Cinta Itu Menghidupkan (Renungan RABU DALAM OKTAF PASKAH, 19 April 2017)

Rabu, 19 April 2017

Bce: Kis 3:1-10; Luk 24:13-35

Cinta Itu Menghidupkan

Hidup adalah suatu proses perjalanan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah melihat atau mengalami suatu penantian atau menanti sesuatu. Seringkali sesuatu yang dinanti-nantikan itu membuat pikiran dan hati tidak tenang. Misalnya yang terjadi dialami oleh seorang anak kecil yang sedang menanti ibunya yang pergi berbelanja ke pasar (swalayan). Kerapkali ketika mendengar suara kendaraan (becak) ibunya sang anak selalu melihat-lihat ke arah jalan dan ia merasa senang, apalagi kalau kendaraan yang ditumpangi ibu tersebut adalah benar-benar kendaraan yang ditumpangi ibu tersebut. Dengan senang hati, sang anak bergembira karena ibunya telah pulang membawa sesuatu untuknya. Perasaan bahagia atau senang yang dialami sanga anak terhadap ibunya adalah suatu gerakan cinta yang menghidupkan.

Saudara-saudari terkasih, sama halnya dengan bacaan Injil hari ini, para murid juga mengalami cinta yang menghidupkan. Kehadiran Yesus begitu menghidupkan hati mereka. Hal itu terlihat ketika Yesus memecah-mecahkan roti dan membagikannya kepada mereka, sehingga mata hati mereka pun terbuka bahwa Yesus membawa pengharapan bagi mereka. Dialah cinta yang menyinari hidup mereka.

Dua murid dari Emaus yang mengalami kesedihan kembali ke rumah dengan penuh penyesalan atau dukacita atas kematian Yesus. Namun yang terjadi adalah ketika dalam perjalanan pulang ke rumah, tiba-tiba Yesus datang menghampiri dan berjalan bersama mereka. Awalnya mereka tidak percaya bahwa yang bersama mereka adalah Yesus, mereka tidak mengenali Yesus sampai-sampai dikatakan mata hati mereka “tertutup”. Namun ketika dalam perjalanan para murid Emaus terkesan oleh kata-kata-Nya dalam Kitab Suci kepada mereka. Yesus memberi kesaksian (Martyria) kepada para murid-murid. Mata hati yang awalnya buta, kini terbuka karena adanya cinta yang terpancar dari Yesus yang menerangi hati mereka. Semangat yang berkobar-kobar kembali terjadi dalam hidup mereka karena Yesus “tinggal” dan makan bersama mereka.

Saudara-saudari terkasih, pengalaman yang dialami para murid juga harusnya menjadi pengalaman bagi kita. Bahwa kita perlu membuka mata hati kita terhadap Yesus di dalam hidup kita. Agar hati kita diisi oleh cinta Yesus yang menghidupkan.  (Fr. John Mezer Manullang)

EKARISTI HARI INI: RABU DALAM OKTAF PASKAH, 19 April 2017….. Klik disini!!

Tinggalkan Balasan