Ekaristi Minggu Prapaskah II, 25 Februari 2018

Tuhan membisu. Tetapi ribuan suara lain memperdengarkan diri dan sepertinya efektif, sebab manusia modern mau mendengarkan mereka. Suara-suara itu tentang manusia, hasil rencana insani belaka, yang membuat ketidak beranian untuk bertanya tentang dirinya lebih mendalam dan tidak berani menghadapi penderitaan sebagai jalan menuju kemuliaan.
Di dalam penampakan kemuliaan Yesus, menjadi semakin nyata bahwa Ia pun harus melalui pula malam penderitaan-Nya. Di dalam hidup-Nya dua segi itu selalu bersamaan. Hukum kasih mengatakan bahwa kita harus berani kehilangan yang kita miliki untuk mendapatkan segalanya. Marilah kita mendengarkan Kristus dan belajar daripada-Nya untuk segala perhitungan insani, dan hanya mengandalkan Tuhan. Maka Tuhan takkan membisu lebih lama lagi. Sebab di dalam keheningan itu matanglah Sabda Tuhan yang memperbaharui kita.


Antifon Pembukaan –bdk. Mazmur 27:8-9

Kepada-Mu, ya Tuhan, hatiku berkata, “Kucari wajah-Mu.” Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah memalingkan muka daripadaku..

Pengantar

Kesetiaan Abraham yang merelakan anak tunggalnya dan paling disayanginya membuat hati dan pikiran kita sungguh terusik. Bagaimana mungkin Tuhan meminta pengorbanan sebesar itu? Itu bukanlah tuntutan Tuhan. Ia mau menunjukkan bahwa bila orang taat kepada-Nya sampai akhir, ia berhak pula mengharapkan segala dari Tuhan. Allah kita adalah Allah orang-orang hidup, bukannya orang mati. Aoa yang dilakukan-Nya terhadap Ishak putra Abraham di puncak gunung, dilakukan-Nya pula terhadap Putra-Nya yang tunggal: Allah telah memuliakan Dia dan merebut-Nya dari cengkraman maut. Itulah iman kepercayaan kita.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Abraham telah bersedia mengorbankan anak tunggalnya dan mendapat berkat melimpah bagi umat keturunannya. Namun, kami kerap kali enggan berkorban sedikit pun untuk sesama.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau telah mengorbankan diri demi keselamatan kami. Namun, kami kerap kali enggan berbuat baik demi kebahagiaan kami sendiri dan sesama
Kristus, kasihanilah kami.

Engkau telah menunjukkan jalan pengorbanan sebagai jalan yang benar menuju kemuliaan sejati. Namun, kami kerap kali mau enaknya sendiri.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa Yang Mahamulia, Engkau telah memaklumkan kepada kami bahwa Yesus Kristus adalah Putra-Mu terkasih. Ajarilah kami untuk selalu mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya dan berilah kami pengertian akan misteri sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya demi keselamatan kami. Sebab, Dialah Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin

Bacaan Pertama – Kej 22:1-2.9a.10-13.15-18
Kutipan ini memperlihatkan betapa hebatnya pengalaman iman. Nampaknya Tuhan mau menghancurkan janji-Nya. Israel telah melihat sejarahnya pada riwayat Abraham dan Ishak. Ketika Israel menyamakan diri dengan Abraham, tahula ia, bahwa mengakui Allah sebagai Allah berarti harus patuh taat secara buta, bahkan bila nampaknya Tuhan tidak berbicara. Ketika menyamakan diri dengan Ishak, dilihatnya dirinya di altar Tuhan sebagai umat perjanjian. Perjanjian itu tidak memberikan hak sedikit pun tetapi masih tergantung sama sekali pada rahmat Allah yang bebas.

“Kurban Bapa Abraham, leluhur kita.”

Pembacaan dari Kitab Kejadian:
Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Allah berfirman kepada Abraham, “Abraham.” Abraham menyahut, “Ya Tuhan.” Sabda Tuhan, “Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Maka sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mengulurkan tangannya, dan mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, “Abraham, Abraham!” Sahut Abraham, “Ya Tuhan.” Lalu Tuhan bersabda, “Jangan bunuh anak itu, dan jangan kauapa-apakan dia. Kini Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Lalu Abraham menoleh, dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu, dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, katanya, “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri – demikianlah firman Tuhan – Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah segala bangsa di bumi akan mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Bawalah kurbanmu bagi Tuhan sembahlah Dia dalam istana yang kudus.

Mazmur:
 1. Berbelas kasihlah Tuhan dan adil Allah kami adalah rahim. Orang bersahaja dijaga-Nya, dan yang hina-dina diselamatkan-Nya.
 2. Apa balas budiku kepada Tuhan atas anugerah-Nya bagiku? Piala keselamatan akan kuangkat, dan nama Tuhan akan kuserukan.
 3. Nadarku bagi Tuhan hendak kubayar di hadapan seluruh umat-Nya. Kukurbankan pada-Mu kurban pujian, dan nama-Mu akan kuserukan.
 4. Nadarku bagi Tuhan hendak kubayar di hadapan seluruh umat-Nya. Di dalam pelataran rumah Tuhan, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.

