Ekaristi Minggu Palma, 25 Maret 2018

Menghayati Ekaristi
Bukan mereka yang membuat sejarah dengan paksaan dan kekerasan, yang menjadi tokoh-tokoh besar kita, melainkan yang benar-benar ikut serta dalam usaha-usaha tanpa pamrih untuk memajukan para bangsa dalam segala bidang. Biasanya mereka itu tak diakui, bahkan dianiaya, dibuang, tetapi mereka bertahan, karena menimba kekuatan dengan menerima nasib orang orang yang paling hina. Baru setelah kematiannya sejarah mengakui penentang-penentang paksaan itu sebagai pemenang yang sungguh-sungguh.
Karya keselamatan yang dilaksanakan Kristus tidak terbatas pada suatu tempat ataupun suatu saat. Manusia segala masa di mana pun dihidupkan-Nya. Tetapi mereka masih harus terbuka untuk belajar hidup dalam solidaritas dengan sesamanya. Setiap penderitaan yang benar tergabung dalam penderitaan Kristus. Demikianlah setiap orang Kristen mengikuti jejak Gurunya, melakukan kehendak Bapa dan menerima kerajaan-Nya.

Umat berkumpul di luar gereja dengan membawa daun palma. Imam masuk mengenakan pakaian merah bersama misdinar.

Antifon Pembukaan – Mat :21:9

Terpujilah Putera Daud!
Terberkatilah Dia yang datang atas nama Tuhan!
Terpujilah Yang Mahatinggi!

Kata Pembukaan

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, sudah sejak awal masa Prapaskah, kita mempersiapkan diri dengan usaha tobat dan karya amal. Hari ini kita semua berkumpul dan bersama seluruh umat Allah membuka peringatan misteri Paskah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu sengsara dan kebangkitan-Nya. Untuk melaksanakan misteri itulah Yesus memasuki kota Yerusalem yang kita rayakan saat ini.
Oleh karena itu, marilah kita menyambut Dia dengan khidmat sambil mengenangkan peristiwa yang menyelamatkan itu. Dengan demikian kita berharap dapat memetik hasil salib suci, yakni kebangkitan dan kehidupan kekal.

Doa Pemberkatan Palma

Marilah berdoa.
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, berkatilah  daun-daun palma ini. Perkenankanlah kami mengiringi Putera-Mu Kristus Sang Raja dalam perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Kami mohon, semoga kelak kami pun Engkau perkenankan memasuki Yerusalem surgawi berkat cinta kasih Kristus. Sebab Dialah Tuhan dan Pengantara kami, yang meraja bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus; Allah dahulu, kini dan sepanjang masa.
U Amin

Injil —- Markus 11:1-10
Dengan menyambut Yesus sedemikian rupa, rakyat hendak menempatkan Yesus sebagai raja yang telah mereka nanti-nantikan. Yesus memasuki kota seperti Daun dengan naik binatang yang biasa digunakan oleh raja dalam perarakan. Namun, Yesus justru mengkritisi pandangan itu. Yesus justru tampil secara sederhana. Ia tampil sebagai raja yang rendah hati.

“Terpujilah yang datang atas nama Tuhan”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus
 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: “Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini.” Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya. Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: “Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?” Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka. Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!”

Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

Homili singkat

Cara I: Perarakan

Saudara-saudari terkasih, marilah berarak mengiringi Yesus denga mencontoh khalayak ramai di Yerusalem yang mengelu-elukan Dia:

Terpujilah Putera Daud!
Terberkatilah Dia yang datang atas nama Tuhan!
Terpujilah yang mahatinggi!(Mat 21:9).

Perarakan mulai bergerak, didahului oleh misdinar pembawa pendupaan, pembawa salib yang diapit pembawa lilin, para putera altar lainnya, imam dan akhirnya umat. Selama perarakan dapat dinyanyikan lagu-lagu kepada Kristus Raja. (sebaiknya urutan perarakan diberitahukan sebelum perayaan dimulai).
Setelah tiba di panti imam, imam menghormati dan mendupai altar. Perarakan ditutup dengan “doa pembukaan misa”.

Cara II : Sederhana
bila tidak diadakan perarakan, maka misa dimulai dengan cara biasa; diawali lagu pembukaan, tanda salib dan salam, kata pembukaan, dilanjutkan seruan tobat: Umat berlutut.

