Jalan Kesetiaan (Renungan Pesta Santo Lukas, Selasa, 18 Oktober 2016 oleh Fr. Marudut Xaverius Nainggolan)
Jalan Kesetiaan
Pesta Santo Lukas, Selasa, 18- Oktober-2016
2Tim. 4:10-17b;
Mzm. 145:10-11,12-13ab,17-18;
Luk. 10:1-9
Yesus mengutus murid-Nya pergi berdua-dua mendahului-Nya. Terdapat tujuh puluh murid yang diutus Yesus untuk melakukan perjalanan ke setiap kota. Perutusan yang diserukan Yesus kepada para murid merupakan ajakan untuk membuktikan diri sebagai pengikut-Nya yang setia. Para murid berjalan tanpa bekal dan tanpa kasut. Situasi seperti ini hendak menguji kesetiaan para murid dalam perjalanan perutusan.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, sejak kita manerima pembaptisan kita sudah dijanjikan untuk mewartakan kerajaan Allah. Seperti apa kerajaan Allah yang hendak kita wartakan? Secara sederhana, pertama-tama kita diajak untuk dapat hidup dengan menggunakan segala rahmat yang ada pada diri kita. Tentu rahmat itu niscaya menjadi nyata dalam bentuk buah-buah kebaikan. Melalui kebaikan itulah kemudian kita mampu untuk menjadi saksi bagi sesama. Dengan bersaksi akan tampaklah bahwa kita sungguh benar sedang mewarta dan sedang dalam perutusan.
Namun tak dapat disangkal bahwa kita harus bergumul dengan semua sifat-sifat manusiawi dalam diri masing-masing. Tatkala kita sedang bergumul atas kelemahan manusiawi tersebut, kita sedang dalam suatu perutusan untuk dapat tetap setia pada janji dan meterai antara kita dan Allah dalam pembaptisan. Kita sedang dalam perutusan yang berjalan tanpa “bekal” dan “kasut”. Ada beberapa hal yang tidak kita miliki dan kita bawa dalam perutusan hidup ini. Namun tanpanya kita toh tetap dapat mengolah kesetiaan kita terhadap Allah yang telah memberikan rahmat kehidupan bagi kita. Wujud kesetiaan itulah yang hendaknya terus kita tunjukkan dan bagikan kepada sesama yang merasa kering akan Kerahiman Tuhan. (Fr. Marudut Xaverius Nainggolan)
Ekaristi Hari ini: SELASA, 18 Oktober 2016: PESTA Santo Lukas Pengarang Injil…. Klik disini!!