Dari Batin ke Lahiriah (Renungan JUMAT BIASA XXXIII,18 November 2016 Oleh Fr. Marudut Xaverius Nainggolan)

Dari Batin ke Lahiriah
Jumat, 18-November-2016
Pemberkatan Gereja-gereja Basilik St. Petrus dan Paulus
Why. 10:8-11; Mzm. 119:14,24,72,103,111,131; Luk. 19:45-48.

Syukur dan permohonan kepada Tuhan terungkap dalam doa. Doa yang disampaikan pertama-tama harus dengan suasana batin yang tenang dan kesiap-sediaan diri untuk mendengar Tuhan yang bersabda. Tuhan yang bersabda senantiasa menuntun dan membimbing lewat Roh Kudus-Nya berkat kuat kuasa-Nya. Manusia dapat merencanakan tetapi hanya Tuhan yang menghendaki. Manusia tak dapat mengenal kehendak Allah. Namun manusia diajak untuk selalu berkata dan berbuat seturut dengan kehendak Allah. Dengan mendengar Tuhan yang bersabda, dalam doa, tuntunan Roh kudus-Nya akan senantiasa hadir menemani rencana dan langkah hidup kita.

Saudara/i yang dikasihi Tuhan, dalam Injil hari ini dikisahkan mengenai pengusiran para pedagang yang berada di Bait Allah. Bait Allah ialah rumah doa. Suasana doa tidak boleh dipandang sama dengan suasana berdagang. Oleh sebab itu Yesus mengusir para pedagang yang menjadikan Bait Allah seperti sarang penyamun. Bait Allah berubah menjadi tempat keramaian, berjualan, tukar-menukar mata uang dan kesibukan lain yang telah mereduksi fungsi dan tujuan Bait Allah.

Saudara/i yang dikasihi Tuhan, Yesus mengingatkan kepada kita para pengikutnya untuk hormat dan tahu menggunakan rumah doa. Gereja untuk berdoa, Ekaristi dan kegiatan rohani lainnya. Gereja menjadi khas sebab hubungan antara manusia dan Tuhan terjalin dengan intensif di sana tanpa mengecualikan tempat-tempat lain. Lebih dari itu suasana batin merupakan syarat mutlak untuk membina hubungan yang intim antara manusia dengan Tuhan. Apabila suasana batin tenang–teduh maka rumah doa pasti akan terasa tenang, tentram dan damai. Keributan atau kebisingan dalam gereja berakar dari suasana hati yang sedang tidak tentram. Maka perlulah bagi kita untuk menenangkan suasana batin terlebih dahulu lalu kemudian menciptakan suasana lahiriah yang tenang–hening  dan damai kepada Tuhan dan bagi sesama. Semoga. Amin. (Fr. Marudut Xaverius Nainggolan)

Liturgi Hari ini: JUMAT BIASA XXXIII, 18 November 2016…. Klik di sini!!

Tinggalkan Balasan