Ekaristi Senin, 3 Desember 2018: Pesta Santo Fransiskus Xaverius (imam dan pelindung misi, 1506 – 1552)
Misionaris besar ini dilahirkan di Kastil Xaverius, Spanyol pada tahun 1506. Ia belajar di Universitas Paris ketika umurnya delapanbelas tahun. Di sanalah ia bertemu dengan St. Ignatius Loyola, yang pada waktu itu akan membentuk Serikat Yesus. St. Ignatius berusaha mengajak Fransiskus untuk bergabung. Pada mulanya, pemuda yang suka bersenang-senang ini tidak pernah memikirkannya. Kemudian, St. Ignatius mengulangi kata-kata Yesus dalam Kitab Suci kepadanya: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” Akhirnya, Fransiskus memahami dengan jelas bahwa panggilan hidupnya adalah bersama dengan para Yesuit.
Ketika Fransiskus berusia tigapuluh empat tahun, St. Ignatius mengutusnya sebagai misionaris ke Hindia Belanda. Raja Portugal hendak memberinya hadiah-hadiah dan juga seorang pelayan untuk menyertainya. Tetapi, Fransiskus dengan halus menolak pemberian raja dengan mengatakan: “Cara terbaik bagi seseorang untuk mendapatkan martabat sejati adalah dengan mencuci baju serta memasak makanannya sendiri.” Sepanjang karyanya yang gemilang di Goa, India, Indonesia, Jepang serta pulau-pulau lain di timur, St. Fransiskus mempertobatkan banyak orang. Sesungguhnya, ia membaptis begitu banyak orang hingga ia menjadi terlalu lemah bahkan untuk mengangkat tangannya sendiri. Ia mengumpulkan anak-anak kecil di sekitarnya serta mengajarkan iman Katolik kepada mereka. Kemudian ia menjadikan mereka misionaris-misionaris kecil. Ia mengajak mereka untuk menyebarluaskan iman yang telah mereka peroleh. Tidak ada yang tidak dilakukan St. Fransiskus untuk membantu sesama. Suatu ketika, ia berhadapan dengan segerombolan perompak yang garang, ia sendirian dan tanpa senjata kecuali salibnya. Gerombolan perompak itu mundur kembali dan tidak jadi menyerang penduduk Kristennya. St. Fransiskus juga membawa kembali orang-orang Kristen yang hidup tidak baik untuk bertobat. Satu-satunya “alat”-nya adalah kelemahlembutan, keramahan serta doa-doanya.
Sepanjang perjalanan dan kerja kerasnya yang melelahkan, St. Fransiskus senantiasa dipenuhi oleh sukacita yang datang dari Tuhan. Ia mendambakan untuk dapat pergi ke Cina, ke daerah di mana tak seorang asing pun diijinkan masuk. Akhirnya, persiapan-persiapan dilakukan, tetapi misionaris besar kita jatuh sakit. Ia wafat, hampir-hampir tanpa ditemani siapa pun, pada tahun 1552 di sebuah pulau di pesisir Cina. Usianya baru empatpuluh enam tahun. Fransiskus Xaverius dinyatakan kudus oleh Paus Gregorius XV pada tahun 1622. Ia dikanonisasi bersama para kudus yang hebat lainnya dalam suatu upacara kanonisasi di Roma. Ignatius dari Loyola, Theresia dari Avila, Filipus Neri dan Isidorus si Petani, dikanonisasi pada hari yang sama.
Cinta Fransiskus kepada Yesus demikian besar hingga ia tidak dapat beristirahat karena pemikiran akan begitu banyaknya orang yang belum pernah mendengar Injil. Bagaimana jika aku membagikan imanku kepada setidak-tidaknya satu orang dalam hidupku?
Antifon Pembukaan Mzm 95 : 3 – 4
* Ceriterahkanlah kemuliaan Tuhan di antara para bangsa dan karya-Nya yang agung di antara suku.
Sebab Tuhan maha agung dan sangat terpuji.
Kata Pengantar
Di dalam hidup suatu kebetulan sering besar perannya. Fransiskus pergi ke universitas Paris dengan harapan kelak dapat menjadi mahaguru. Pertemuannya dengan Ignasius menjadi titik balik. Bersama teman-temannya ia menjadi Yesuit. Dan sebagai misionaris pertama ia melawat ke Asia. Dalam waktu singkat ia berhasil gilang-gemilang. Di India, Sailan, Maluku dan Jepang ia meletakkan dasar-dasar Gereja Asia. Ia meninggal di dekat perbatasan Cina ketika tidak mendapat izin masuk.
