Ekaristi Rabu, 11 April 2018 Peringatan Wajib Santo Stanislaus (Uskup dan Martir, 1030-1079)

St. Stanislaus dilahirkan dekat Cracow, Polandia pada tahun 1030. Kedua orangtuanya telah berdoa tiga puluh tahun lamanya agar dikarunia seorang anak. Ketika Stanislaus lahir, mereka mempersembahkannya kepada Tuhan oleh sebab mereka amat bersyukur. Ketika dewasa, Stanislaus belajar di Paris, Perancis. Sesudah orangtuanya meninggal dunia, ia memberikan semua harta milik yang diwariskan orangtuanya kepada fakir miskin. Kemudian ia menjadi seorang imam.

Pada tahun 1072, Stanislaus ditahbiskan sebagai Uskup Cracow. (Sebelum menjadi paus, Yohanes Paulus II juga adalah Uskup Cracow, beberapa abad kemudian). Uskup Stanislaus sangat dicintai umatnya. Mereka terutama sekali menghargai caranya memberikan perhatian kepada kaum miskin, para janda dan anak-anak yatim piatu. Seringkali ia sendiri turun tangan melayani mereka.

Pada waktu itu Boleslaus II menjadi raja Polandia. Ia seorang yang kejam dan tidak bermoral. Rakyat takut kepadanya dan juga muak dengan gaya hidupnya. Mula-mula Uskup Stanislaus menasehatinya secara pribadi. Bapa Uskup seorang yang lemah lembut dan disegani. Tetapi, ia juga seorang yang jujur pula, dinyatakannya kepada raja segala perilakunya yang keliru. Tampaknya raja menyesal, namun sebentar saja ia sudah kembali pada cara hidupnya semula. Ia bahkan melakukan lebih banyak dosa yang mengerikan. Bapa Uskup kemudian mengucilkannya dari Gereja. Raja Boleslaus amat murka. Ia ingin membalas dendam, maka diperintahkannya dua orang pengawal untuk membunuh St. Stanislaus. Tiga kali mereka mencoba tetapi gagal. Kemudian raja sendiri dalam angkara murkanya bergegas menuju kapel uskup. Ia membunuh St. Stanislaus saat bapa uskup sedang mempersembahkan Misa. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 11 April 1079.

Tuhan melakukan banyak mukjizat setelah wafatnya St. Stanislaus. Semua orang menyebutnya martir. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Inosensius IV pada tahun 1253.

Menerima kritik bukanlah hal yang mudah. Dapatkah aku menerima kritik sebagai suatu kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik?

Antifon Pembukaan

• Inilah martir sejati yang bersedia menumpahkan darah untuk membela nama Kristus. Ia tidak gentar terhadap ancaman di pengadilan. Kerajaan surga kini menjadi miliknya.

Kata Pengantar

Stanislaus, seorang bangsawan, tidak membanggakan kekayaannya. Ia giat memajukan perkembangan rakyat. Harta miliknyya dibagi-bagikannya kepada kaum fakir miskin. Dibelanya kaum tertindas dan diprotesnya keadaan masyarakat yang tidak wajar. Kelak ia menjadi imam dan uskup di Krakaw. Garis kebijaksanaannya yang radikal tetap dipegangnya. Maka timbullah perselisihan dengan fihak yang berkuasa. Dalam suatu perayaan ekaristi ia dibunuh di dekat altar..

Doa Pembukaan

Marilah berdoa:
Allah Bapa yang maha pengasih,
demi kemuliaan-Mu Santo Stanislaus telah wafat, rebah di bawah pedang para penganiaya. Semoga kami pun teguh dalam iman dan bertekun hingga akhirnya.
Demi Yesus Kristus, ….

Bacaan I – Kisah Para Rasul 5:17-26
Tiga kali para murid dilepaskan dari penjara secara menakjubkan menurut Kisah Para Rasul. Hal ini menandakan bahwa umat selalu bebas dan tak dapat dibelenggu. Bagi kita merupakan soal, sampai seberapa jauh kebebasan yang kita terima karena kita menjadi umat Allah? Bukankah kita malahan ditakut-takuti dan dipenjara?

Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara,
ada di dalam Bait Allah, dan mereka mengajar orang banyak.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:
Imam Besar Yahudi dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki di Yerusalem mulai bertindak terhadap jemaat, sebab mereka sangat iri hati. Mereka menangkap rasul-rasul, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota.

Tetapi waktu malam, seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar. Kata malaikat itu, “Pergilah, berdirilah di Bait Allah, dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.”

Mereka menaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka dalam bait Allah, lalu mulai mengajar di situ.

Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara. Tetapi ketika para petugas datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan, “Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya, dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu. Tetapi setelah kami membukanya, tidak seorang pun yang kami temukan di dalamnya.”

Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu. Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar, “Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada dalam Bait Allah, dan mereka mengajar orang banyak.” Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil rasul-rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut kalau-kalau orang banyak melempari mereka dengan batu.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan – Mazmur 34:2-3.4-5.6-7.8-9

Ref: Orang yang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkan.
Atau: Alleluya.

Mazmur:
 Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu;
puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku.
Karena Tuhan jiwaku bermegah;
Biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.

 Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku,
marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya.
Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,
dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

 Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya,
maka mukamu akan berseri-seri,
dan tidak akan malu tersipu-sipu.
Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan;
Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

 Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa,
lalu meluputkan mereka.
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan!
Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.

BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 3:16

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Yohanes 3:16-21
Mengimani Kristus berarti mengimani bahwa Dia diutus mendatangi kita demi cinta kasih murni, karena Allah mencurahkan cinta kasih-Nya kepada kita. Iman yang demikian itu menyinari hidup kita, yang sering diliputi kegelapan. Cahayanya adalah Tuhan sendiri. Dan bila kita beriman, kita pun menjadi cahaya bagi sesama. Cahaya itu membawa sukacita, pengharapan, dan cinta kasih.

Allah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; tetapi barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persembahan

Allah Bapa yang maha penyayang,
terimalah kiranya persembahan umat-Mu pada peringatan Santo Stanislaus, uskup dan martir. Semoga berkat kemurahan hati-Mu kami menerima bantuan rahmat-Mu, yang kami perlukan dalam perjalanan hidup kami. Demi Kristus, …
Demi Kristus,…

Antifon Komuni Mat 16:24

• Barangsiapa ingin menjadi murid-Ku, hendaklah ia menyangkal diri, memanggul salibnya dan mengikuti Aku.

Doa Penutup

Marilah berdoa:
Allah Bapa yang maha mulia,
Setelah disegarkan dengan santapan kudus, kami mohon, semoga kami berusaha meniru teladan Santo Stanislaus yang mengagumkan dalam membela kaum tertindas sehingga pantas menerima ganjaran kekal.
Demi Kristus, ….

Tinggalkan Balasan