Ekaristi Senin XVIII, 3 Agustus 2020

Antifon Pembukaan – Matius 14:4

 Melihat orang banyak, hati Yesus tergerak oleh belas kasih,
dan ia menyembuhkan mereka yang sakit.

Pengantar

Memalsu atau memperlunak ajaran untuk menyenangkan orang, jelas salah. Akibatnya memberati beban Yeremia. Tetapi karena Yesus menyampaikan warta seutuhnya, maka para pengikutlah yang akan menikmati hasil kelimpahannya.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa Yang Mahabaik,
berkenanlah menyatakan,
siapakah Engkau sebenarnya bagi kami.
Puaskanlah lapar kami akan Dikau
dalam diri Yesus Putra-Mu terkasih,
yang menjadi rezeki kehidupan dunia.
Sebab Dialah….

Bacaan I – Yeremia 28:1-17
Nabi palsu biasanya melayani apa yang disenagi orang. Bahkan, tidak segan-segan memperlunak ajaran atau malahan memalsu ajaran. Sebaliknya, nabi sejati selalu ingin setia akan tugas panggilannya. Ia tidak peduli apakah membuat sandungan atau tidak. Beranikah kita mengakui kebenaran seutuhnya? Bukankah kita sering tak sampai hati atau takut menyampaikan kebenaran?

Hai Hananya, Tuhan tidak mengutus engkau! Engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta.

Pembacaan dari Kitab Yeremia:
Peristiwa ini terjadi di kota Yerusalem pada awal pemerintahan Zedekia, raja Yehuda, yaitu dalam bulan yang kelima tahun yang keempat. Nabi Hananya bin Azur, yang berasal dari Gibeon, berkata kepadaku di rumah Tuhan, di hadapan para imam dan seluruh rakyat, “Beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel, ‘Aku telah mematahkan penindasan raja Babel. Dalam dua tahun ini segala perkakas rumah Tuhan yang telah diambil dari rumah ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel, akan Kukembalikan ke tempat ini. Juga Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta semua orang buangan dari Yehuda yang dibawa ke Babel akan Kukembalikan ke tempat ini,’ demikianlah sabda Tuhan. Sungguh, Aku akan mematahkan penindasan raja Babel itu!”
Lalu berkatalah Nabi Yeremia kepada Nabi Hananya di depan para imam dan seluruh rakyat yang berdiri di rumah Tuhan. Kata nabi Yeremia, “Amin. Semoga Tuhan berbuat demikian! Moga-moga Tuhan menepati perkataan-perkataan yang kaunubuatkan itu dengan mengembalikan perkakas-perkakas rumah Tuhan dan semua orang buangan dari Babel ke tempat ini. Hananya, dengarlah perkataan yang hendak kukatakan ke kepadamu dan kepada seluruh rakyat ini. Nabi-nabi yang ada sebelum aku dan sebelum engkau dari dahulu kala telah bernubuat kepada banyak negeri dan terhadap kerajaan-kerajaan yang besar tentang perang dan malapetaka dan penyakit sampar. Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh Tuhan.”

Kemudian Nabi Hananya mengambil gandar yang terpasang pada tengkuk Nabi Yeremia, lalu mematahkannya. Berkatalah Hananya di depan mata seluruh rakyat, “Beginilah sabda Tuhan, ‘Dalam dua tahun ini begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel, dari tengkuk segala bangsa!”

Kemudian pergilah Nabi Yeremia dari sana. Dan sesudah Nabi Hananya mematahkan gandar dari tengkuk nabi Yeremia, bersabdalah Tuhan kepada Yeremia, “Pergilah dan katakanlah kepada Hananya, ‘Beginilah sabda Tuhan: Engkau telah mematahkan gandar kayu, tetapi Aku akan membuat gandar besi sebagai gantinya!’ Sebab beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel, ‘Kuk besi akan Kutaruh ke atas tengkuk segala bangsa ini, sehingga mereka takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel. Sungguh, mereka akan takluk kepadanya! Malahan binatang-binatang di padang telah Kuserahkan kepadanya’.”

Lalu berkatalah Nabi Yeremia kepada Nabi Hananya, “Dengarkanlah, hai Hananya! Tuhan tidak mengutus engkau, dan engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta. Sebab itu beginilah sabda Tuhan, ‘Sungguh, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah menghasut rakyat murtad kepada Tuhan.”

Maka matilah Nabi Hananya dalam tahun itu juga, pada bulan yang ketujuh.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 199:29.43.79.80.95.102

Ref. Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.

Mazmur:
 Jauhkanlah jalan dusta dari padaku.
dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.

 Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku,
sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.

 Biarlah orang-orang takwa berpihak kepadaku,
orang-orang yang paham akan peringatan-peringatan-Mu.

 Biarlah hatiku tulus dalam ketetapan-ketetapan-Mu,
supaya jangan aku mendapat malu.

 Orang-orang fasik menantikan aku untuk membinasakan aku;
tetapi aku hendak memperhatikan peringatan-peringatan-Mu.

 Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu,
sebab Engkaulah yang mengajar aku.

BAIT PENGANTAR INJIL Mat 4:4b

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Manusia hidup bukan saja dari makanan,
Melainkan juga dari setiap sabda Allah.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Matius 14:22-36
Bukan hanya pada waktu kelaparan, pada waktu taufan pun Yesus menolong murid-murid-Nya. Petruslah sebagaimana biasanya yang tampil pertama-tama. Ketika terlepas dari kepicikan iman ia lalu mengucap: Engkau sungguh Putra Allah!

Tuhan, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sekali peristiwa, setelah mengenyangkan orang banyak dengan roti, Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh pergi Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia seorang diri di situ. Perahu para murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal.

Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Melihat Dia berjalan di atas air, para murid terkejut dan berseru, “Itu hantu!” dan mereka berteriak ketakutan. Tetapi Yesus segera menyapa mereka, katanya, “Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!” Lalu Petrus berseru, “Tuhan, jika benar Tuhan sendiri, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air.” Kata Yesus, “Datanglah!”

Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasakannya tiupan angin kencang, Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam lalu berteriak, “Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya memegang dia dan berkata, “Orang kurang percaya! Mengapa engkau bimbang?” Keduanya lalu naik ke perahu dan redalah angin. Dan mereka yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, “Sungguh, Engkau Anak Allah.”

Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. Begitu Yesus dikenal oleh orang-orang setempat, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah. Maka semua orang sakit dibawa kepada-Nya. Mereka memohon, supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah Dia menjadi sembuh.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persiapan Persembahan

Allah Bapa yang mahamurah hati,
berkenanlah bersabda kepada kami,
bahwa Engkaulah kelangsungan hidup kami
berkat anggur roti suci ini,
ialah Yesus Putra-Mu terkasih, ….

Antifon Komuni – Mazmur 14:19.20a

 Yesus mengambil kelima buah roti dan kedua ekor ikan.
Dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikan-Nya kepada para murid.
Lalu para murid membagikannya kepada orang banyak.
Mereka semua makan sampai kenyang.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Allah Bapa, sumber kedamian,
kami bersyukur, karena Putra-Mu telah memberi tahu,
apa yang dapat mendatangkan kedamaian sejati:
Dialah rezeki kehidupan bagi setiap orang dan bangsa.
Dialah kesehatan dan kedamaian kami selama hidup.
Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.



Tinggalkan Balasan