JUMAT, 1 Desember 2017, Beato Dionisius dan Redemptus
Antifon Pembukaan
Para kudus bergembira di surga, sebab telah mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersuka ria selamanya.
Kata pengantar
Dionisius, asal Perancis Utara, semula seorang pelaut. Pada umur 35 tahun ia memutuskan menjadi imam dan masuk biara Karmel. Sedangkan Redemptus, asal Portugal, semula seorang tentara Portugal, yang menjadi bruder Karmel. Pada tahun 1638 keduanya mengikuti rombongan utusan Portugal ke Aceh. Sampai di sana mereka di tangkap dan dipenjarakan. Pada tanggal 29 November 1638 mereka gugur sebagai martir. Usaha mereka untuk mewartakan Injil di Indonesia nampaknya gagal total. Tetapi bukanlah biji gandum harus jatuh dan mati, supaya dapat tumbuh dan berbuah?
Doa Pembukaan
Marilah berdoa:
Allah Bapa sekalian manusia. Engkau telah mendorong Beato Dionisius dan Redemptus untuk meninggalkan tanah airnya masing-masing dan menaburkan benih sabda-Mu di Asia. Di tanah air kami mereka menyerahkan nyawa demi nama-Mu dan usaha mereka terhenti. Semoga kami mampu meneruskan usaha mulia itu, sehingga akhirnya biji gandung yang jatuh dan mati itu menghasilkan buah berlimpah. Demi Yesus Kristus,…
Bacaan I – Daniel 7:2-14
Daniel melihat Putra Manusia diarak ke hadapan Allah. Pribadi penuh rahasia itu memastikan diri memperoleh kekuasaan dari Yang Mahatinggi. Berkat Dia tumbuhlah umat yang percaya, yang akan diperkenankan ikut dalam kemuliaan-Nya.
Seseorang serupa Anak Manusia datang bersama awan-gemawan.
Pembacaan dari Nubuat Daniel:
Aku, Daniel, mendapat suatu penglihatan pada waktu malam. Tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar. Lalu naiklah empat binatang besar dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. Yang pertama rupanya seperti seekor singa dan mempunyai sayap burung rajawali.
Aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan hati manusia.
Dan tampak ada seekor binatang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang. Ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada dalam mulutnya di antara giginya. Kepadanya dikatakan demikian, “Ayo makanlah daging banyak-banyak.’ Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang lain lagi, rupanya seperti macan tutul. Ada empat sayap burung pada punggungnya. Lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan. Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi. Ia melahap dan meremukkan mangsanya, dan sisanya diinjak-injak dengan kakinya. Ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu.
Lagipula ia bertanduk sepuluh. Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tumbuhlah di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu tercabut. Pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong.
Sementara akan terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, dan beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus melihatnya, karena tanduk kecil binatang yang keempat itu mengucapkan kata-kata sombong. Aku terus melihatnya sampai binatang itu dibunuh. Bangkainya dibinasakan dan dilemparkan ke dalam api yang membakar. Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai waktu dan saatnya.
Aku terus melihat dalam penglihatan waktu malam itu, nampak seseorang serupa Anak Manusia datang dari langit bersama awan-gemawan. Ia menghadap Dia yang telah lanjut usia-Nya dan diantar ke hadapan-Nya. Kepada yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan, kehormatan dan kuasa sebagai raja. Dan segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya dan kerajaan-Nya takkan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Tanggapan – Daniel 3:75-81
Kidung dan Refren:
Pujilah Tuhan, hai gunung-gemunung.
U : Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, hai segala tumbuhan di bumi.
U : Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, hai segenap mata air dan bukit.
U : Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, hai lautan dan sungai.
U : Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, hai raksasa lautan dan segala yang bergerak di air.
U : Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, hai unggas di udara.
U : Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, hai segala binatang buas dan ternak di bumi.
U : Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
BAIT PENGANTAR INJIL Luk 21:28
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Angkatlah kepalamu, sebab penyelamatmu sudah dekat.
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Lukas 21:29-33
Sebagaimana pepohonan yang bersemi menandakan pergantian musim, demikian pula tanda-tanda yang diberikan Yesus menandai kedatangan Kerajaan Allah. Hal ini dimulai ketika Yesus mendirikan Kerajaan Allah di tengah-tengah kita. Bila Ia datang kembali maka kemuliaan kerajaan itu akan disempurnakan.
Jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada waktu itu Yesus mengemukakan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kalian melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kalian tahu dengan sendirinya, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian pula, jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sungguh, angkatan ini takkan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi sabda-Ku takkan berlalu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Persembahan
Allah Bapa yang mahakudus, Beato Dionisius dan Redemptus telah mempersembahakan hidupnya kepada-Mu. Terimalah kiranya kini persembahan kami ini, dan semoga karenanya kami berani memberi kesaksian tentang penebusan-Mu tanpa gentar sedikit pun. Demi Kristus, …
Antifon Komuni –Yoh 12:24-25
Biji gandum yang tidak ditanam dan mati, akan tetap tinggal sebiji. Tetapi jika mati, akan berbuah banyak sekali.
Doa Penutup
Marilah berdoa:
Allah Bapa kami yang maha pengasih, kami sudah menyambut tubuh Kristus dan bersatu dengan dengan Dia. Semoga kami takkan pernah terpisah dari cinta kasih-Nya berkat doa dan teladan para martir-Mu Beato Dionisius dan Redemptus dan berani menghadapi segala tantangan. Demi Kristus,….