Ekaristi MINGGU BIASA VI/B, 11 Februari 2018 (HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE-26 2018)

Menghayati hidup dalam Ekaristi
Perkembangan dunia tak dapat tidak digerogoti oleh ketuaan dan kemerosotan. Hal itu tampak jelas dalam penyelidikan mengenai kosmos dan dunia. Tua, sakit, dan mati adalah nasib setiap makhluk. Pengertian-pengertian itu langsung kita hubungkan dengan pengertian mengenai kejahatan. Benar, ilmu pengetahu-an makin lama makin menguasai bentuk-bentuk kemerosotan itu. Tetapi tetaplah menjadi soal apakah kita dapat mencabut ke-jahatan itu sampai ke akar-akarnya, terutama kejahatan moral, di mana manusia sendiri yang bertanggung jawab.

Menghayati Ekaristi dalam hidup
Bagi umat Perjanjian Lama ada semacam hubungan antara pe-nyakit fisik dan penyakit moral. Dengan menelanjangi akar-akar tradisi itu, Kristus mau menjelaskan seberapa jauh manusia mewujudkan kesatuan jiwa dan raga. Dengan menangani inti kemerosotan waktu itu, Ia mau menunjukkan untuk apa Ia datang. Ia mau membersihkan seluruh manusia dan memberikan kesempatan hidup baru dengan segala kemungkinannya. Dengan demikian la mau mengajarkan kepada kita, bahwa tidaklah cukup dan tidaklah berguna berjuang semata-mata melawan penyakit fisik; perjuangan untuk keselamatan manusia yang sebenarnya harus lebih luas.


Antifon Pembukaan –(Mzm 31:3-4)

Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku.

Pengantar

Kegagalan, kecelakaan, penyakit atau penderitaan meng-ganggu hidup sampai sering tak tertahan. Tetapi sebenarnya tiada sesuatu pun yang dapat merintangi kita untuk semakin memanusiakan diri; bahkan penyakit yang‘ paling mengeri-kan pun seperti misalnya penyakit kusta, tak boleh membuat kita putus asas. Selama hidupNya Yesus membuat mukjizat. Sembuhnya seorang penderita kusta menunjuk kepada kebe-naran yang lebih dalam: bahwa ada harapan bagi setiap orang, juga bagi mereka yang dikucilkan oleh semua orang. Kristus datang untuk membawa harapan itu: pada Tuhan bagi setiap orang ada kesempatan, sekalipun mungkin menurut perhitungan manusia sudah tiada harapan.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah datang untuk membebaskan kami dari segala dosa dan kejahatan.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah harapan bagi semua orang yang menderita.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah Sabda Allah yang membersihkan hati manusia dari segala penyakit.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa kami, kami bersyukur karena melalui Putra-Mu Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan menderita. Semoga teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dam berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.

Bacaan I Imamat 13,1-2.44-46
Bab 13 dan 14 kitab Imamat menampakkan betapa takut orang terhadap penyakit kusta. Orang rnenganggap penyakit itu sebagai hukuman dosa. Hamba penderita pun dilukiskan sebagai seorang sakit kusta. Sebab Ia menanggung dosa kita dan berbuat silih. Penyakit itu menyebabkan orang dikucilkan dari masyarakat, sehingga hanya Tuhan dan Al Masih yang dapat menyembuhkan. Demikianlah anggapan orang.

“Orang yang sakit kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan.”

Pembacaan dari Kitab Imamat:
Tuhan Allah berfirman kepada Musa dan Harun, “Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada Imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, yang adalah imam. Karena orang itu sakit kusta, maka ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian cabik-cabik, dan rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – (Mzm 32:1-2.5.11; Ul: 7)

Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau mengampuni kesalahanku.
3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar; bersorak-gembiralah, hai orang-orang jujur!

