Ekaristi Kamis, 17 Januari 2019 (St. Antonius Abbas)
St. Antonius dilahirkan pada tahun 251 di sebuah dusun kecil di Mesir. Ketika usianya duapuluh tahun, kedua orangtuanya meninggal dunia. Mereka mewariskan kepadanya harta warisan yang besar dan menghendaki agar ia bertanggung jawab atas hidup adik perempuannya. Antonius merasakan belas kasihan Tuhan yang berlimpah atasnya dan datang kepada Tuhan dalam doa. Semakin lama semakin peka ia akan penyelenggaraan Tuhan dalam hidupnya. Sekitar enam bulan kemudian, ia mendengar kutipan Sabda Yesus dari Kitab Suci: “Pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga.” (Mrk 10:21). Antonius menerima sabda tersebut sebagai sapaan pribadi Tuhan dan jawab-Nya atas doanya mohon bimbingan Tuhan. Ia menjual sebagian besar harta miliknya, menyisakan sedikit saja cukup untuk menunjang hidup adiknya dan dirinya sendiri. Kemudian ia membagi-bagikan uangnya kepada mereka yang membutuhkannya.
Saudari Antonius bergabung dengan kelompok perempuan yang hidup dalam doa dan kontemplasi. Antonius memutuskan untuk hidup sebagai seorang pertapa. Ia mohon pada seorang pertapa senior untuk memberinya pelajaran hidup rohani. Antonius juga mengunjungi para pertapa lainnya agar ia dapat belajar kebajikan-kebajikan paling utama dalam diri setiap pertapa. Kemudian ia mulai hidupnya sendiri dalam doa dan tobat sendirian hanya dengan Tuhan saja.
Ketika Antonius berusia lima puluh lima tahun, ia mendirikan sebuah biara guna menolong sesama. Banyak orang mendengar tentangnya dan mohon saran serta nasehatnya. Antonius akan memberi mereka nasehat-nasehat praktis, seperti “Setan takut pada kita ketika kita berdoa dan bermatiraga. Setan juga takut ketika kita rendah hati dan lemah lembut. Terutama, setan takut pada kita ketika kita sangat mencintai Yesus. Setan lari terbirit-birit ketika kita membuat Tanda Salib.”
St. Antonius mengunjungi St. Paulus Pertapa. Ia merasa diperkaya dengan teladan hidup St. Paulus yang kudus. Antonius wafat setelah melewatkan hidup yang panjang dalam doa. Usianya mencapai seratus lima tahun. St. Atanasius menulis riwayat hidup St. Antonius dari Mesir yang sangat terkenal.
Hidup St. Antonius merupakan hidup dengan pengabdian total kepada Tuhan. Bersediakah aku mengabdikan hidupku kepada Tuhan hingga rela mempersembahkan hidupku sepenuhnya seperti yang telah dilakukan Yesus?
Antifon Pembukaan – Masmur 91:13-14
Orang jujur bertumbuh bagaikan palma, berkembang bagaikan pohon jati.
Mereka ditanam dekat bait Tuhan, bertunas di pelataran rumah Allah.
Pengantar
Hidup menyepi tanpa alasan yang kuat, siapa yang tahan? Antonius mengikuti sabda Yesus, “Bila kamu ingin sempurna, dermakanlah segala milikmu dan kembalilah, ikutilah Aku!” sebagai rahib, ia tinggal di padang gurun. berkali-kali ia tergoda untuk kembali ke dunia rama. begitu beratlah pengasingan diri itu. tetapi ia bergumul melawan godaan dan menang. cara hidupnya berkembang. banyak pengikutnya tingga di sekitarnya. Maka ia dianggap bapa para rahib.
Doa Pembukaan
Marilah bedoa:
Allah Bapa, sumber cinta kasih,
Santo Antonius abas telah Kaupanggil untuk mengabdi kepada-Mu di padang gurun
dengan cara hidup yang mengagumkan.
Semoga berkat teladannya kami sanggup mengingkari diri
dan menaruh cinta kasih kepada-Mu di atas segalanya.
Demi Kristus, ….
Bacaan Pertama – Ibrani 3:7-14
Seluruh bangsa dapat saja membangkang. Tetapi biasanya karena pengkhianatan beberapa orang. Maka saling membantu dan saling menghibur amat penting. Persahabatan yang erat dan benar penting sekali dalam hidup sehari-hari. Dengan demikian kita dapat saling menjaga pengabdian kepada Tuhan yang utuh dan suci
“Hendaklah kalian saling menasihati setiap hari, selama masih dapat dikatakan ‘hari ini’.”
Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani:
Saudara-saudara, dikatakan Roh Kudus, “Pada hari ini jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman, pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”’ supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hati karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang pada keyakinan iman kita yang semula sampai kepada akhirnya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Tanggapan – Mazmur 95:6-7.8-9.10-11; R:8
Ref. Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, “Janganlah kalian bertegar hati.”
Mazmur:
Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
Empat puluh tahun lamanya Aku muak terhadap angkatan itu; maka Aku berkata, “Mereka ini bangsa yang sesat hati! Mereka tidak mengenal jalan-Ku.” Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku, “Mereka takkan masuk ke tempat istirahat-Ku.”
BAIT PENGANTAR INJIL Mat 9:35b
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Markus 1:40-45
Baik dengan pengajaran maupun dengan tanda-tanda ajaib, Yesus menarik perhatian orang agar percaya kepada-Nya. Adapun tanda-tanda ajaib itu membuktikan bahwa Tuhan berkarya di dunia. Tetapi orang yang disembuhkan dilarang menceritakan kejadian itu. Maksudnya terutama agar Yesus sendirilah yang diterima oleh umat.
“Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, kata-Nya, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Persembahan
Bapa yang mahabaik,
terimalah kiranya persembahan
yang kami siapkan di altar-Mu pada hari peringatan Santo Antonius.
Kami mohon, lepaskanlah kami dari segala rintangan duniawi
sehingga Engkaulah satu-satunya milik kami.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
Antifon Komuni – Matius 19:21
”Kalau engkau ingin menjadi sempurna, pergilah, juallah segala milikmu,
bagikanlah kepada kaum fakir miskin, lalu mari ikutilah Aku,” Sabda Tuhan.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa:
Allah Bapa, pembela kami,
roti pemberi hidup telah kami sambut, piala keselamatan telah kami terima.
Luputkanlah kami dari tipu daya musuh,
sebagaimana Santo Antonius berkat pertolongan-Mu
mengalahkan kekuasaan kegelapan dengan gemilang.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.