Seruan Tobat

I Tuhan Yesus Kristus Sang Raja Damai,
Engkau telah menderita seberat-beratnya demi kebahagiaan kami.
Tuhan, kasihanilah kami
U Tuhan, kasihanilah kami

I Engkau telah mengalami penghinaan yang kejam, agar kami dapat diangkat setinggi-tingginya
Kristus, kasihanilah kami
U Kristus, kasihanilah kami

I Engkau telah rela wafat di salib yang hina, agar kami dapat hidup mulia bersama dengan-Mu
Tuhan, kasihanilah kami
U Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah berdoa.
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengutus Putera-Mu mengenakan kemanusiaan kami dan memanggul salib hina. Kami mohon, bukakanlah kami misteri sengsara dan wafat-Nya, agar kami bersedia mengikuti jejak-Nya dan memanggul salib-Nya sebagai hamba-hamba yang mengikuti rajanya dalam duka cita penderitaan, dan Engkau ikutsertakan dalam suka cita kebangkitan-Nya.
Demi Yesus Kristus Putera-Mu Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa.
Amin

LITURGI SABDA

Bacaan I: Yesaya 50:4-7
Pada madah Hamba Yahwe ini, ketahanan Hamba Yahwe dipuji karena ia adalah hamba yang rajin dan taat menjalankan perutusannya sebagai hamba. Meskipun banyak mengalami penderitaan, namun hamba Yahwe tetap taat. Kunci ketaatan hamba Yahwe adalah kesetiaan mendengarkan Firman Allah.

“Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dianiaya dan diludahi karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu”

Bacaan dari kitab Yesaya
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.

Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur pada Allah.

Mazmur Tanggapan (Mzm 22:8-9.17-18a.19-20.23-24)

Al-lah-ku, ya Al-lah-ku, me-nga-pa Kau ting-gal-kan da – ku?

1) Semua yang melihat aku mengolok-olok;
mereka mencibir bibir dan menggelengkan kepala!
Mereka bilang: “Ia pasrah kepada Allah! Biarlah Allah yang meluputkannya,
biarlah Allah melepaskannya! bukankah Allah berkenan ke-pa-da-nya? Reff

2) Sebab anjing-anjing mengeru-mu-ni a – ku,
gerombolan penjahat mengepung a-ku,
mereka menusuk tangan dan kakiku.
Segala tulangku dapat kuhitung. Reff.

3) Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka,
dan mereka membuang undi atas ju-bah-ku.
Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah ja-uh;
ya kekuatanku, segeralah menolong a – ku! Reff

4) Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku
dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah je-ma-ah:
Hai kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Di-a!
Hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Di-a,
dan gentarlah terhadap Di-a, hai segenap anak cucu Is-ra-el!

Bacaan II: Filipi 2:6-11
Dinamika pertentangan disampaikan: kehinaan dan kemuliaan, perbudakan dan kemerdekaan. Putera Allah menerima penghinaan di salib sebagai bentuk ketaatan. Pengangkatan-Nya adalah jawaban dari Allah atas ketaatan-Nya.
“Yesus merendahkan diri, maka Allah mengagungkan-Nya”

Bacaan dari surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi
Saudara-saudara, hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil

Ter-pu-ji-lah Kris-tus Tu-han, Ra-ja mu-li-a dan ke-kal.

Solis:
Kristus taat untuk kita sampai wafatNya di sa-lib
Dari sebab itulah Allah mengagungkan Dia,
Dan menganugerahkan nama yang luhur ke-pa- da-NYA. Reff.

Bacaan Injil-Kisah sengsara Tuhan
Kisah sengsara Tuhan dibacakan tanpa lilin dan pendupaan, tanpa salam dan tanda salib pad buku. Bila pembacanya bukan imam, sebelumnya mohon berkat dulu. Dan sedapat mungkin sabda-sabda Yesus dibawakan oleh seorang imam. Dalam teks berikut ini diusulkan sejumlah pembaca:
 : Kristus N: Narator P : Pilatus T : Tentara/serdadu
S: Semua rakyat R: Wakil rakyat W : Wanita Pt : Petrus

Markus 15:1-39
Kisah sengsara menurut Markus menceritakan kenyataan seperti yang dilihat oleh para saksi secara objektif. Paradoks salib ditampilkan dan karenanya uman dibangkitkan. Kisah sengsara diakhiri dengan pernyataan dan kesaksian kepala pasukan, “sungguh orang ini Putera Allah”. Dari yang memberikan penghinaan, menjadi percaya dan berani memberikan kesaksian.

