaan – Mazmur 130:1-4ab.7-8

Ref: Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan,
siapakah yang dapat tahan?

Mazmur
 Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan!
Tuhan, dengarkanlah suaraku!
Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian
kepada suara permohonanku.

 Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan,
siapakah yang dapat tahan?
Tetapi pada-Mu ada pengampunan,
supaya Engkau ditakuti orang.

 Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel!
Sebab pada Tuhan ada kasih setia,
dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.
Dialah yang akan membebaskan Israel
dari segala kesalahannya.

BAIT PENGANTAR INJIL Luk 11:28

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan
dan melaksanakannya. U : Alleluya.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Lukas 10:38-42
Marta gelisah memikirkan perkara-perkara yang tidak baku. Tetapi Maria menjadi teladan orang yang memperhatikan sabda Tuhan. Yesus memperingatkan Marta, bahwa tidak semuanya sama nilainya, yang utama adalah Kerajaan Allah.

“Marta menerima Yesus di rumahnya.
Maria telah memilih bagian yang paling baik.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Dalam perjalanan ke Yerusalem Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan sabda-Nya.

Tetapi Marta sangat sibuk melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan. tidakkah Tuhan peduli, bahwa saudariku membiarkan daku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Yesus menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persembahan

Allah Bapa maha pengasih,
jadikanlah kiranya anggur roti ini pertanda,
bahwa Engkau menerima kami menurut apa adanya,
dan menghendaki kebebasan kami dari segala penindasan.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

Antifon Komuni – Lukas 10:42

 ‘Marta, Marta, engkau gelisah dan cemas akan banyak hal.
Padahal hanya satu yang penting.
Maria telah memilih bagian yang terbaik,
yang takkan diambil daripadanya.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Allah Bapa yang mahabaik,
kami telah Kaupuaskan dengan tubuh dan darah Yesus
dan Kauperkenankan mendengarkan sabda-Nya.
Semoga kami dapat berbuat baik
sesuai dengan semangat-Nya berkorban.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

RENUNGAN

 

Memilih yang Terbaik

Di sebuah desa ada seorang umat yang berkerja sebagai petani  yang menanam aneka jenis  sayur-sayuran dan buah-buahan. Umat itu sangat senang melihat tanamannya yang tumbuh subur dan banyak buahnya. Petani itu mengatakan bahwa semua itu tidak terjadi secara sendirinya jika semua itu tidak di rawat. Seperti menyiram, memupuk, menyemai dan membersihkan dari rumput liar yang dapat merusak tanaman itu. jerih payah sendiri membawa kebaghagiaan dan kenikmatan tersendiri. Jangan pernah mengharapkan tanaman itu tumbuh dengan baik atau memberikan hasil yang baik dan banyak kalau kita tidak merawat dengan serius. Tidak ada segalanya terjadi secara otomatis,

Demikian juga dengan panggilan seorang katolik. kita tidak akan memiliki iman yang subur kalau kita tidak memupuk dan memelihara dengan baik. Banyak dari kita hanya menyibukan diri dengan hal-hal lahiriah saja. Kita hanya memenuhi kepentingan badan dan tubuh kita dengan memajakan diri denganbelanja, sophing, berdandan dan hal-hal yang dapat menarik perhatian orang lain. Karena kegiatan itu kita lupa membersihkanhati dan pikiran, padahal keduanya butuh keseimbangan. Dalam hal ini kita boleh mencontoh pengalaman Santo Fransiskus Asisi yang mencoba menyimbangkan antara cinta Tuhan dan cinta akan alam sekitar yang Tuhan berikan. Cinta akan alam dungkapkan kepada setiap mahluk ciptaan Tuhan. Santo Fransiskus Asisi tidak hanya menghidupi didnya sendiri dengan hidup doa dan tapa saja, tetapi juga memberikan perhatian penuh dengan seuruh ciptaan Tuhan yang ada disekelilingnya.

Pengalaman Fransiskus Asisi  berbanding terbalik dengan sikap marta yang meminta Yesus untuk menegur maria padahal mereka masing-masing sudah punya bagian sendiri-ssendiri. Kita juga terkadang mengikuti sikap marta yang sibuk mengurusi orang lain tetapi urusan dengan diri sendiri belum tentu baik.

Tuhan bantulah kami untuk mampu bersikap seperti Maria yang tidak menyibukkan diri dengan segala yang ada didunia ini.tetapi memilih yang terbaik untuk didi dan oang lain. (Fr. Roy -praunio Padang)

Tinggalkan Balasan