Kemuliaan
Doa Pembukaan
Marilah berdoa :
Allah Bapa, penyelamat umat manusia,
Pelbagai bangsa Kaujadikan milik-Mu
Berkat pewartaan Santo Fransiskus Xaverius.
Semoga semangat kerasulannya berkobar
Dalam hati semua orang beriman,
Sehingga dimana-mana umat-Mu berkembang subur.
Demi Yesus Kristus,…
Bacaan Pertama – 1 Korintus 9 : 16-19.22-23
Kerasulan Paulus yang tanpa pamrih dapat kita temukan dalam kutipan ini : dari perutusannya sebagai rasul ia menganggap satu-satunya tugas hanyalah mewartakan Injil. Ditanggalkannya hak hidup sebagai pewarta, agar dapat mengabdikan diri secara bebas dan total kepada siapa pun. Ia menjadi lemah bagi yang lemah, agar dapat memperolehnya bagi Kristus. Sikap demikian itu dimiliki oleh Fransiskus dan hendaknya menjiwai kerasulan kita.
“Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil.”
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus:
Saudara-saudara, jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil. Seandainya aku melakukan pemberitaan itu atas kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan atas kehendakku sendiri, pemberitaan itu merupakan tugas yang ditanggungkan Allah kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa imbalan, dan bahwa aku tidak menuntut hakku sebagai pemberita Injil. Sesungguhnya aku bukan hamba siapa pun. Meskipun begitu, aku menjadikan diriku hamba semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya sedapat mungkin aku memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian di dalamnya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Antarbacaan – Mazmur 95 : 1-3.7-8a.10
Ref: Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil.
Masmur:
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.
BAIT PENGANTAR INJIL Mat 28:19-20
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Markus 16 : 15-20
Penutup Injil Markus (9-20) sebenarnya baru kemuliaan ditambahkan oleh seseorang yang tidak dikenal. Tetapi laporan mengenai tradisi primitif tetaplah benar. Sebelum naik ke surga Kristus menyatakan Injil kepada semua orang dan membabtis mereka. Atas perutusan itu kita dapat menjawab dengan mengimani Dia yang telah memberikan kuasa – Nya kepada semua pengikut-Nya. Kenaikan-Nya ke surga menunjukkan kemuliaan surgawi-Nya di sisi Bapa.
“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil!”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan Yesus ke surga lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Doa Umat
Tuhan Yesus bersabda, “ Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibabtis akan diselamatkan. “Mengingat tugas perutusan itu Santo Fransiskus Xaverius telah melawat ke Asia dan memperkenalkan Kristus kepada pelbagai bangsa. Marilah kita mohon semangat kerasulannya kepada Bapa di surga :
P Bagi Gereja di seluruh dunia :
Semoga Gereja dewasa ini semakin menghayati semangat kerasulan sejati dalam kata dan karya.
P Bagi pemerintahan –pemerintah Negara :
Semoga kebebasan beragama dan pertobatan dijamin benar-benar.
P Bagi para penderita cacat atau sakit :
Semoga mereka berani mempersembahkan penderitaannya demi keselamatan sesamanya.
P Bagi diri kita di sini :
Semoga semangat merasul tetap menyala di dalam hati kita, sehingga tak segan-segan member kesaksiaan iman di mana saja.
Allah Bapa, sumber keselamatan umat manusia, dengar-kanlah dan kabulkanlah doa permohonan umat-Mu. Curahkanlah Roh-Mu kepada kami dan Jiwailah Geraja dengan kegairahan dan kegiatan kerasulan. Demi kristus ……
Doa persembahan
Allah Bapa, penyelamat umat manusia,
terimalah kiranya persembahan yang kami hunjukan untuk menghormati Santo Fransiskus Xaverius.
Tanpa kenal lelah ia menjelajahi daera-daerah Asia karena ingin menyelamatkan sesame manusia.
Semoga kami pun member kesaksian mengenai Injil dan bersama-sama bergegas menyongsong Engkau.
Demi Kristus …..
Prefasi para kudus II
Antifon Komuni Mrk 16 : 15 ; Mat 28 : 20
Tuhan bersabda,’’pergilah ke seluruh dunia,
Dan maklumkanlah injil.
Aku besertamu setiap hari !’’
Doa penutup
Marilah berdoa :
Allah Bapa maha pengasih dan maha penyayang,
hati santo fransiskus xaverius kau kobarkan
dengan keinginan untuk menyalamat sesama.
Semoga cinta kasih-Mu itu kau nyalahkan juga
dalam hati kami berkat perjamuan suci ini.
bantulah kami mengikuti panggilan-Mu,
sehingga layak menerima ganjaran
yang kau janjikan kepada para hamba-Mu
Demi kristus, . . .