N Inilah kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Santo Markus
Salibkan Dia
N : Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus. Pilatus bertanya kepada-Nya:
P : “Engkaukah raja orang Yahudi?”
N : Jawab Yesus:
 : “Engkau sendiri mengatakannya.”
N : Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya:
P : “Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!”
N : Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran. Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. Dan pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. Pilatus menjawab mereka dan bertanya:
P : “Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?”
N : Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka:
P : “Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?”
N : Maka mereka berteriak lagi, katanya:
S : “Salibkanlah Dia!”
P : Lalu Pilatus berkata kepada mereka:
P : “Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?”
N : Namun mereka makin keras berteriak:
S : “Salibkanlah Dia!”
N : Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.
Salam, hai Raja orang Yahudi
N : Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya:
T : “Salam, hai raja orang Yahudi!”
N : Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan.
Yesus disalibkan
N : Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan. Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ: “Raja orang Yahudi”. Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. (Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: “Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.”)
Turunlah dari salib sekarang!
N : Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata:
R : “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!”
N : Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata:
R : “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya.”
N : Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga.
Eloi, Eloi lama sabachtani?
N : Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:
 : “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”,
N : yang berarti:
 : Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
N : Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata:
R : “Lihat, Ia memanggil Elia.”
N : Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata:
R : “Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia.”
N : Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya.
Semua berlutut, hening sejenak
N : Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia:
T : “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!”
N Demikianlah Sabda Tuhan
U Terpujilah Kristus

Doa Umat

 

Bersama Yesus, sang Putera yang taat sampai wafat, tetapi dijunjung tinggi dalam kemuliaan abadi, marilah kita menghadap Bapa dengan memanjatkan doa bersama:

P Bagi Gereja yang menderita
Ya Bapa, tabahkanlah mereka yang menderita, dihina, dianiaya dan difitnah karena imannya, agar mereka tetap optimis bahwa sesudah pencobaan akan datang pembebasan. Marilah kita mohon!

P Bagi para pemimpin masyarakat
Ya Bapa, dampingilah para pemimpin masyarakat kami, agar dengan tabah tetap memperjuangkan kesejahteraan umum dan jangan tergoda oleh kepentingan diri. Marilah kita mohon!

P Bagi sanak saudara yang menderita
Ya Bapa, berkatilah sanak saudara kami yang sedang tertimpa penderitaan, agar dengan rela mempersatukan kemalangannya dengan penderitaan Kristus demi keselamatan sesama. Marilah kita mohon!

P Bagi kita sendiri
Ya Bapa, curahkanlah kami semangat yesus, agar kami dapat saling membantu dalam memanggul salib kami sehari-hari guna mengikuti jejak PuteraMu. Marilah kita mohon!

I Allah Bapa kami di surga, demi cinta kasih-Mu Engkau menghendaki kami menjadi putera dan puteri-Mu berkat jasa Yesus, Hamba-Mu yang menderita. Terimalah dan kabulkanlah doa-doa kami yang diilhami roh-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U Amin

Doa Persembahan

Allah Bapa kami yang maharahim, terimalah dalam roti dan anggur ini ungkapan syukur kami atas Dia, yang telah melaksanakan kehendakMu dengan taat sampai wafat di kayu salib. Semoga berkat kurban Kristus ini kami Kauperkenankan untuk menyerupai Dia. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami kini dan sepanjang masa.
Amin

Antifon Komuni Mat 26:42

Ya Bapa, jika tak mungkin piala ini Kulewati tanpa meminumnya, maka jadilah kehendak-Mu.

Doa Sesudah Komuni

Marilah kita berdoa
Allah Bapa yang mahabaik, dengan gembira kami telah menerima Putera-Mu di tengah kami dan kami pun telah mengenangkan-Nya dengan penuh rasa syukur betapa berat dan hina DIA menderita agar kami hidup. Peliharalah buah belaskasih-Mu. Semoga dengan rela pula kami memanggul salib kami, mengikuti jejak-Nya menempuh jalan penderitaan menuju kebangkitan mulia. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Menghayati Ekaristi dalam Hidup
Karya keselamatan yang dilaksanakan Kristus tidak terbatas pada suatu tempat ataupun suatu saat. Manusia segala masa di mana pun dihidupkan-Nya. Tetapi mereka masih harus terbuka untuk belajar hidup dalam solidaritas dengan sesamanya. Setiap penderitaan yang benar tergabung dalam penderitaan Kristus. Demikianlah setiap orang Kristen mengikuti jejak Gurunya, melakukan kehendak Bapa dan menerima kerajaan-Nya.

Tinggalkan Balasan