HARI MINGGU BIASA XXIII, 10 September 2017

Menghayati Hidup dalam Ekaristi/Menghayati Ekaristi dalam Hidup

Dalam dunia modern ini hubungan antar manusia semakin meluas. Tetapi dalam susunan masyarakat yang serba besar dan anonim itu orang masih dapat merasa kesepian. Maka dirasakan perlunya kelompok kecil di mana solidaritas dapat dihayati dan sungguh memperkaya masing-masing pribadi.
Setiap orang kristen termauk Gereja universal (Agung) dan sekaligus Gereja lokal. Keanggotaannya dalam Gereja lokal yang dihadapinya sehari-hari, tidak mempersempit pandangan dan perhatiannya terhadap yang lebih luas. Dua aspek ini hendaknya jangan diabaikan oleh para penanggungjawab. Mereka itu harus berusaha, agar kekeluargaan, persaudaraan dan keterbukaan, dapat dihayati di dalam kelompok-kelompok setempat. Tetapi sebaliknya tak boleh pula dilupakan kesadaran bertanggung jawab atas seluruh Gereja universal.


Antifon Pembukaan – Mazmur 119:137,124

 Engkau adil, ya Tuhan, dan Hukum-hukum-Mu benar. Perlakukanlah hamba-Mu sesuai dengan kasih setia-Mu.

Pengantar

Kasih merupakan dasar semua perintah. Kasih hendaknya mewarnai hidup bersama sehari-hari. Kasih dan kesetiaan Allah diwujudkan dengan selalu mencari yang hilang dan tidak ingin satupun umat-Nya hilang, sebagaimana akan didengar dalam Injil hari ini. Sebagai jemaat, kita pun bertanggungjawab atas saudara yang berdosa, namun dengan kasih dan kesetiaan kita turut menyertai proses mengajak saudara kita kembali kepada Allah dalam doa dan kelemahlembutan.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkau Putra Allah Yang Mahaadil, penuh cinta, dan belas kasih.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau menghendaki keselamatan semua orang.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkau menghendaki hukum cinta kasih diwujudkan, juga bila dituntut pengorbanan.
Tuhan, kasihanilah kami.

Madah Kemuliaan

Doa Pembuka

Marilah kita bedoa. (hening sejenak)
Ya Allah, Engkau telah menebus kami dan mengangkat kami menjadi anak-anak-Mu. Pandanglah anak-anak kesayangan-Mu dengan rela hati, supaya semua orang yang percaya pada Kristus memperoleh kebebasan sejati serta warisan abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.

Bacaan Pertama – Yehezkiel 33:7-9
Allah menegaskan bahwa sebagai Nabi, Yehezkiel harus setia menjaga bangsa-nya, memperingatkan mereka berbalik dari dosa agar kembali setia pada perjanjian. Mereka yang tetap menolak Allah akan dihukum dengan kematian. Dan apabila Yehezkiel lalai memperingatkan orang fasik, ia akan dituntut pertanggungjawaban atas kematian mereka. Dewasa ini pun, Gereja harus tekun bersaksi kepada semua orang tentang keselamatan di dalam diri Yesus Kristus.

Pembacaan dari Nubuat Yehezkiel:

Jika engkau tidak berkata apa-apa kepada orang jahat, Aku akan menuntut pertanggungjawaban atas nyawanya dari padamu.

Beginilah Firman Tuhan, “Wahai engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel. Bilamana engkau mendengar suatu Firman dari-Ku, peringatkanlah mereka demi nama-Ku. Kalau aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! Dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, maka orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi darimu Aku akan menuntut pertanggungjawaban atas nyawanya. Sebaliknya, jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 95:1-2.6-7.8-9

Reff: Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hati-ku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.

Ayat:
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan bersorak-sorai bagi gunung batu keselamatan kita. Biarlah kita memandang wajah-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorai bagi-Nya dengan mazmur.

2. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab, Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.

3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bacaan Kedua – Roma 13:8- 10
Kasih merupakan dasar semua perintah. Hukum ini tidak mengenal batas. Oleh karena itu Paulus mengajarkan perintah ini kepada jemaat Roma yang sering mudah berselisih dan tidak setia pada Tuhan. Kasih hendaknya menjadi warna hidup bersama sehari-hari. Saat menjumpai jemaat yang berbuat dosa maupun saat menghadapi perselisihan, kasih menjadi kemungkinan yang paling unggul untuk menyelesaikannya. Untuk itu dalam segala hal, kasih harus dikedepankan. Kasih menjadi dasar berbagai macam peraturan. Dengan kasih, Taurat akan menjadi utuh. Inilah makna kasih: menjadi kegenapan Hukum Taurat.

Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Kasih itu kegenapan Hukum Taurat.