Bacaan Kedua – Roma 8:31b-34
Israel mengenal dirinya baik pada Abraham maupun pada Ishak. Tetapi tidak tahu, bahwa Tuhan sendiri mengambil alih tempat Abraham, dan Putera-Nya tempat Ishak. Kita tahu bahwa Tuhan ada di pihak kita dan bahwa Kristus menjadi pengantara kita. Apa yang kita takutkan dengan bukti cinta kasih yang demikian nyata?

“Allah tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri.”

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:
Saudara-saudara, jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya demi kita semua. Bagaimana mungkin Ia tidak menganugerahkan segalanya bersama Anak-Nya itu kepada kita? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah wafat? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL Markus 9:6

S: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
S: Dari dalam awan terdengarlah suara Bapa, “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia”
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.

Bacaan Injil – Markus 9:2-10
Bagi Markus penampakan kemuliaan Kristus itu pertama-tama adalah lambing kedatangan kembali Putera Manusia dalam kemuliaan. Suasananya mungkin mempunyai warna liturgy dan nasionalisme. Tetapi dimaksud pula untuk menekankan kedatangan Kristus sebagai raja. Kita harus mendengarkan Dia sebagai Musa baru. Ia didahului oleh Elia. Sebagai Al Masih Ia minta kepada murid-murid-Nya untuk tidak membicarakan-Nya. Mereka diperbolehk melihat sepintas misteri kebangkitan-Nya, tetapi sebaliknya mereka harus mengikuti Kristus melalui malam penderitaan-Nya.

“Inilah Anak-Ku terkasih.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia dan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini! Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Petrus berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara, “Inilah Anak-Ku terkasih, dengarkanlah Dia!” Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling, mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati”.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Homili

Doa Umat

Allah Bapa bersabda, “ Inilah Anak-Ku terkasih, dengarkanlah Dia!” Marilah kita membuka hati untuk mendengarkan Dia dan berdoa.

Bagi Gereja yang dianiaya.
Ya Bapa, utuslah Roh Kristus kepada mereka yang teraniaya dan tertindas agar mereka teguh dalam iman, pengharapan, dan kasih untuk selalu berjuang mewartakan karya keselamatan Putra-Mu, Tuhan kami, Yesus Kristus.
Kami mohon …
Tuhan, Engkaulah tumpuan harapan dan keselamatan kami.

Bagi masyarakat kita.
Ya Bapa, berkatilah usaha masyarakat kami dalam meningkatkan kesejahteraan umum sehingga tetap setia dan tekun dalam mewartakan karya keselamatan-Mu di tengah-tengah dunia yang penuh dengan tantangan dan kesulitan ini.
Kami mohon …
Tuhan, Engkaulah tumpuan harapan dan keselamatan kami.

Bagi orang-orang yang tak mampu menghadapi kesulitan hidup dan tidak percaya lagi kepada orang lain.
Ya Bapa, jamahlah kiranya mereka yang hampir putus asa dalam menghadapi kesulitan hidup mereka agar mereka dapat memperoleh kembali ketabahan hati dan bangkit kembali dalam menantikan janji keselamatan-Mu.
Kami mohon …
Tuhan, Engkaulah tumpuan harapan dan keselamatan kami.

Bagi kita di sini.
Ya Bapa, ajarilah kami selama empat puluh hari ini untuk mempersiapkan kedatangan Kerajaan-Mu dengan berkorban diri dan bergembira atas kebahagiaan sesama, sebagaimana Kristus, Putra-Mu, yang telah berkenan memberikan hidup-Nya bagi keselamatan kami.
Kami mohon …
Tuhan, Engkaulah tumpuan harapan dan keselamatan kami.

Allah Bapa Yang Maharahim, Engkau senantiasa membangkitkan kami dari keterpurukan kami dan menerangi kegelapan hati kami dengan Sabda kasih-Mu. Maka, kasihanilah kami dan kabulkanlah doa-doa kami demi Yesus Kristus Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Doa Persembahan

Ya Allah, terimalah persembahan yang kami unjukkan sebagai ungkapan iman akan Yesus Kristus, Putra-Mu yang terkasih. Semoga berkat persembahan ini, hati kami Kaubuat semakin peka akan Sabda Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Antifon Komuni – Matius 17:5

Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Ya Allah Yang Mahabaik, kami bersyukur karena telah Kauperkenankan menyambut Putra-Mu. Berilah kami kekuatan untuk menjalani pertobatan kami sehingga pada saatnya nanti kami Kauperkenankan mengalami kemuliaan Putra-Mu yang abadi. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Tinggalkan Balasan