Guru Agama Harus “Meng-up date” Diri
Tugas guru agama memperkenalkan dan menghantarkan Yesus kepada anak-anak, sekaligus menghantarkan anak-anak itu kepada Tuhan Yesus. Karena tugas yang sedemikian berat itulah, para guru agama hendaknya senantiasa sadar diri, kalau kemampuan dirinya tidak lagi mendukung perlu meng-up date diri dengan belajar tentang pengetahuan dan keterampilan agama. Hal tersebut ditekankan Rm. Fransiskus Riduan Naibaho, Pr saat memberikan homili dalam Misa dan Wisuda Mahasiswa DMS Pangkalan Belajar Padang Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malam di Aula RPU Maria Nirmala Padangbaru, Sabtu (7/8).
Problem mendasar yang terjadi saat ini, menurut Imam Diosesan Padang ini adalah orang yang tidak menyadari keadaan dirinya. Orang yang paling berdosa, katanya adalah orang yang tidak menyadari dirinya berdosa. Para guru agama hendaknya senantiasa mengoreksi dirinya, apakah sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan cukup tentang agama. Kalau belum, orang itu hendaknya belajar lagi. “Tugas guru agama adalah memberikan gambaran Gereja di masa sekarang, masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. Pengajaran agama bukan pertama-pertama agar orang menerima pewartaan dibaptis, tetapi demi kebaikan mereka”, ujarnya.
Sebanyak 22 wisudawan ini adalah guru agama PNS dan swasta di Padang dan Mentawai. Mereka telah mengikuti perkuliahan selama dua tahun yang dikoordinir oleh Bimas Katolik Kementerian Agama Propinsi Sumatera Barat. Para wisudawan menerima perutusan dari dua imam (Rm. Fransiskus Riduan Naibaho, Pr dan P. Guido Poulucci, SX) dan dilantik dengan pemindahan jambul oleh ketua STP IPI Malang Sr. Antonella Batlyd, S.Pd.M.M.Th. Wisuda ini juga dihadiri Dirjend Bimas Katolik Kementerian Agama RI Drs. Eusebius Binsasi dan keluarga wisudawan.
Drs. Eusebius Binsasi dalam sambutan dan pengarahannya menjelaskan program kuliah ini adalah kerjasama pemerintah dengan STP IPI Malang untuk membantu para guru agama Katolik. Kepada para wisudawan, ia berpesan agar Gelar Sarjana Agama (S.Ag.) yang telah diraih hendaknya dibanggakan dan disyukuri karena telah diraih dengan penuh pengorbanan. Pada saat kuliah, para mahasiswa itu dituntut harus sukses dalam belajar (sebagai mahasiswa) dan mengajar (sebagai guru). “Dengan gelar sarjana Anda dianggap memiliki banyak ilmu. Oleh sebab itu, Anda dituntut mampu mengimplementasikan nilai-nilai ajaran kristiani dengan baik dan benar, tidak membuat penyesatan dan kekeliruan”, katanya.
Sementaara itu ketua STP IPI Malang Sr. Antonella berpesan agar para wisudawan itu semakin kritis, cermat, teliti, dan bertanggungjawab dalam menyikapi persoalan di masyarakat. Jangan hanya bangga bisa menampilkan diri sebagai sarjana agama, tetapi mesti menampilkan jati diri sebagai guru agama yang senantiasa menggali semangat dan kembali kepada Tuhan Yesus sendiri. “Dengan gelar sarjana, Anda dituntut semakin bertangggungjawab akan tugas terhadap Gereja dan masyarakat”, tegasnya. (ws)