Iman Akan Karya Allah (Renungan JUMAT PRAPASKAH V, 7 April 2017 Oleh Fr. Andreas Salamanang)

Jumat, 07 April 2017

Bac I : Yeremia 20:10-13

Injil : Yohanes 10: 31-42

Iman sebagai Pintu Gerbang untuk memahami Karya Allah

Saudara-saudari yang terkasih, sabda Tuhan yang akan kita renungkan dalam minggu ini dan hari-hari yang akan datang berbicara mengenai berbagai macam penolakan yang dialami oleh Yesus. Dalam bacaan hari ini juga, secara jelas penginjil Yohanes melukiskan bagaimana Yesus ditolak oleh orang-orang Yahudi bahkan dengan kasar melempari Yesus dengan batu. Tindakan spontan orang-orang Yahudi tersebut, ingin menunjukkan sikap iman orang Yahudi terhadap pribadi Yesus sebagai Putera Allah sangatlah dangkal. Sikap sanksi mereka terhadap pribadi Yesus terbukti dengan memandang Yesus telah menghujat Allah dan dituduh menyamakan diri-Nya dengan Allah. Inilah tuduhan utama yang diajukan kepada Yesus pada akhirnya yang membawa Yesus kepada kematiannya di salib. Lalu apa sebenarnya dasar yang membuat orang-orang di zaman Yesus tak mampu melihat Allah di dalam pribadi Yesus kristus? Salah satu faktor yang menghalangi mereka ialah kesombongan.

Saudara-saudari yang terkasih, pernyataan Yesus sebagai utusan Allah berdasarkan identitas dirinya yang sebenarnya sebagai anak Allah. Ia hadir dan hidup dalam kesatuan kehendak serta kesatuan pekerjaannya dengan Allah. Jadi tak ada alasan bagi kita untuk menolak keberadaan dan hakikat Yesus. Ia datang dari Allah dan diutus oleh Allah untuk mengerjakan apa yang dikehendaki oleh Allah, yakni menyelamatkan manusia dari lumpur dosa.

Saudara-saudari yang terkasih, bagaimana dengan kita sebagai pengikut Kristus? Adakah posisi batin kita sama seperti orang Yahudi? Sikap skeptic terhadap segala sesuatu yang kita imani hanya membawa dan menjerumuskan kita pada persoalan-persoalan duniawi semata. Yesus tak pernah bertindak atas kuasa diri-Nya sendiri. Setiap perkataan dan perbuatan-Nya selalu bersumber dari kehendak Bapa, sebagai inti kehadiran dan perutusan-Nya di dunia. Untuk itu kita diharapkan mampu membuka diri atas segala rencana Allah dalam hidup dan karya kita. Sehingga perbuatan maupun sikap kita selalu bersumber dari Allah. Keterbukaan kita terhadap Allah membuat kita mampu menemukan wajah kristus dalam setiap aspek, baik itu dalam bentuk perbuatan yang kita lakukan maupun dalam wajah sesame kita. Amin. (FR, Andreas Salamanang)

Ekaristi Hari ini: JUMAT PRAPASKAH V, 7 April 2017…. Klik disini!!

Tinggalkan Balasan