Ekaristi Minggu Prapaskah IV-B, 11 Maret 2018

Dunia dewasa ini mengenal adanya pengungsi atau pelarian dalam jumlah yang besar sekali. Perubahan rezim pemerintahan atau bencana alam menyebabkan mereka terusir dari tempat tinggal dan kampung halaman mereka. Tetapi tempat dan orang yang harus mereka tinggalkan karena terpaksa itu selalu terkenang. Mereka semua mengharapkan suatu waktu akan dapat kembali ke tempat asal mereka dan bertemu dengan sanak-saudara yang mereka rindukan. Kerinduan mereka ialah bernafas lagi secara bebas di situ.
Kristus mau menjadi seorang buangan seperti kita, seoran di antara kita. Karena dosa-dosa kita dijauhkan dari Allah. Oleh karena itulah Ia mau menderita. Tetapi Ia juga membawa harapan bagi dunia. Memang hanya Dialah yang dapat memberikannya. Sebab sekalipun kita yakin bahwa makhluk itu baik, tetapi pada hakikatnya kita tidak puas. Karena Gereja dalam anggota-anggotanya membuka diri terhadap Kristus, maka telah diketemukannya tanah air sejati bagi dunia, tempat kita akan merasa krasan selamanya.

Antifon Pembukaan –Bdk. Yes 66:10-11

Bersukacitalah bersama Yerusalem, dan berhimpunlah, kamu semua yang mencintainya; bergembiralah dengan sukacita, hai kamu yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak-sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu.

Pengantar

Kerap kali televisi, radio dan surat kabar memberitakan pengungsian atau pelarian yang ribuan jumlahnya. Kita hanya dapat menggambarkan betapa berat penderitaan mereka dan betapa rindu mereka akan sanak-saudara dan tempat yang terpaksa mereka tinggalkan. Memanglah tantangan besar bagi orang yang berkehendak baik untuk mengikis habis tinda tak berperikemanusiaan itu. Dan bagi umat Kristen masih ditambahkan tugas untuk menjaga nyala harapan dan mengabarkan kepada dunia bahwa Tuhan membimbing sejarah ini ke arah yang baik, bahwa Ia bagi siapa pun merupakan kegembiraan cahaya dan keselamatan. Tetapi bila lebih menyayangi kegelapan daripada terang, maka kita hanya dat menundukkan kepala terhadap penderitaan di dunia dan mengakui kesalahan kita.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Putra Manusia yang harus ditinggikan di salib agar siapa saja percaya kepada-Mu tidak binasa, melainkan memiliki hidup abadi.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah Putra Allah yang tunggal, yang diserahkan oleh Allah sebagai bukti cinta kasih-Nya kepada dunia agar setiap orang yang percaya kepada-Mu tidak binasa, melainkan memiliki hidup yang abadi.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah Putra Allah yang diutus ke dunia, bukan untuk menghukum, melainkan untuk menyelamatkan dunia.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa Yang Maharahim, Engkau telah mengutus Putra-Mu, sebagai terang yang menghalau kegelapan dosa kami. Ia datang ke dunia bukan untuk menghukum, tetapi untuk menyelamatkan kami. Maka, kami mohon bukalah hati kami untuk melihat terang Putra-Mu itu sehingga kami dapat berjalan di jalan yang benar. Sebab, Dialah Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin

Bacaan Pertama – 2Taw 3:14-16.19-23
Saat pembuangan semestinya tidak ada alasan bagi Israel untuk kehilangan asa. Dalam keadaan apa pun, mereka sebenarnya tetap mampu mengembangkan pengharapan karena Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya. Manusia zaman sekarangpun dapat belajar dari keyakinan itu. Dalam keadaan apa pun, terlebih saat mengalami kegelapan, manusia dari segala zaman tetap berpengharapan kokoh karena Allah tak pernah meninggalkan mereka.

” Murka Allah dinyatakan lewat pembuangan, kerahiman-Nya dinyatakan lewat pembebasan”

Pembacaan dari Kitab Kedua Tawarikh:
Ketika Israel diperintah oleh Raja Zedekia, semua pemimpin di antara imam dan rakyat berkali-kali berubah setia dengan mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain. Rumah yang dikuduskan Tuhan di Yerusalem mereka najiskan. Namun Tuhan, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Tuhan sayang kepada umat-Nya dan kepada tempat kediaman-Nya. Tetapi mereka mengolok-olok para utusan Allah itu, menghina segala firman Allah, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka Tuhan bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi ada pemulihan. Maka Tuhan menggerakkan raja orang-orang Kasdim. Mereka membakar rumah Allah, merobohkan tembok Yerusalem dan membakar segala puri dalam kota itu, sehingga musnahlah segala perabotan yang indah-indah. Mereka yang masih tinggal dan terluput dari pedang diangkutnya ke Babel, mereka dijadikan budak raja dan budak anak-anaknya sampai kerajaan Persia berkuasa. Dengan demikian genaplah firman Tuhan yang diucapkan Yeremia, sampai tanah ini pulih dari akibat dilalaikannya tahun-tahun sabat, karena tanah itu menjadi tandus selama tahun sabat, hingga genaplah tujuh puluh tahun. Pada tahun pertama pemerintahan Koresh, raja negeri Persia, Tuhan menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu, untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia. Maka dimaklumkanlah di seluruh kerajaan Koresh, secara lisan dan tulisan maklumat ini: Beginilah perintah Koresh, raja Persia, “Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, kiranya Tuhan Allah menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.

