Ekaristi Selasa, 11 AGUSTUS 2020:Santa Klara (perawan, 1193-1253)
Klara dilahirkan sekitar tahun 1193 di Assisi, Italia. Ia hidup pada jaman St. Fransiskus dari Assisi. Klara menjadi pendiri suatu ordo religius para biarawati yang disebut “Ordo Santa Klara (Klaris), OSCl” Ketika Klara berusia delapan belas tahun, ia mendengarkan khotbah St. Fransiskus. Hatinya berkobar dengan suatu hasrat yang kuat untuk meneladaninya. Ia juga ingin hidup miskin serta rendah hati demi Yesus. Jadi suatu malam, ia melarikan diri dari rumahnya. Di sebuah kapel kecil di luar kota Assisi, Klara mempersembahkan dirinya kepada Tuhan. St. Fransiskus menggunting rambutnya dan memberinya sehelai jubah coklat kasar untuk dikenakannya. Untuk sementara waktu, Klara tinggal bersama para biarawati Benediktin hingga biarawati lainnya bergabung dengannya. Orangtua Klara mengupayakan segala usaha untuk membawanya pulang ke rumah, tetapi Klara tidak mau kembali. Tak lama kemudian Agnes, adiknya yang berusia lima belas tahun, bergabung dengannya. Para gadis yang lain pun ingin pula menjadi pengantin Kristus. Jadi, sebentar saja sudah terbentuklah suatu komunitas religius kecil.
St. Klara dan para biarawatinya tidak mengenakan sepatu. Mereka tidak pernah makan daging. Mereka tinggal di sebuah rumah sederhana dan tidak berbicara hampir sepanjang waktu. Namun demikian, para biarawati itu amat bahagia karena mereka merasa Yesus dekat dengan mereka. Suatu ketika sepasukan tentara yang beringas datang untuk menyerang Assisi. Mereka telah merencanakan untuk menyerang biara terlebih dahulu. Meskipun sedang sakit parah, St. Klara minta untuk dibopong ke altar. Ia menempatkan Sakramen Mahakudus di tempat di mana para prajurit dapat melihat-Nya. Kemudian Klara berlutut serta memohon kepada Tuhan untuk menyelamatkan para biarawati. “Ya Tuhan, sudilah melindungi para biarawati yang saat ini tidak dapat aku lindungi,” doanya. Suatu suara dari hatinya terdengar berbicara: “Aku akan selalu menempatkan mereka dalam perlindungan-Ku.” Bersamaan dengan itu, suatu kegentaran hebat meliputi para prajurit dan mereka segera lari pontang-panting.
St. Klara menjadi priorin (=pemimpin) di biaranya selama empat puluh tahun. Dua puluh sembilan tahun dari masa itu dilewatkannya dengan menderita sakit. Meskipun demikian, St. Klara mengatakan bahwa ia penuh sukacita sebab ia melayani Tuhan. Sebagian orang khawatir para biarawati tersebut menderita sebab mereka teramat miskin. “Kata mereka kita ini terlalu miskin, tetapi dapatkah suatu hati yang memiliki Allah yang Mahakuasa sungguh-sungguh miskin?” St. Klara wafat pada tanggal 11 Agustus 1253. Hanya dua tahun kemudian ia dinyatakan kudus oleh Paus Alexander IV.
“Pergilah dalam damai; engkau telah mengikuti jalan yang benar; pergilah dengan penuh keyakinan, sebab Pencipta-mu telah menguduskanmu, telah memeliharamu terus-menerus, dan telah mengasihimu dengan segala kelembutan bagaikan seorang ibu terhadap anaknya. Oh Tuhan, terberkatilah Engkau karena telah menciptakan aku.” ~ St. Klara
Antifon Pembukaan
Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus
dengan pelita yang bernyala.
