Berdoa Menjadi Semakin Insani (Renungan RABU PEKAN PASKAH VII, 11 Mei 2016 Oleh Fr. Win Hendri)

Berdoa Menjadi Semakin Insani

Rabu, 11 Mei 2016
Hari Biasa Pekan VII Paskah.
Kis. 20: 28-38; Mzm 68: 29- 30, 33 – 35a, 35b-36c;
Yoh. 17:11b-19. BcO Kis. 27:1-20

Seorang murid SD berdoa agar lulus dalam ujian nasional yang telah berlangsung, berbeda dengan seorang mahasiswa semester terkahir meluangkan waktunya untuk berdoa agar sidang mejahijau yang akan diikutinya berlangsung dengan baik. Pada hari minggu seorang pengusaha berdoa khusuk di gereja untuk menenangkan pikiran dan hatinya yang gelisah karena investasi sahamnya mengalami kerugiaan jutaan rupiah, dan pelbagai tujuan yang diharapkan oleh insan beriman dalam berdoa.

Bacaan Injil pada hari ini membawa kita pada permenungan akan belas kasih Allah dalam diri Yesus. Wujud kasih Allah dalam diri pewahyuan-Nya tampak dalam aktivitas doa Yesus yang ditujukan kepada para murid-Nya. Melalui doa, Yesus meluangkan diri untuk mempersembahkan para murid-Nya dihadapan Bapa-Nya supaya berada dalam satu kesatuan, senantiasa berada dalam kebenaran sejati, dikuduskan dan bahkan dipermuliakan sama seperti Yesus mulia ada-Nya dengan tujuan agar sukacita-Nya sempurna. Doa menjadi ungkapan cinta kasih Allah dalam diri Yesus Sang Putra. Totalitas hidup Yesus dalam bentuk sabda dan tindakan-Nya yang dilukiskan dalam Injil lewat pengajaran, memberikan mukjizat, penyembuhan orang sakit, dan pelbagai tindakan lainnya, disempurnakan oleh Doa. Setiap aktivitas-Nya, Yesus senantiasa menyisikan diri-Nya dari keramaian untuk berdoa. Kekuatan doa menjadi komplemen sekaligus puncak kemuliaan diri Yesus yang secara konkrit di kayu salib. Yesus menunjukkan kekuatan relasi cinta-Nya kepada umat manusia melalui doa.

Remah-remah rohani yang tertulis dalam cover sebuah buku karya romo A. Sudiarja, SJ mengungkapkan bahwa kehidupan rohani bagi orang zaman sekarang bukanlah usaha menjadi malaikat yang jauh dari kenyataan hidup konkrit sehari-hari, melainkan tetap setia ikut serta terlibat dan menggumuli persoalan dunia. Berdoa merupakan ungkapan keterlibatan kehidupan rohani kita sebagai insan beriman. Berdoa hendaknya menjadikan kita semakin insani bukan semata-mata karena sebuah harapan melainkan juga sebagai bagian dari hidup kita. Yesus sebagai Allah Putra yang kita sembah dan kita yakini memberi rahmat perlindungan dan berkat senantiasa berdoa kepada kita semua umat manusia. Dengan demikian, Yesus juga secara tidak langsung mengajak kita untuk tetap setia berdoa disepanjang pergumulan hidup kita di dunia. (Fr. Win Hendri)

Liturgi Hari ini: RABU PEKAN PASKAH VII, 11 Mei 2016…. Klik disini!!

Tinggalkan Balasan