Bacaan II 1 Korintus 10,31-11,1
Dengan beberapa ungkapan singkat Paulus di sini menutup pem-bicaraan panjang lebar tentang hubungan kebebasan dengan cin-ta kasih dalam tingkah laku orang. Cita-cita orang ialah menjadi orang bebas dan menghayati kebebasan itu, sebab Kristus telah datang untuk membebaskan kita dari setiap perbudakan. Di-jelaskannya dalam segala tingkah laku kita hanya kemuliaan Tuhanlah hendaknya yang diutamakan. Tetapi terhadap mereka yang lemah, yang belum dapat bertindak secara bebas dan di dalam kebebasannya mungkin malahan jatuh lebih dalam, hen-daknya kita tetap penuh cinta kasih. Orang yang mau mengikuti Paulus, harus memajukan kebebasan tanpa meninggalkan cinta kasih.

“Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.”

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara, jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita dan Allah telah melawat umat-Nya.
U: Alleluya.

Bacaan Injil Markus 1,40-45
Imam-imam Perjanjian Lama hanya dapat – menyatakan adanya penyakit kusta atau mungkin kesembuhannya. Mereka tahu betul, bahwa hanya Tuhan atau Al Masih yang berkuasa menyembuh-kannya. Ketika Yesus menyembuhkan si sakit kusta, Ia mau me-nunjukkan bahwa Ia datang untuk melawan dosa. Cinta kasihNya menyebabkan Dia melanggar hukum: Ia menyentuh si sakit untuk menyembuhkannya. Tetapi untuk menunjukkan bahwa Ia bebas dalam hal ini, maka Ia menyuruh si sakit yang sudah sembuh itu pergi menghadap imam-imam, agar mereka mengakui kekuasaan Al Masih padaNya.

“Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Umat

Oleh Kristus kita mengenal Allah Bapa yang berbelas kasih kepada umat-Nya yang menderita. Maka, marilah kita me-manjatkan doa kepada-Nya.

 Bagi Bapa Suci, para Uskup dan para Imam.
Semoga Allah Bapa memberkati Bapa Suci, para Uskup dan. para Imam, agar selalu memberi teladan keprihatinan ter-hadap yang terpencil, yang sakit, dan dikucilkan dari masyarakat.
Marilah kita mohon
Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan.

Bagi para pejabat pemerintahan. Semoga Allah Bapa membimbing para pejabat pemerintahan sehingga mereka dapat melaksanakan tugas pelayanannya dengan penuh tanggung jawab demi keamanan dan kesejah-teraan masyarakat.
Marilah kita mohon
Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan.

Bagi para penderita sakit.
Semoga Allah Bapa menghibur dan menemani para penderita sakit sehingga mereka tidak merasa disendirikan serta dibuang, namun tetap berjuang memberi cinta Tuhan di dalam penderitaan sakitnya.
Marilah kita mohon
Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan.

Bagi kita sendiri.
Semoga Allah Bapa menggerakkan hati kita agar jangan hanya memuji dan memuliakan nama Tuhan di dalam Gereja tetapi juga meluhurkan Tuhan melalui pengabdian tulus demi keselamatan sesama. Marilah kita mohon
Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan.

Allah Bapa, dengarkanlah doa-doa kami. Teguhkanlah kami agar kami semakin percaya akan kekuatan cinta kakal yang mengalir dari-Mu sendiri. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.

Doa Persembahan

Ya Allah, semoga berkat persembahan roti dan anggur ini, Engkau berkenan membersihkan dan menyembuhkan kami dari segala dosa. Baruilah hidup kami berkat karya penebusan Putra-Mu, Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U Amin

Antifon Komuni – Mat 5:4.6

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Allah Yang Maha Penyayang, kami bersyukur atas uluran tangan Putra-Mu yang menyembuhkan dan membersihkan kami dari segala noda dosa. Semoga kami pun semakin rajin menyucikan diri kami demi terciptanya keharmonisan hubungan kami dengan Dikau dan sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin

Tinggalkan Balasan