Mazmur:
 1. Di tepi Sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita gantungkan kecapi kita.
 2. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita, “Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!”
 3. Bagaimanakah mungkin kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing? Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!
 4. Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak menjadikan Yerusalem puncak sukacitaku!

Bacaan Kedua – Efesus 2:4-10
Pembebasan manusia dari belenggu dosa melulu karena rahmat. Tuhan sendiri berinisiatif untuk bertindak menyelamtkan manusia, tanpa harus mempertimbangkan terlebih dahulu jasa-jasa manusia. Setiap orang tidak bias menyombongkan diri atas keselamatan yang diterimanya. Ia harus merendahkan diri di hadapan Allah dan semakin berpaut erat dengan-Nya.

” Kamu mati karena kesalahan, tetapi diselamatkan berkat kasih karunia”

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:
Saudara-saudara, terdorong oleh kasih karunia-Nya yang besar, yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita, Allah yang kaya dengan rahmat telah menghidupkan kita bersama dengan Kristus. Sekalipun kita telah mati karena kesalahan kita. Jadi kamu diselamatkan berkat kasih karunia. Di dalam Kristus Yesus itu Allah telah membangkitkan kita juga dan memberi tempat di surga bersama dengan Dia. Dengan itu Allah bermaksud di masa yang akan datang menyatakan kepada kita kasih karunia-Nya yang berlimpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab berkat kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman. Keselamatan itu bukanlah hasil usahamu, melainkan pemberian Allah. Jadi keselamatan itu bukanlah hasil pekerjaanmu. Maka jangan sampai ada orang yang memegahkan diri. Sebab sesungguhnya kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik, yang sudah dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalam-Nya.

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 3:16

S: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.
S: 1. Begitu besar kasih Allah akan dunia, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.
2. Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan kekal.

Bacaan Injil – Yohanes 3:14-21
Hidup baru dan cerah bagi manusia dapat diberikan jika orang percaya kepada Yesus. Anak Tunggal Allah yang telah menjadi hamba demi keselamatan manusia. Untuk itu, orang tidak perlu malu atas segala kelemahan dirinya di hadapan Yesus karena belas kasih Allah lebih kuat daripada ketidaksetiaan manusia. Orang yang selalu mencari terang Allah akan mendapatkan belas kasih-Nya dan akan hidup lebih benar. Namun, mereka yang tidak mau percaya kepada Anak Allah, sesungguhnya telah menghukum dirinya sendiri karena dengan keputusannya itu ia memilih hidup dalam kegelapan, hidup tanpa belas kasih Allah.

” Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia untuk menyelamatkannya”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada Nikodemus yang datang kepada-Nya pada waktu malam, “Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; tetapi barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat, sebab barangsiapa berbuat jahat, ia membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Umat

Kristus bersabda, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Berkat belas kasih-Nya yang tak terbatas, Ia akan mendengarkan doa-doa kita. Maka, marilah kita berdoa kepada Allah, Bapa kita.

Bagi pemimpin Gereja.
Ya Bapa, jiwailah kiranya para pemimpin Gereja dengan Roh-Mu agar kegembiraan dan harapan umat manusia tetap memancar dari mereka.
Semoga kesaksian hidup mereka akan Injil-Mu menuntun kami untuk senantiasa hidup seturut Sabda-Mu.

Bagi pemimpin masyarakat.
Ya Bapa, terangilah para pemimpin masyarakat kami agar melihat salib sebagai tanda semangat pengorbanan bagi sesama.
Semoga kekuasaan yang mereka miliki bukanlah kekuasaan untuk kepentingan diri sendiri, melainkan demi pelayanan dan keselamatan semua orang.

Bagi mereka yang kehilangan segala-galanya, yaitu para pengungsi, para buangan dan korban perang.
Ya Bapa, kasihanilah dan hiburlah mereka yang terpaksa mengungsi dan dibuang dari tengah masyarakatnya.
Ulurkanlah tangan kasih-Mu melalui orang-orang yang tekun berjuang dalam mengakhiri penderitaan mereka.

Bagi sahabat-sahabat yang sedang mengalami cobaan.
Ya Bapa, tunjukkanlah kiranya salib Putra-Mu kepada sahabat-sahabat kami yang sedang mengalami cobaan.
Melalui salib, ajarlah kami untuk memahami jalan cinta kasih yang akan meneguhkan kami bersama dalam menghadapi setiap cobaan hidup kami.

Allab Bapa kami, Engkau mengutus Putra-Mu ke dunia bukan untuk menghukum, melainkan untuk menyelamatkannya. Dampingilah kami dalam suka duka dan jadilah Penyelamat kami melalui Yesus Kristus, Putra-Mu dan Tuhan kami.
Amin

Doa Persembahan

Ya Allah, terimalah persembahan yang kami hunjukkan kepada-Mu ini. Kami mohon, persatukan persatukanlah persembahan kami ini dengan kurban Kristus, Putra-Mu, sehingga menjadi sarana pendamaian bagi kami. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Antifon Komuni – Mzm 122:3-4

Yerusalem dibangun sebagai kota yang rapat tersusun. Ke sana berziarah suku-suku, yakini suku-suku Tuhan, untuk memuji nama-Mu, ya Tuhan.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Ya Allah, kami bersyukur atas anugerah keselamatan yang kami terima, bukan karena jasa dan usaha kami tetapi karena kemurahan hati-Mu. Semoga, keyakinan iman ini selalu menopang hidup kami sehingga kami mempunyai pengharapan yang kuat akan keselamatan abadi yang Kaujanjikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan bekuasa sepanjang segala masa.
Amin

Tinggalkan Balasan