Ekaristi Minggu Prapaskah III, 4 Maret 2018
Pers yang selalu mencari sensasi kerap kali menjadi batu sandungan. Hal yang demikian itu tentu tak dapat kita setujui. Tetapi apakah tidak ada kalanya membuat batu sandungan itu dapat dipertanggungjawabkan? Tidakkah pada suatu ketika dapat membangun orang yang tertidur dan minta perhatiannya akan nilai-nilai yang benar? Apakah protes dan pembangkangan terhadap kebiasaan-kebiasaan dan hukum yang tak baik sama sekali tidak diharapkan? Bantu sandungan sering membuka mata mereka yang terlalu peka dan selalu mau kompromi, dan mengingatkan mereka yang jujur dan berpikir?
Bukankah kerap kali Injil Yesus Kristus kita lihat sebagai warta penenang, yang sesuai dengan pandangan insani belaka? Banyak imam maupun awam dewasa ini yang memberikan gambaran Kristus yang lain sama sekali. Ia digambarkan sebagai ragi bagi revolusi sejati, pendorong untuk selalu memperbaharui diri dan merubah diri. Perubahan-perubahan itu hendaknya kita lihat dari pelbagai segi, baik individual pribadi, maupun kolektif social. Bila tidak maka akan terjadi kegoncangan dan ketidakadilan yang tidak diharapkan.
Antifon Pembukaan –Bdk. Mzm 25:15-16
Mataku tetap terarah kepada Tuhan, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jerat. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab sebatang kara dan celakalah aku
Pengantar
Hidup bersama ternyata tidak lepas dari adanya aturan-aturan yang disepakati demi kebermasaan dan agar semua berjalan selaras dengan tujuan hidup bersama itu. Pendek kata, butuh adanya aturan main. Hari ini kita juga akan mendengarkan Hukum Musa yang disampaikan oleh Allah bagi Bangsa Israel dalam menjalankan hidup bersama sebagai bangsa dan kebersamaan mereka dengan Allah. Namun, kita pun segera diingatkan agar memandang hokum itu bukan dengan ukuran kita saja, tetapi dengan takaran Yesus Kristus. Menurut Paulus, takarannya adalah Salib Kristus, yang bagi orang Yahudi adalah batu sandungan, dan bagi bangsa lain adalah kegilaan.
Seruan Tobat
Tuhan Yesus Kristus, Engkau mengenal semua orang dan tahu segala yang terkandung dalam hati manusia.
Tuhan, kasihanilah kami.
Engkaulah yang mengusir para penjual hewan dan penukar uang dari kenisah karena tentang Engkau telah tertulis, “Cinta akan rumah-Mu mengobarkan hatiku”.
Kristus, kasihanilah kami.
Engkaulah yang tersalib, suatu batu sandungan bagi orang Yahudi dan kebodohan bagi orang Yunani, naum kekuatan dan kebijaksanaan Allah bagi kami.
Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pembukaan
Marilah bedoa:
Allah Bapa Yang Mahabaik, Engkau telah menunjukkan kepada kami jalan hidup yang benar supaya kami tidak tersesat. Semoga, selama masa tobat ini, kami sungguh-sungguh mengarahkan diri untuk selalu berada di jalan Putra-Mu, yaitu jalan keadilan, kejujuran, kedamaian, dan cinta kasih. Sebab, Dialah Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin
Bacaan Pertama – Kel 20:1-17
Hukum Allah disampaikan kepada Bangsa Israel. Hukum ini merupakan kelanjutan dari perjanjian Allah di Sinia, yaitu Allah menghendaki Bangsa Israel menjadi bangsa kesayangan-Nya. Hukum itu bukan hanya berbicara tentang peraturan, melainkan sebuah penegasan bahwa Bangsa Israel hendaknya membalas cinta Allah dan mengabdi-Nya dengan sebulat hati. Dengan demikian, hokum itu membantu manusia untuk kreatif, bukan pasif, dan memberikan kesempatan yang luas untuk membangun solidaritas dengan sesamanya dalam membangun kehidupan bersama.
“Hukum telah diberikan melalui Musa”
Pembacaan dari Kitab Keluaran:
Di Gunung Sinai Allah berfirman begini, “Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit, atau yang ada di bumi atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku, dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Enam hari lamanya engkau bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu. Tetapi hari ketujuh adalah Sabat Tuhan, Allahmu. Maka janganlah melakukan suatu pekerjaan, engkau sendiri atau anakmu laki-laki atau anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan pada hari ketujuh Ia beristirahat. Itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu. Jangan membunuh. Jangan berzinah. Jangan mencuri. Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamamu. Jangan mengingini isterinya, atau hamba sahayanya, lembu atau keledainya, atau apa pun yang dimiliki sesamamu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Mazmur:
1. Sabda Tuhan sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan teguh, membuat arif orang bersahaja. Titah Tuhan tepat, menyenangkan hati. Perintah Tuhan jelas, membuat mata berseri.
2. Hikmat Tuhan baik, tetap selamanya. Keputusan Tuhan benar, adil selalu. Lebih indah daripada emas murni, lebih manis daripada madu lebah.
