Ekaristi MINGGU BIASA XIX-A, 9 Agustus 2020
Menghayati Hidup dalam Ekaristi/Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Sejarah suatu bangsa terjalin dengan situasi-situasi sulit dan tragis. Maka suatu bangsa dapat kehilangan kepercayaan akan hari depannya, sampai-sampai pula putus asa. Dan dapatlah terjadi yang mengerikan. Tetapi bila cobaan itu dapat diatasi, maka dapatlah bangsa itu bangkit kembali. Dengan sisa kekuatan yang maih ada dan kemungkinan yang masih tersedia, permulaan baru dapat dimulai.
“wahai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” demikianlah teguran Yesus kepada Petrus. Bukankah teguran itu juga ditujukan kepada kita? Barangsiapa memandang Kristus yang telah bangkit dan mendengarkan sabda-Nya, tentu berani dan mampu menghadapi segalanya. Siapa mulai ragu-ragu, kehilangan tempat berpijak. Ia tenggelam, bila tidak merasakan tangan penyelamatnyat. Demikian pula Gereja dalam genggaman ketidakpercayaan. Ia hanya dapat bertahan bila beriman kepada Tuhan.
Antifon Pembukaan –(Mzm. 74:20.19.22.23)
Ingatlah akan perjanjian-Mu, ya Tuhan, dan janganlah Engkau lupakan umat-Mu yang tertindas. Bangkitlah ya Tuhan, belalah perkara-Mu, janganlah Engkau lupakan seruan orang yang mencari Engkau.
Pengantar
Tuhan selalu memihak kaum lemah dan papa miskin. Ia bukanlah penguasa yang ditakuti setiap orang atau seorang tiran yang kejam. Ia lain sama sekali. Ia mengulurkan tangan-Nya dan menyelamatkan kita. Hal itu telah dibuktikan-Nya dalam diri Yesus, Putera-Nya. Hari ini Yesus mengulurkan tangan-Nya kepada Petrus dan menyelamatkan dia. Kita pun berada di tengah samudera raya. Sering ada angin sakal dan gelombang-gelombang besar memermainkan perahu kita. Di dalam Gereja sering kita tidak setia, sering kita tidak mampu membawa kedamaian di dunia, serin gkurang percaya dan kurang semangat berkurban. Hari ini Yesus meminta kita mengambil resiko meninggalkan perahu dan seperti Petrus mengandalkan Dia. Sebab hanya iman akan Dia yang dapat memberikan daya kekuatan untuk mengalahkan segala ketakutan dan keragu-raguan, dan untuk mendengarkan suara-Nya: “Jangan takut, Akulah ini”.
Seruan Tobat
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Putera Allah yang mahakuasa, yang menguasai alam semesta.
Tuhan, kasihanilah kami.
Engkau menghendaki pengikut-Mu mempercayakan diri seutuhnya kepada-Mu.
Kristus, kasihanilah kami.
Engkau mau selalu dekat dengan pangikut-pengikut-Mu dan siap sedia mengulurkan tangan untuk menolong.
Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pembukaan
Marilah bedoa:
Allah Yang Mahakuasa dan kekal, berkat pengajaran Roh Kudus kami boleh menyebut Engkau: Bapa. Kobarkanlah dalam diri kami semangat sebagai anak-anak-Mu agar kami layak menerima warisan yang telah Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Yesus, Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan Pertama – 1Raja-raja 19:9a.11-13a
Di Gunung Karmel umat dianjurkan memilih antara Yahwe dan dewa-dewa palsu. Meskipun Yahwe telah menunjukkan kekuasaan-Nya secara menyaknkan, namun Elia sadar bahwa iman umat Israel mati. Maka perlulah ia kembali ke sumber yang asli, di gunung di mana Tuhan menampakkan diri kepada Musa. Dan Elia sendiri mengalami kehadiran Tuhan. Sejak itu ia siap siaga untuk melayani Yahwe. Ia percaya akan janji-janji-Nya(14-18).
“Berdirilah di atas gunung itu di hadapan Tuhan”
Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja:
Sekali peristiwa, ketika Elia sampai di Gunung Horeb, masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka berfirmanlah Tuhan kepadanya, “Hai Elia, keluarlah dan berdirilah di atas gunung itu di hadapan Tuhan!” Lalu Tuhan lewat. Angin besar dan kuat membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu mendahului Tuhan. Namun, Tuhan tidak berada dalam angin itu. Sesudah angin itu datanglah gempa. Namun, dalam gempa Tuhan pun tidak ada. Sesudah gempa menyusullah api. Namun, Tuhan juga tidak berada dalam api itu. Api itu disusul bunyi angin sepoi-sepoi basa. Mendengar itu, segeralah Elia menyelubungi wajahnya dengan jubah, lalu keluar dan berdiri di depan pintu gua itu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Tanggapan – Mazmur 85:9ab-10.11-12.13-14; Ul: 9a
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Mazmur:
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang bertakwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilah akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
Bacaan Kedua – Roma 9:1-5
Paulus menggunakan ungkapan kata-kata yang mungkin dapat membungungkan kita, bila kita tangkap secara harafiah. Ia sedia terkutuk, asa dapat menyelamtkan bangsanya. Tetapi ia tetap percaya akan masa depan bangsa-nya, yang sudah memperoleh sekian banyak “tanda jasa”. Apalagi Kristus dilahirkan sebagai orang Israel.
