AIR SUMBER KEHIDUPAN (Renungan Minggu Prapaskah III-a, 19 Maret 2017 Oleh Fr. John Mezer Manullang)
Minggu, 19 Maret 2017. Hari Minggu Prapaskah III
Bce: Kel 17:3-7; Rm 5:1-2,5-8; Yoh 4:5-42
Warna liturgi Ungu
AIR SUMBER KEHIDUPAN
Adalah seorang nenek yang sudah tua (±65 tahun) hidup dan tinggal seorang diri di sebuah dusun terpencil yang jauh dari pemukiman. Hari-harinya ia lakukan dengan seorang diri, mengurus kebun miliknya yang berada di belakang rumahnya. Dari usaha yang ia kerjakanlah ia menghasilkan dan menikmati cukup rezeki untuk ia makan setiap harinya. Singkat cerita, ketika terjadi kelaparan dan kekeringan di desa dimana ia tinggal, ia hanya bisa berpasrah kepada kehendak Tuhan atas hidupnya, ia yakin bahwa “di dalam kesediriannya ia tidak mengalami kesepian Tuhanlah yang selalu menemaniku, ialah air kehidupanku.”
Saudara-saudari terkasih, dalam bacaan-bacaan hari ini berkisah tentang air kehidupan. Ada kontras antara air sumur dan air hidup, ada kontras antara kelahiran jasmani dan kelahiran rohani.
Dalam bacaan Injil hari ini Yesus bertemu dengan seorang wanita samaria. Dalam kisah tersebut melukiskan tentang bagaimana orang beriman menerima wahyu (tanggapan) dari Allah. Mereka heran, tetapi dalam keheranan tersebut hati justru tidak tertutup. Yesus yang digambarkan dalam Injil hari ini berbicara tentang air kehidupan dan doa. Sementara orang samaria yang berjumpa dengan Tuhan justru mendapatkan kesempatan/moment yang tepat, matanya terbuka oleh Roh Kudus dengan mengakui bahwa Yesus adalah Mesias dan penebus dunia.
Sementara dalam bacaan Pertama, umat mempertentangkan kehadiran Sang Ilahi. Kehidupan yang sulit di padang gurun membuat orang sulit untuk percaya (iman) kepada sang Ilahi. Bagaimana mungkin umat yang sedang berjalan di padang gurun itu mengakui adanya yang Ilahi sementara mereka mengalami kehausan dan mendambakan air agar bisa tetap bertahan hidup. Hingga akhirnya Tuhan pun memberikan/membuktikan bahwa Ia adalah sang sumber air hidup lewat doa/permohonan dari Musa.
Jadi, makna bacaan hari ini buat kita umat beriman adalah Yesus hadir dan menyapa hati kita dalam setiap perjalanan hidup kita. Dibutuhkan keterbukaan hati kepada kehendak Tuhan dengan mengakui bahwa Tuhan adalah air kehidupan. (Fr. John Mezer Manullang)
Ekaristi Hari ini: Minggu Prapaskah III-a, 19 Maret 2017…. Klik disini!!