Bacaan Kedua – 1Kor. 1:22-25
Manusia sering menuntut tanda akan kehadiran Allah berupa situasi yang cocok dengan hidup manusiawinya. Akibatnya, kesulitan hidup hanya dipahami sebagai beban saja. Namun, dalam suratnya, Santo Paulus menegaskan makn sejati Salib Kristus. Salib menegaskan bahwa Allah tetap hadir dalam berbagai keadaan hidup, sekalipun itu berupa kesulitan hidup. Allah mampu dan memanfaatkan kelemahan, penderitaan, dan kegagalan sebagai jalan keselamatan. Allah memberikan kekuatan kepada semua yang percaya, juga saat ada kesan Allah jauh dari hidup manusia.
“Kami memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi kebanyakan orang, tetapi bagi mereka yang terpanggil, merupakan hikmat Allah”
Pembacaan dari Surat Rasul Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara, orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari hikmat. Tetapi kami memberitakan Kristus yang tersalib. Suatu sandungan bagi orang Yahudi, dan kebodohan bagi orang bukan Yahudi. Tetapi bagi mereka yang dipanggil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah! Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia, dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 3:16
S: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
S: 1. Begitu besar kasih Allah akan dunia, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
Bacaan Injil – Yohanes 2:13-25
Yesus menegaskan bahwa kenisah sebagai tempat ibadah harus dibersihkan dari sifat jual beli atau perdagangan. Ia menegaskan bahwa yang perlu dibangun adalah diri setiap orang sehingga mereka mempunyai keterbukaan kepada Roh Allah yang akan menjadikannya kenisah baru. Sikap acuh tak acuh dalam membangun hubungan dengan Allah harus dirobohkan. Dengan jalan itu, manusia akan semakin mengerti bahwa Allah harus harus lebih diabdi dalam kenisah, kehendak Allah harus lebih diutamakan daripada tradisi, kesediaan kembali setiap orang menjadi kenisah Roh Kudus lebih utama daripada membangun kembali kenisah fisik. Sikap Yesus ini akan membuahkan banyak perlawanan dan akan mengantar kepada kematian. Namun, itulah bukti perutusan Allah yang ingin menyelamatkan umat-Nya.
“Bait Allah yang dimaksudkan Yesus ialah Tubuh-Nya sendiri”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Maka Yesus membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang para penukar dihamburkan-Nya ke tanah, meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata, “Ambillah semuanya ini dari sini, jangan membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah murid-murid Yesus bahwa ada tertulis, “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.” Tetapi orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya, “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawab Yesus kepada mereka, “Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya, “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini, dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan Yesus dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan Yesus. Maka percayalah mereka akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. Sementara Yesus tinggal di Yerusalem selama Hari Raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Yesus mengenal mereka semua. Dan tidak perlu seorang pun memberikan kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Umat
Allah Bapa Yang Mahabaik berkenan tinggal bersama kita dalam Bait-Nya yang kudus, yakni Tuhan kita Yesus Kristus, yang berkenan memberikan diri-Nya bagi keselamatan kita.
Oleh karena kasih-Nya yang teramat agung itu, marilah kita berdoa kepada-Nya.
Bagi Paus, para Uskup, dan para Imam:
Semoga Allah Bapa Mahakudus berkenan mendampingi dan meneguhkan para pejabat Gereja sehingga hidup mereka menjadi teladan bagi umat dalam menghayati perintah-perintah Allah serta menjadi bukti bahwa cinta kasih kepada Allah dan sesame adalah perintah tertinggi.
Marilah kita mohon, …
Tinggallah bersama kami, umat-Mu, ya Tuhan.
Bagi negara-negara yang sedang berkembang:
Semoga Allah Yang Mahabaik membimbing negara-negara yang sedang berkembang agar menemukan jalan menuju keadilan dan kedamaian serta merasa didukung oleh persaudaraan antarbangsa.
Marilah kita mohon, …
Tinggallah bersama kami, umat-Mu, ya Tuhan.
Bagi para bapak dan para ibu:
Semoga Allah Bapa Mahakasih berkenan mendampingi para bapak dan ibu dalam mendidik anak-anak sehinga mereka selalu berjuang untuk mendekatkan anak-anaknya pada kristus dengan sabar, tekun, dan penuh perhatian.
Marilah kita mohon, …
Tinggallah bersama kami, umat-Mu, ya Tuhan.
Bagi diri kita:
Semoga Allah Bapa Maha Pengasih memberkati kita semua sehingga selalu menghayati kehadiran Kristus di dalam diri kita masing-masing dan di tengah-tengah umat.
Marilah kita mohon, …
Tinggallah bersama kami, umat-Mu, ya Tuhan.
Allah Bapa kami, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk menunjukkan jalan hidup sejati. Ajarilah kami mengikuti teladan-Nya dengan tulus dan rendah hati. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin
Doa Persembahan
Allah Bapa di surge, terimalah persembahan kami ini dan bukalah hati kami untuk menerima kehadiran Putra-Mu yang akan menghancurkan manusia lama kami dan menganugerahkan hidup yang baru. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami.
Amin
Antifon Komuni – Yoh 4:13-14
Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, Sabda Tuhan, dalam dirinya air itu akan menjadi mata air, yang terus-menerus memancar sampai ke hidup yang kekal.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa:
Ya Allah, kami bersyukur atas santapan kudus ini. Semoga santapan surgawi ini meneguhkan harapan kami akan bumi baru, di mana kekuasaan jahat dihancurkan berkat jasa Yesus Kristus dan diganti dengan tegaknya keadilan, kedamaian, kejujuran, dan cinta kasih. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami.
Amin