Saudara-saudara, janganlah berhutang apa-apa kepada siapa pun, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah me-menuhi Hukum Taurat. Karena Firman berikut ini: Jangan berzina, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini, serta segala Firman lain mana pun juga, sudah ter-simpul dalam Firman ini: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia. Karena itu, kasih adalah kegenapan Hukum Taurat.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL 2Kor. 5:19

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam Diri Kristus, dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Matius 18:15-20
Setiap jemaat bertanggung jawab atas saudaranya yang berdosa. Mereka harus merebut kembali setiap jemaat yang tersesat. Namun, semuanya harus dilakukan dengan lembut hati, tanpa sikap benci dan kerakusan untuk memvonis. Semua harus dilakukan dalam nama Tuhan. Sikap Allah sendiri yang selalu mencari yang hilang dan tidak ingin satu pun umat-Nya hilang, hendaknya menjadi semangat menghadapi jemaat yang berdosa. Doa hendaknya menyertai proses Inengembalikan jemaat yang berdosa tersebut sebab dalam doa Tuhan hadir secara lebih jelas. Dengan doa, semakin jelas kita mau menyatakan bahwa Tuhanlah yang bertindak, kita sedang diundang untuk melibatkan diri dalam tindakan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Jika seorang berdosa mendengarkan nasihatmu, engkau telah mendapatnya kembali.

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu, engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka.”

Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Homili

Syahadat

Doa Umat

Yesus bersabda, “Di mana ada dua atau tiga orang berkumpul atas nama-Ku, di situlah Aku hadir.” Maka dengan Yesus di tengah-tengah kita dapatlah kita berdoa kepada Bapa di surga:

Bagi Gereja masa sekarang.
Ya Bapa, tabahkanlah Gereja-Mu pada masa sekarang ini, agar berani menyuarakan peringatannya terhadap ketidakadilan dan kekerasan yang berkecamuk di tengah masyarakat.
Semoga umat-Mu semakin teguh memperjuangkan keadilan dan kebenaran dalam Kristus.

Bagi semua yang mencari kebenaran.
Ya Bapa, bimbinglah mereka yang mencari kebenaran, semoga perjumpaan dengan umat-Mu membawa mereka pada Kristus, Sang Kebenaran sejati.
Semoga umat-Mu semakin teguh memperjuangkan keadilan dan kebenaran dalam Kristus.

Bagi keluarga-keluarga yang tidak dikaruniai anak.
Ya Bapa, hiburlah keluarga-keluarga yang tidak dikarunia anak dengan kasih-Mu, sehingga mereka menyadari bahwa masih ada anak-anak yang amat membutuhkan uluran cinta dan kasih sayang mereka.
Semoga umat-Mu semakin teguh memperjuangkan keadilan dan kebenaran dalam Kristus.

Bagi kita di sini.
Ya Bapa, curahilah kami cinta kasih-Mu, sehingga kami dapat mencintai siapapun juga tanpa membeda-bedakan.
Semoga umat-Mu semakin teguh memperjuangkan keadilan dan kebenaran dalam Kristus.

Allah Bapa kami, karena diperkuat oleh Sabda-Mu, maka setiap kali kami mengikuti Ekaristi kami ulangi pilihan kami pada Putra-Mu. Engkaulah yang memberi kami kekuatan agar kami semakin menyelami tuntutan-tuntutan pilihan itu. Semoga Kauterima usaha saling cinta kasih kami dalam korban Yesus Kristus, Putra-Mu dan Tuhan kami.
Amin.

Doa Persiapan Persembahan

Ya Allah, Engkaulah pangkal damai dan kesalehan yang sejati. Kami mohon semoga dari kurban persembahan ini membubung ke hadirat-Mu hormat dan pujian kami yang selayaknya; dan semoga, dengan mengambil bagian dalam misteri suci ini, kami semua menjadi rukun bersatu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U Amin.

Prefasi

Antifon Komuni – Bdk. Mzm. 42:2-3

 Bagaikan rusa merindukan air, demikianlah jiwaku merindukan Dikau, ya Allah. Jiwaku haus akan Allah, Allah yang hidup.

Atau – Yoh. 8:12
 Akulah terang dunia, Sabda Tuhan; siapa mengikuti Aku tidak berjalan dalam kegelapan, tetapi akan mempunyai terang kehidupan.

Doa Sesudah Komuni

Marilah kita berdoa:
Ya Allah, Engkau telah menyegarkan dan menghidupkan kami dengan santapan Sabda dan sakramen surgawi. Semoga berkat anugerah Putra-Mu yang sedemikian besar, kami dapat bertumbuh dalam iman agar layak mendapat bagian yang tetap dalam hidup-Nya. Dialah Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin.

Belas Kasih Dasar Hidup (Renungan Minggu Biasa XXIII, 10 September 2017)

Tinggalkan Balasan