Intropeksi Diri (Renungan SABTU BIASA XXIX, 22 OKTOBER 2016 Oleh Fr. Jon Mezer Manullang)

Intropeksi Diri
Jumat, 22 Oktober 2016
Bce: Ef 4:7-16; Luk 13:1-9

Saudara-saudari terkasih, di zaman yang serba canggih ini, setiap orang dapat dengan mudahnya menggunakan Medsos (media sosial) untuk keperluan apa saja, baik yang bersifat konstruktif ataupun yang dekstruktif. Jika setiap pribadi tidak senang dengan pribadi tertentu, bisa saja langsung menilai orang tersebut secara negatif di dalam medsos. Sehingga nama baik orang tersebut menjadi jelek di mata orang lain, akibat perbuatan  pribadi tertentu, kepada pribadi yang dibencinya.

Kadangkala dalam hidup di lingkungan kita, kita terlalu mudah untuk mengambil keputusan dengan menilai, menghakimi bahkan memvonis orang tertentu bersalah, bahkan dalam lingkungan hidup kita. Kita tidak jarang untuk mengosipkannya dengan tujuan menjatuhkan orang tersebut dari tengah-tengan lingkungan kehidupan kita.

Seperti halnya dalam bacaan Injil hari ini. Ada segerombolan orang yang ingin menceritakan keburukan orang-orang Galilea kepada Yesus, sehingga mereka menilai bahwa perbuatan orang-orang Galilea itu akibat dosa mereka. Tetapi yang terjadi ialah Yesus dengan tegas menentang perkataaan mereka dengan cara bercermin dan menata diri terlebih dahulu. Yesus menginginkan agar setiap pribadi untuk tidak mudah berkata-kata tentang tentang keburukan orang lain sebelum memeriksa keberadaan diri.

Saudara-saudari terkasih ada ungkapan yang mengatakan bahwa: “lebih mudah menilai oranglain daripada menilai diri sendiri.” Ungkapan tersebut kerapkali juga ada dalam diri kita, kita seperti menjadi hakim bagi oranglain. Kita sebagai orang kristiani, diajak oleh Tuhan untu memperbaharui diri, mengubah kebiasaan buruk kita yang tidak baik dengan cara melihat sisi baik dari setiap pribadi tanpa harus menilai hal yang buruk dari pribadi tersebut. Dengan kata lain, kita diajak untuk menginstropeksi diri. Apakah dengan menilai orang lain secara negatif saya sudah lebih baik dari orang tersebut? Atau malah sebaliknya. Maka dari itu saudara-saudari terkasih, kita harus menjalin relasi yang baik dengan siapa saja, karena adanya kita di dunia ini karena oranglain, atau kita tidak bisa hidup di dunia ini tanpa orang lain.

Yang dituntut dari kita ialah, mari menjalin relasi yang sehat secara jasmani dan rohani kepada orang lain, entah siapa pun itu. Sehingga dengan begitu, kasih itu akan mengalir terus dalam hidup kita. Selamat menjalaninya. (Fr. Jon Mezer Manullang)

Ekaristi Hari ini: SABTU BIASA XXIX, 22 OKTOBER 2016….Klik di sini!!

Tinggalkan Balasan