“Hati Nurani atau Nafsu????”(Renungan, 16 Juni 2017)
16 Juni 2017
Mat 5: 27-32
Hati Nurani atau Nafsu????
Suatu hari, ada seorang gadis yang sedang berjalan keliling kompleks rumah untuk menikmati sejuknya udara sore. Gadis itu sangat cantik dan bentuk tubuhnya sangat sexy bagaikan gitar spanyol. Di saat ia berjalan keliling kompleks rumah, ada seorang pemuda yang melihatnya dan membuat si pemuda itu ingin berkenalan dengannya. Namun niat si pemuda itu tidak pernah tercapai. Maka ia menyusun sebuah rencana, supaya ia dapat berkenalan dengan gadis tersebut. Dan rencana yang telah di susunnya itupun di jalankannya dengan sangat baik dan ia pun berhasil berkenalan dengan gadis tersebut. Maka dengan berhasilnya rencana yang dibautnya, mereka berdua semakin dekat dengan gadis itu, tetapi setiap mereka bertemu pemuda itu selalu memandang gadis itu dengan tatapan yang sangat aneh.
Bacaan injil hari sangat menarik sekali, karena kita di tuntut untuk mampu mendengarkan hati nurani kita. Namun yang sering kita lakukan itu tidak pernah mau mendengarkan hati nurani dan selalu melakukan segala sesautu perkerjaan itu hanyalah menurut hawa nafsu yang sering timbul dari dalam diri kita. Hal itu juga yang di alami si pemuda yang mau mendekati si gadis cantik itu, hanya sebatas hawa nafsu saja dan bukan dari niat yang tulus untuk bertemannya, melainkan karena ada sesuatu yang ingin ia miliki. Pada hal hati nurani yang kita miliki itu ialah suara yang muncul dari Tuhan dan selalu mengatakan hal yang baik untuk diri kita. Tetapi yang sering kita lakukan ialah nafsu yang timbul dari dalam diri kita. Dengan mengikuti nafsu yang muncul dari dalam diri kita itu, kita sering tidak mampu mendengarkan hati nurani tersebut. Dengan tidak mampu mendengarkan hati nurani, kita juga tidak mampu untuk melanjut karya yang diminta olehTuhan. Karya yang sering kita lakukan itu ialah karya yang muncul dari si iblis. Oleh sebab itu untuk dapat melanjut karya yang diminta oleh Tuhan, kita harus mampu mendengarkan hati nurani kita. Dengan itu aku ingin mengajak saudar/i semua untuk merefleksikan setiap kegiatan kita, Apakah aku selalu sadar dalam melakukan sebuah kegiatan atau apakah aku melakukan kegiatan itu demi nafsu tang timbul dari dalam diriku????(Fr. Dede Eko Pratama Tumanggor)