“Aku rela terkutuk demi saudara-saudaraku.”
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:
Saudara-saudara, demi Kristus aku mengatakan kebenaran, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan aku rela terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku menurut daging. Sebab mereka itu adalah orang Israel. Mereka telah diangkat menjadi anak Allah, telah menerima kemuliaan dan perjanjian-perjanjian, hukum Taurat, ibadat dan janji-janji. Mereka itu keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias sebagai manusia, yang mengatasi segala sesuatu. Dialah Allah yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Matius 14:22-33
Sebagaimana dalam perbanyakan roti (14:13-21) Yesus turun tangan ketika murid-murid-Nya ketakutan menghadapi badai. Tetapi Mateus lebih menekankan situasi para murid daripa kekuasaan gaib atas alam raya (Mk 6:45). Para murid diombang-ambingkan oleh kebimbangan dan kepercayaan. Dan sebagaimana di tempat lain dalam Injil Matius ini, Petruslah yang memegang peranan utama. Ia mau diselamatkan, asal pasti bahwa Yesuslah yang datang kepadanya di atas air itu. “ sekalian orang di dalam perahu”(33) mengingatkan kita akan gambaran Gereja-Gereja yang terombang-ambing oleh gelombang pasang surut dunia, berpaling kepada Penyelamatnya. Gereja menyembah-Nya sebagai Putera Allah.
“Tuhan, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air!”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sesudah mengenyangkan orang banyak dengan roti, Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu para murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai, dan diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka dengan berjalan di atas air. Melihat Dia berjalan di atas air, para murid terkejud dan berseru, “Itu hantu!” Dan mereka berteriak-teriak ketakutan. Tetapi, Yesus segera menyapa mereka, kata-Nya “Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!” Lalu Petrus berseru, “Tuhan, jika benar Tuhan sendiri, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air.” Kata Yesus, “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi, ketika dirasakannya tiupan angin kencang, Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam lalu berteriak, “Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang Petrus, dan berkata, “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Keduanya lalu naik ke perahu dan angin pun redalah. Dan mereka yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, “Sungguh, Engkau Anak Allah!”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Umat
Tuhan Yesus Kristus bersabda agar kita tidak takut karena Ia beserta kita. Marilah kita panjatkan doa-doa kita kepada Bapa agar selalu di dalam kasih-Nya, yang memampukan kita untuk selalu berani dalam mewartakan Kabar Gembira-Nya bagi segalam makhluk.
Bagi Bapa Suci dan para Uskup.
Semoga Allah Bapa Yang Mahakasih menerangi dan membimbing Bapa Suci dan Para Uskup, agar mereka tidak mengenal ketakutan atau kebimbangan dalam mewartakan kabar sukaita keselamatan Kristus.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Bagi semua orang yang takut menghadapi masa depan.
Semoga Allah Bapa Yang Mahakasih meneguhkan hati umat dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknik sehingga mereka mampu melihatnya sebgai karya penyelenggaraan-Mu demi masa depan yang indah bagi manusia.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Bagi mereka yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan.
Semoga para ilmuwan selalu dibimbing oleh Roh Kebijaksanaan agar dapat melanjutkan karya mereka demi kesejahteraan semakin banyak orang.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Bagi kita sendiri.
Semoga kami semakin mantap dan bergembira setiap kali mendengar suara Tuhan, “Jangan takut, Akulah ini!”.
Marilah kita mohon, …
Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Alah Bapa Yang Mahabaik, kami berkumpul di sini demi Putra-Mu. Demi nama-Nya pula kami berdoa kepada-Mu. Demi Kristus Pengantara kami.
Amin.
Doa Persembahan
Ya Allah Yang Maha Penyayang, berkenanlah menerima persembahan Gereja-Mu, yang Engkau letakkan dalam tangan kami untuk kami persembahkan kepada-Mu. Semoga dengan kuasa-Mu, Engkau mengubahnya menjadi misteri keselamtan bagi kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
Amin
Antifon Komuni – Mazmur 148:12,14
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem! Ia mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa:
Ya Allah, semoga persekutuan dengan Kristus dalam Tubuh-Nya, yang telah kami sambut, menyelamatkan dan meneguhkan kami dalam terang kebenaran-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin