Bersaksi dalam Hidup (Renungan SABTU 12 NOVEMBER 2016: SANTO YOSAFAT Oleh: Fr. Lukas Lumban Gaol)
St. Yosafat (PW)
Bacaan I : 3Yoh. 5 – 8
Bacaan Injil : Luk 18: 1 – 8
Bersaksi dalam Hidup
Apakah Anda pernah mendengar kata “Ahok”. Menurut saya dia adalah seorang figur yang patut diteladani sebagai pemimpin masa kini. Mengapa? Ketika dihadapkan dalam suatu permasalahan rakyat dan bahkan menyangkut keberadaan dirinya dia berani berkata benar dan jujur seturut imannya. Orang ini banyak mendapat tantangan dari berbagai kelompok, tetapi dia bersikap santai saja dan hanya mengandalkan kepercayaannya. Pastilah dia tidak memiliki iman yang dangkal bila kita lihat dari segala macam badai yang menerpa kapal hidupnya. Sungguh luar biasa! Bagimana jika kita mengalami pergulatan seperti Ahok?
Bacaan – bacaan hari ini mengarah pada kesejatian diri kita sebagai kristiani. Bacaan pertama mengulas suatu keberanian untuk saling tolong menolong kendatipun tidak saling mengenal. Bacaan Injil menceritakan seorang hakim yang jauh dari Allah dan sesamanya. Keduanya memihak kepada kesaksian hidup. Menarik St. Yosafat yang kita peringati hari ini. Dia benar memberikan kesaksian hidup kristiani yang sejati. Dalam karya kerasulannya, Yosafat dikenal dengan pribadi yang dinamis dan tangkas. Maka tidak jarang orang yang dekat padanya menjadi lebih beriman dan dekat pada Yesus. Kendatipun banyak tantangan dan pergulatan dari dalam diri dan luar diri, dia tetap berpegang teguh pada siapa dan apa yang dia imani.
Merenungkan figur Ahok dan St. Yosafat, bagaimanakah dengan kepribadian kita? Apakah kita tetap berpegang teguh pada apa dan siapa yang kita imani? Ataukah kita berani “menjual” demi sesuatu ? Dalam praktek kahidupan, apakah kita sudah menjadi kristiani sejati? Kristiani sejati tidak hanya unggul dalam karya tetapi unggul juga dalam praktek hidup sehingga dapat dikatakan bersaksi. Bagaimana kita dalam sesama, apa menjadi sorang figur seperti Ahok dan St, Yosafat? Atau malah kehadiran kita menjadi boomerang dan bahkan menjadi batu sandungan?
Semoga kita mampu merenungkan diri pribadi masing – masing sehingga menjadi pewarta dan saksi kristus yang sejati. (Fr. Lukas Lumban Gaol)