Introspeksi Diri (Renungan SABTU PRAPASKAH V, 8 April 2017 Oleh Fr. Andreas Salamanang)
Sabtu, 08 April 2017
Bac I : Yeh 37: 21-28
Injil : Yohanes 11: 45-56
Introspeksi Diri
Saudara-saudari yang terkasih, rasa benci membuat setiap orang lupa akan siapa dirinya di hadapan Tuhan dan di hadapan sesamanya. Rasa benci itu juga melahirkan berbagai kemungkinan-kemngkinan buruk yang membuat diri sendiri merasa asing dan jauh dari kebahagiaan. Sabda Tuhan pada hari secara khusus penginjil Yohanes dengan terang melukiskan suasana batin orang-orang Farisi yang berencana ingin menangkap dan membunuh Yesus. Salah satu penyebab kebencian orang Farisi kepada Yesus, karena dilatarbelakangi oleh rasa iri hati terhadap pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus. Pembangkitan Lazarus dari kubur, menjadi pemicu kebencian orang Farisi kepada Yesus karena dianggap sebagai sebuah ancaman bagi mereka terutama menyangkut posisi mereka yang selama ini ditinggikan dalam tradisi Yahudi.
Saudara-saudari yang terkasih, kelemahan kita sebagai manusia kurang mengintrospeksi diri. Setiap tindakan maupun perkataan kita tidak lahir dari sebuah kesadaran lahiriah kita sebagai manusia yang rapuh. Jabatan maupun kedudukan yang kita miliki, sering kali mendistorsi relasi kita dengan orang lain serta mengesampingkan hubungan kita dengan Tuhan. Di samping itu juga, jabatan bisa menjadi benteng mujarab untuk menutupi kelemahan diri di hadapan orang lain. Maka tak heran dalam praksis, kita sering bersembunyi di balik zona kenyamanan-kenyamanan hidup dan terkurung dalam kenikmatan dunia yang sebenarnya bersifat semu. Kehadiran orang lain dalam hidup kita kadang menjadi sebuah ancaman bagi popularitas dan status hidup yang sudah kita nikmati. Hal semacam inilah yang dipraktekkan oleh orang-orang Farisi baik dalam hidup keagamaan dan hidup sosial.
Saudara-saudari yang terkasih, sikap orang Farisi bisa kita jadikan sebagai cermin untuk melihat dan mengintrospeksi diri kita sendiri, adakah kita lebih buta, tamak, iri hati dari orang-orang Farisi? Masa prapaskah merupakan masa yang tepat untuk melihat diri kita secara lebih mendalam. Allah Maha pengampun, Ia sangat menghargai kerendahan hati kita untuk mau bertobat dan kembali kepada-Nya. Amin. (Fr, Andreas Salamanang.)
EKARISTI HARI INI: SABTU PRAPASKAH V, 8 April 2017….Klik disini!!