Doa Ungkapan Sukacita Hidup (Renungan KAMIS PEKAN PASKAH VII, 12 Mei 2016 Oleh Fr. Win Hendri)

Doa Ungkapan Sukacita Hidup

Renungan KAMIS PEKAN PASKAH VII, 12 Mei 2016
Kis. 22: 30; 23:6-11;
Mzm 16:1-2a,5,7-8,9-10,11;
Yoh. 17:20-26.
BcO Kis. 27:21-44

Suatu hari saya mendapat pesan dari teman facebook yang hendak menyelesaikan kuliahnya pada jurusan bahasa Inggris, “frater…, doakan supaya saya lulus ya…, besok saya mau ujian tofel!” demikian ungkapnya. Ketika saya bertanya kepada seorang anak sekolah minggu mengapa ia mau berdoa, katanya karena ia ingin dekat dengan Yesus sebab Yesus telah memberi mama dan papa yang baik baginya. Berbeda dengan pengalaman saya pada saat live-in, saya bertanya kepada seorang bapak yang tidak mau berdoa bahkan mengikuti ibadat pada hari minggu pun tidak mau, katanya “malas saja…dan lagian nggak membuahkan hasil…” Banyak alasan yang diungkapkan ketika kita bertanya mengapa mereka mau berdoa.

Aktivitas berdoa bukanlah monopoli kaum berjubah kendati berdoa menjadi kewajiban baginya. Siapa saja dapat berdoa. Doa mengisyaratkan relasi keintiman kita dengan Tuhan. Bacaan Injil pada hari ini memiliki kaitannya dengan bacaan pada hari sebelumnya, Yesus memiliki motivasi tersendiri berkaitan dengan doa. Yesus yang berdoa untuk para murid-Nya juga merupakan doa yang ditujukan kepada kita manusia yang bergumul dengan situasi kehidupan kita saat ini. Yesus mengajarkan kepada kita untuk berdoa bagi orang-orang yang tidak mengenal Dia bahkan yang memusuhi Dia. Doa Yesus kepada Bapa menyatakan kerinduan-Nya akan kehidupan manusia yang dipenuhi oleh kasih. Seluruh tindakan dan sikap Yesus dipenuhi sukacita berlimpah berkat doa-Nya kepada Bapa.

Kita mungkin sering membayangkan situasi kehidupan rohani yang hening, khusuk, nyaman, dan suci di mana kita berhadapan secara personal dengan Tuhan. Namun, kenyataannya kita malah berhadapan dengan pelbagai masalah yang menggerogoti kehidupan rohani kita sehingga doa menjadi rutinitas sampingan yang bahkan sering kita abaikan. Memang setiap epok sejarah hidup manusia memiliki tendensi permasalahan hidup tersendiri yang tidak sama dengan situasi hidup yang dihadapi oleh para Rasul dan murid-murid Yesus pada zamannya. Namun, sebagai seorang pengikut Kristus saat ini, berdoa hendaknya menjadi ungkapan sukacita kita. Hal ini telah dinyatakan Yesus kepada para murid-Nya. Yesus mengajak kita melalui doa-Nya untuk berelasi dengan Dia, meluangkan waktu dari seluruh rutinitas hidup harian kita untuk sejenak berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa, supaya kita pun senantiasa bersukacita dalam Doa dan berdoa dalam sukacita. (Fr. Win Hendri)

Liturgi Hari ini: KAMIS PEKAN PASKAH VII, 12 Mei 2016…. Klik disini!!

Tinggalkan Balasan