Jadilah Pembaru Dunia (Renungan SABTU MALAM PASKA, 15 APRIL 2017)
Jadilah Pembaru Dunia
Hari Sabtu Suci (15 April 2017)
Kej. 1:1-2:2; Kel. 14:15 – 15:1; Yes. 54:5-14; Rm. 6:3-11;
Mat. 28:1-10
PERAYAAN LITURGI Malam Paskah terdiri dari empat tahap, yaitu liturgi: cahaya, sabda, baptis, dan ekaristi. Dalam liturgi cahaya, peristiwa kebangkitan Yesus dilambangkan dengan cahaya yang mengusir kegelapan. Sama seperti cahaya mengalahkan kegelapan, demikian pula kebangkitan Yesus Kristus mengalahkan maut. Dalam liturgi Sabda, yang terdiri dari sembilan bacaan, dikisahkan karya penyelamatan Allah dari penciptaan dunia sampai kebangkitan Yesus. Dalam liturgi baptis, kehidupan baru yang diterima dalam pembaptisan dilambangkan dengan air yang membersihkan dan menghidupkan. Baptis mempersatukan manusia dengan Kristus, membersihkan manusia dari dosa dan sekaligus memberikan hidup baru. Sedangkan dalam Liturgi Ekaristi, persatuan dengan Kristus yang bangkit dilambangkan dengan penyambutan Komuni Kudus. Dengan makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya manusia tinggal di dalam Kristus dan Kristus di dalam manusia.
Karya Allah mulai dari penciptaan yang menjadikan segala sesuatu. Segala sesuatu yang amat baik itu disediakan oleh Allah bagi manusia, supaya dapat hidup sesuai dengan martabatnya sebagai gambar Allah. Kenyataannya, manusia lebih cenderung untuk menciptakan gambar dan rupanya sendiri. Peristiwa pembebasan dari perbudakan Mesir adalah titik awal kepercayaan bangsa Isreael kepada Tuhan sebagai penyelamat mereka. Sejak saat itu, bangsa Israel mulai menyadari bahwa Tuhan mengasihi mereka melebihi bangsa-bangsa lain, sehingga setiap orangtua Israel diharuskan untuk menceritakan peristiwa tersebut kepada anak-anak mereka, supaya mereka tidak melupakan Tuhan yang telah membebaskan mereka dari Mesir. Karena Tuhan telah membebaskan bangsa Israel, maka mereka harus mengasihi Tuhan dan mendengarkan firman-Nya.
Pada Malam Paskah diwartakan kabar gembira penyelamatan Allah bagi kita. Allah tidak akan membiarkan kita terseret jatuh ke dalam dosa. Dengan kasih abadi kita dikasihi Tuhan. Ia membebaskan kita dari cengkeraman perbudakan, memberikan hati baru yang memungkinkan kita hidup secara baru pula. Paskah tidak hanya memberitahukan kepada kita bahwa kehidupan baru kita terima. Paskah menyatakan bahwa pembaruan hidup sungguh terjadi, berkat Kristus yang bangkit. Itulah makna dari lambang-lambang yang memenuhi ibadat malam Paskah: gelap yang berubah menjadi terang, lonceng yang dibunyikan kembali sesudah dibiarkan diam semasa masa Prapaskah; kidung Kemuliaan dinyanyikan, nyanyian riang memenuhi ruang gereja menggantikan nyanyian tobat sebelumnya, janji baptis yang diucapkan dengan lilin menyala, dan lain sebagainya. Semua itu adalah tanda yang menyatakan perubahan atau pembaruan hidup yang sungguh terjadi.
Secara liturgis kita merayakan Paskah setahun sekali. Akan tetapi sabda Allah yang diwartakan pada Malam Paskah menyadarkan kita bahwa kehidupan Kristus adalah kehidupan Paskah, yang selalu bergerak dari kegelapan menuju cahaya, dari perbudakan menuju kemerdekaan, dari kematian menuju kehidupan. Kalau kesadaran iman ini semakin tumbuh, kita akan dibebaskan dari rasa bosan menghadapi hidup keseharian. Mata hati kita semakin tajam melihat karya Allah dalam setiap peristiwa dan pengalaman hidup. Kalau demikian hidup kita akan menjadi tanda pembaruan dunia yang dikerjakan oleh Allah.
EKARISTI HARI INI: SABTU MALAM PASKAH, 15 APRIL 2017 (Tirakatan kebangkitan Tuhan)…. KLik disini!!