Kata Pengantar
Kata-kata terakhir seseorang yang mau meninggal selalu dicatat, diingat-ingat sebagai wasiat. Biasanya memang mengungkapkan isi hatinya yang paling dalam. “Tuhan, betapa bahagia aku Kauciptakan!” demikianlah ucapan Klara, yang berasal dari Assisi, pada akhir hidupnya sebagai biarawati. Rasa syukur atas hidup yang segar ini sekaligus mengungkapkan jalan hidupnya. Pada umur 18 tahun ia tertarik pada cara hidup Fransiskus dan lari dari rumah. Dialah Fransiskanes pertama dan pemimpin biara pertama Santa Klara di Assisi.
Doa Pembukaan
Marilah berdoa:
Allah Bapa yang penuh belas kaslih,
dalam diri Santa Klara Engkau telah menumbuhkan cinta akan kemiskinan.
Semoga berkat doanya kami mengikuti Kristus dengan semangat kemiskinan, supaya layak memandang Engkau dalam kerajaan surga.
Demi Yesus Kristus, …
Bacaan I – Yehezkiel 2:8 – 3:4
Terpanggil menjadi nabi ada juga syaratnya. Kisah bagaimana Yehezkiel dipanggil ini salah satu contohnya. Yehezkiel diutus menyampaikan sabda Allah kepada manusia, tetapi sesudah sabda itu menjadi miliknya benar-benar, sesudah meresap sungguh di dalam hatinya. Pada saat itulah ia boleh mewartakan.
“Diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan,
dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku.”
Pembacaan dari Nubuat Yehezkiel:
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai Anak manusia, dengarkanlah sabda-Ku kepadamu. Janganlah membantah seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu.” Aku melihat, ada tangan yang terulur kepadaku, dan sungguh, dipegang-Nya sebuah gulungan kitab. Ia membentangkannya di hadapanku. Gulungan kitab itu ditulisi timbal balik dan di sana tertulis nyanyian-nyanyian ratapan, keluh kesah, dan rintihan.
Sabda-Nya kepadaku “Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel.” Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan. Lalu sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini dan isilah perutmu dengannya.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku.
Tuhan bersabda lagi, “Hai anak manusia, mari, pergilah! Temuilah kaum Israel, dan sampaikanlah sabda-Ku kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Tanggapan – Mazmur 119:14.24.72.103.111.131
Ref. Betapa manis janji Tuhan bagi langit-langitku.
Mazmur:
Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu,
melebihi segala harta.
Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku,
dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku,
lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
Betapa manis janji-Mu bagi langit-langitku,
melebihi madu di mulutku.
Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku
untuk selama-lamanya,
sebab semuanya itu kegirangan hatiku.
Mulutku kungangakan dan mengap-mengap,
sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
BAIT PENGANTAR INJIL Mat 1:29ab
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Terimalah beban-Ku dan belajarlah daripada-Ku,
sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Matius 18:1-5.10.12-14
Sederhana dan belas kasih adalah ciri kerajaan Allah. Jika tidak dapat menghadapi anak kecil, takkan dapat menangkap misteri Kerajaan itu. Hati yang sederhana selalu bersedia menerima orang lain, betapapun besar kesalahannya.
“Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak ini.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepadaYesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.
Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.”
Lalu Yesus bersabda lagi, Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Persembahan
Allah Bapa yang mahamurah,
dalam diri Santa Klara Kaulebur manusia lama dan Kauciptakan manusia baru menurut citra-Mu.
Semoga kami pun Kauperbaharui sehingga Engkau berkenan menerima kurban perdamaian yang kami rayakan ini.
Demi Kristus,…
Antifon Komuni —Lih. Matius 19:27-29.
Kalian telah meninggalkan segalanya dan mengikuti Aku. Kalian akan menerima ganjaran seratus kali lipat dan mewarisi hidup abadi.
Doa Penutup
Marilah berdoa:
Allah Bapa yang mahakuasa dan mahamulia,
semoga berkat kekuatan sakramen ini kami belajar dari teladan Santa Klara.
Kiranya kami mengutamakan Dikau di atas segala-galanya dan di dunia ini sudah hidup sebagai manusia baru.
Demi Kristus, …