Buka vs Tutup (Renungan KAMIS 24 November 2016: Santo Andreas Dung-Lac, dkk Oleh Fr. Benediktus Bagus Hanggoro K.)

Kamis, 24 November 2016 (Peringatan Wajib Sto. Andreas Dũng Lac, dkk, Martir)
Bacaan: Why. 18: 1-2, 21-23; 19: 1-3, 9a, Luk. 21: 20-28
-Buka vs Tutup-

Bacaan-bacaan hari ini mengisahkan tentang keruntuhan Babel (Bac. I) dan Yerusalem (Bac. Injil). Kedua kota ini dalam sejarah dunia adalah pusat-pusat peradaban dunia pada zamannya. Babel mengalami keruntuhan sekitar abad VI SM akibat serangan kerajaan-kerajaan di sekitarnya, sementara Yerusalem mengalami keruntuhan sekitar tahun 70 M akibat serangan pasukan Romawi. Keruntuhan Yerusalem menjadi sebuah peringatan dari Yesus Kristus kepada orang-orang Yahudi untuk tidak menyombongkan diri sebagai bangsa pilihan Allah. Orang-orang Yahudi menjadi sombong karena menganggap diri sebagai bangsa pilihan Allah. Orang Yahudi menjadi sombong karena membanggakan Yerusalem sebagai tempat dimana Bait Suci, simbol kehadiran Allah di tengah bangsa pilihan-Nya, berdiri. Akibat kesombongan ini, orang Yahudi “menutup mata” terhadap kehadiran Allah di luar Bait Suci. Mereka menganggap bahwa Allah hanya hadir di Bait Suci Yerusalem dan tidak di tempat lain, tidak di dalam orang lain. Dengan demikian, orang Yahudi tidak menerima kehadiran Allah dalam Yesus Kristus. Yesus Kristus mengingatkan orang-orang Yahudi bahwa mereka perlu terbuka terhadap kehadiran Allah di luar Bait Suci, sebab sewaktu-waktu Bait Suci dan kota Yerusalem akan diruntuhkan oleh bangsa di luar Yahudi.

Peringatan Yesus ini juga menjadi sebuah peringatan keras bagi kita untuk “membuka mata” terhadap kehadiran Allah. Allah tidak hanya hadir dalam rupa Sakramen Mahakudus yang tersimpan di dalam tabernakel gereja, melainkan Ia juga hadir dalam setiap manusia. Manusia adalah gambaran nyata Allah yang berbelas kasih. Namun pada kenyataannya, manusia menjadi angkuh dan melupakan jati dirinya sebagai insan cinta kasih dengan menindas sesamanya. Gambaran orang Yahudi yang “menutup mata” itu adalah gambaran manusia yang lemah oleh karena dosa dan kecenderungan liar sehingga “menutup mata” terhadap kehadiran Allah yang ingin merangkul dan menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Bacaan-bacaan hari ini memberikan pesan kepada kita untuk membuka diri terhadap kehadiran Allah dalam kenyataan hidup dan perjumpaan dengan sesama manusia. Sebuah sapaan hangat kepada setiap orang yang kita jumpai adalah sebuah tindakan sederhana yang menjadi bentuk keterbukaan kita terhadap kehadiran Allah yang berbelas kasih.

Tuhan, semoga kami mampu membuka hati dan pikiran kami untuk melihat kehadiran-Mu dalam kenyataan hidup dan perjumpaan dengan sesama kami. Amin. (Fr. Benediktus Bagus Hanggoro K.)

Liturgi Hari ini: KAMIS 24 November 2016: Santo Andreas Dung-Lac, dkk…. Klik di sini!!

Tinggalkan Balasan