Ekaristi Minggu Biasa VIII/C, 3 Maret 2019
Antifon Pembukaan – Mzm 18:19-20
Tuhan menjadi sandaranku. Ia membawa aku keluar ke tempat lapang.
Ia menyelamatkan aku karena Ia berkenan kepadaku.
Pengantar
Dewasa ini, media massa semakin banyak membanjiri kita dengan iklan dan propaganda yang menyebabkan berkurangnya perhatian nyata kita kepada sesama. Ketajaman daya tangkap dan keterampilan kita menghadapi situasi hidup semakin berkurang. Hati kita sering mengucapkan bahasa yang lain daripada yang keluar dari mutul kita. Padahal sebagai murid Kristus, kita harus mengutamakan hati yang bersemangat cinta kasih daripada sekadar formalisme dan kemunafikan. Melalui Ekaristi ini, kita diminta tetap kuat dalam pengharapan, agar kekhwatiran tidak sampai menghancurkan hidup.
Seruan Tobat
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah utusan Bapa, yang mengajar kami untuk melihat hal-hal yang positif dalam diri saudara kami.
Tuhan, kasihanilah kami.
Engkaulah Sabda Allah, yang tidak hanya mengajarkan, namun juga membuatnya.
Kristus, kasihanilah kami.
Engkaulah utusan Allah, yang benar-benar mengajarkan kerendahan hati seorang murid.
Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pembukaan
Marilah bedoa:
Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menaruh Sabda cinta kasih-Mu. Kami mohon, buatlah sabda-mu itu berkembang subur dalam diri kami agar kami semakin menyerupai Putra-Mu dalam cinta kasih yang tulus kepada sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan Pertama – Sir 27:4-7
Orang bisa mengungkapkan diri dalam bentuk bahasa. Bagi orang yang baik, bahasa itu bagaikan sumber hidup (Ams. 18:4). Di sini, kita tidak akan jauh dari ungkapan Injil, “Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya”(Luk 6:45)
“Jangan memuji seseorang sebelum ia berbicara”
Pembacaan Bacaan dari Kitab Putra Sirakh:
Kalau ayakan digoyang-goyangkan, maka sampahlah yang tinggal. Demikian pula keburukan manusia tinggal dalam bicaranya. Perapian menguji periuk belanga penjunan, tetapi ujian terhadap manusia terletak dalam bicaranya. Nilai ladang ditampakkan oleh buah pohon yang tumbuh di situ, demikian pula bicara orang menyatakaan isi hatinya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu ya Tuhan, selama-lamanya.
Mazmur:
1. Sungguh baik menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, yang maha tinggi, memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaanMu di waktu malam.
2. Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita.
3. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar, bahwa Ia gunung batuku, dan tidak ada kecurangan padaNya.
Bacaan Kedua – 1Kor. 15:54-58
Orang bisa mengungkapkan diri dalam bentuk bahasa. Paulus mengulang tema kebangkitan dengan bahasa pujian. Kristus yang jaya atas maut, adalah sumber hidup baru. Hal ini akan berbuah pada kebangkitan kita. Cinta kasih – sebagai kesempurnaan hukum – mendorong kita sampai tujuan akhir yaitu kebahagiaan.
“Ia telah memberi kita kemenangan berkat Yesus Kristus”
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara, sesudah hal-hal yang dapat binasa mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah Firman Tuhan: “Maut telah ditelan dalam kemenangan! Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? Sengat maut adalah dosa, dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberi kita kemenangan berkat Yesus Kristus, Tuhan kita.” Karena itu, Saudara-saudaraku yang terkasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL – Flp 2:15-16
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Kamu bercahaya seperti bintang-bintang bila kamu berpegang pada Firman kehidupan.
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Lukas 6:39-45
Untuk melaksanakan bentuk kerasulan cinta kasih dengan berhasil, ketajaman daya tangkap dan keterampilan adalah syarat-syaratnya. Kita hanya dapat memberikan apa yang ada dalam hatinya. Murid Kristus harus mengutamakan hatinya daripada formalisme dan kemunafikan (ay 42). Sejauh ia menerima Sabda Allah tanpa syarat, sejauh itu pula ia harus membuka kekayaan hatinya, agar orang lain dapat menyediakan tanah, tempat benih ilahi dapat tumbuh dengan suburnya.
“Yang diucapkan mulut meluap dari hati”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
.Sekali peristiwa Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Dapatkah seorang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang telah tamat pelajarannya akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, ‘Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu’, padahal balok yang dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu. Tidak ada pohon baik yang menghasilkan buah yang tidak baik. Dan juga tidak ada pohon tidak baik yang menghasilkan buah baik. Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara, dan dari duri-duri orang tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hati yang baik. Tetapi orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hati-nya yang jahat. Sebab yang diucapkan mulut meluap dari hati.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Umat
Saudara~saudara, Yesus mengajarkan kepada kita kerahiman Allah yang selalu mengampuni, yang selalu ingin menyelamatkan orang, bukannya menghukum. Maka marilah kita mohon kepada Allah Bapa di surga.
Bagi Bapa Suci dan Para Uskup: Semoga Allah selalu menunjukkan kepada para gembala Gereja, jalan mana yang harus ditempuh dalam keadaan masa kini yang sulit, yaitu jalan pengampunan dan kasih, jalan keadilan dan kebenaran.
Marilah kita mohon:
Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
Bagi para pemimpin masyarakat: Semoga Allah menunjukkan jalan mana yang harus ditempuh oleh para pemimpin masyarakat untuk secara jujur mencari apa yang baik dan benar; semoga mereka tidak disesatkan oleh keinginan dan nafsu untuk berbuat curang. Marilah kita mohon:
Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
Bagi para korban bencana alam dan kecelakaan lalu lintas. Semoga Allah menunjukkan jalan yang harus ditempuh oleh mereka yang mengalami penderitaan karena bencana alam dan kecelakaan lalu lintas. Semoga mereka mampu memaknai penderitaannya dan merasakan uluran kasih-Nya melalui pihak-pihak yang membantu mereka.
Marilah kita mohon:
Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
Bagi kita semua yang hadir di sekitar altar ini: Semoga Allah menunjukkan jalan yang harus kita tempuh, semoga kita mulai melihat kejahatan di hati kita sendiri dan memperbaikinya terlebih dahulu, serta tidak mudah mengadili orang lain yang belum tentu salah, karena kita sendiri mudah tergoda untuk melakukan kesalahan yang sama.
Marilah kita mohon:
Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
Allah Bapa Yang Mahabaik, bukalah mata semua orang buta yang telah menyimpang dari jalan benar. Tuntunlah kami dengan kasih dan kekuatan-Mu sebab Engkau mengasihi kami semua. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin.
Doa Persembahan
Ya Allah, semoga persembahan yang kami unjukkan ini menyatukan kami dalam cinta kasih yang subur bersama dengan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami.
Amin
Antifon Komuni – Matius 28:20
Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman, Sabda Tuhan.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa:
Ya Tuhan Yang Maha Pengasih, kami telah dipuaskan dengan anugerah yang menyelamatkan. Semoga berkat sakramen ini, yang menyatukan kami dengan Dikau dalam kehidupan di dunia ini, Engkau berkenan mengikutsertakan kami dalam persekutuan hidup abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa..
Amin