JUMAT 14 AGUSTUS 2015, St. Maximilianus Maria Kolbe (imam dan martir, + 1941)

Raymond Kolbe dilahirkan di Polandia pada tahun 1894. Ia bergabung dengan Ordo Fransiskan pada tahun 1907 dan memilih nama seperti kita mengenalnya sekarang: Maximilianus. Maximilianus amat mencintai panggilannya dan secara istimewa ia mencintai Santa Perawan Maria. Ia menambahkan nama “Maria” pada namanya ketika ia mengucapkan kaul agungnya pada tahun 1914. Pastor Maximilianus Maria yakin bahwa dunia abad keduapuluh membutuhkan Bunda Surgawi mereka untuk membimbing serta melindunginya. Ia mempergunakan media cetak agar Maria lebih dikenal luas. Ia bersama dengan teman-teman Fransiskannya menerbitkan bulletin yang terbit dua bulan sekali yang segera saja tersebar dan dibaca orang di seluruh dunia.

Bunda Allah memberkati karya Pastor Maximilianus Kolbe. Ia membangun sebuah biara besar di Polandia. Biara tersebut dinamainya “Kota Immaculata”. Pada tahun 1938, delapan ratus biarawan Fransiskan tinggal serta berkarya di sana untuk mewartakan kasih sayang Maria. Pastor Kolbe juga membangun sebuah Kota Immaculata di Nagasaki, Jepang. Dan sebuah lagi dibangunnya di India. Pada tahun 1938, Nazi menyerbu Kota Immaculata Polandia. Mereka menghentikan karya mengagumkan yang berlangsung di sana. Pada tahun 1941, kaum Nazi menangkap Pastor Kolbe. Mereka menjatuhkan hukuman kerja paksa di Auschwitz. Pastor Kolbe telah berada di Auschwitz selama tiga bulan lamanya ketika seorang tahanan berhasil melarikan diri. Para Nazi menghukum tahanan yang tersisa oleh karena tahanan yang melarikan diri tersebut. Mereka memilih secara acak sepuluh orang tahanan untuk dihukum mati dalam bunker kelaparan. Seluruh tahanan berdiri tegang sementara sepuluh orang ditarik keluar dari barisan. Seorang tahanan yang terpilih, seorang pria yang telah menikah dan mempunyai keluarga, merengek serta memohon dengan sangat agar diampuni demi anak-anaknya. Pastor Kolbe, yang tidak terpilih, mendengarnya dan hatinya tergerak oleh belas kasihan yang mendalam untuk menolong tahanan yang menderita itu. Ia maju ke depan dan bertanya kepada komandan apakah ia dapat menggantikan tahanan tersebut. Sang komandan setuju dengan permintaannya.

Pastor Kolbe dan para tahanan yang lain digiring masuk ke dalam bunker kelaparan. Mereka tetap hidup tanpa makanan atau pun air selama beberapa hari. Satu per satu, sementara mereka mati kelaparan, Pastor Kolbe menolong serta menghibur mereka. Ia yang terakhir meninggal. Suatu suntikan carbolic acid mempercepat kematiannya pada tanggal 14 Agustus 1941. Ia dinyatakan kudus dan martir oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1982.

“Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun. Hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun.”
~ St. Maximilianus Kolbe
————————————–

Antifon Pembukaan – 1Sam 2:35

Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku.
Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku.

Pengantar

“Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun. Hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun” demikianlah keyakinan Santo Maximilianus Maria Kolbe yang kita peringati hari ini. Bimbingan dan perlindungan kasih Bunda Maria yang dia wartakan memberikan kekuatan baginya untuk menggantikan posisi para tahanan yang akan di dihukum mati oleh kaum Nazi. Suatu suntikan carbolic acid mempercepat kematiannya pada tanggal 14 Agustus 1941 dan dinyatakan kudus dan martir oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1982.

Doa Pembukaan

Allah Bapa, gembala umat-Mu, Santo Maximilianus Kolbe, imam dan martir-Mu,
secara istimewa telah mewartakan kasih-Mu kepada para penderita dan tahanan.
Semoga berkat teladan dan bantuan doanya kami selalu berani mengandalkan kasih-Mu yang telah Kau curahkan dalam diri Kristus Putera-Mu, …

Bacaan Pertama – Yosua 24:1-13
Sebagai penutup Kitab Yosua diceritakan kisah perjanjian di Sikhem. Semua suku dikumpulkan dan bersama-sama mereka mengenangkan segala kebaikan Tuhan yang telah diterima umat terpilih, sejak dari Mesir sampai masuk tanah perjanjian. Inilah permulaan baru dan janji setia yang baru pula.

“Aku telah mengambil bapamu dari Mesopotamia;mengeluarkan engkau dari Mesir;
dan menuntun engkau masuk ke tanah perjanjian.”

Pembacaan dari Kitab Yosua:
Menjelang wafatnya Yosua mengumpulkan semua suku Israel di Sikhem. Dipanggilnya orang tua-tua, para kepala, hakim dan para pengatur pasukan Israel. Mereka semua berdiri di hadapan Allah. Maka berkatalah Yosua kepada mereka, “Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel, ‘Dahulu kala nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan Nahor, tinggal di seberang Sungai Efrat. Mereka beribadah kepada allah lain. Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu, dari seberang Sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku melipatgandakan keturunannya dan memberinya Ishak. Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Esau Kuberi pegunungan Seir sebagai miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir.

Lalu Aku mengutus Musa dan Harun, dan memukul Mesir dengan tulah, yang Kulakukan di tengah-tengah mereka. Kemudian Aku membawa kalian keluar. Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kalian sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan pasukan berkuda ke Laut Teberau. Sebab itu mereka berteriak-teriak kepada Tuhan. Maka Ia membuat kegelapan antara kalian dan orang Mesir dan mendatangkan air laut atas orang Mesir, sehingga tenggelamlah mereka. Dengan mata kepalamu sendiri kalian telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah itu kalian lama tinggal di padang gurun.

Aku membawa kalian ke negeri orang Amori yang diam di seberang Sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kalian, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kalian menduduki negerinya, sedang mereka Kupunahkan dari hadapanmu. Ketika itu Balak Bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kalian. Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga ia pun malahan memberkati kalian. Demikianlah Aku melepaskan kalian dari tangan Balak.

Setelah kalian menyeberangi Sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, maka para warga kota itu berperang melawan kalian, dan juga orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus. Tetapi mereka semua Kuserahkan ke dalam tanganmu. Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kalian, dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti Aku telah menghalau kedua raja Amori. Sungguh, bukanlah pedangmu dan bukan pula panahmu yang menghalau mereka. Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kalian peroleh tanpa bersusah payah dan kota-kota yang kalian duduki tanpa membangunnya. Juga Kuberikan kepadamu kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang kalian makan buahnya, meskipun bukan kalian yang menanamnya.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 136:1-3.16-18.21-22.24

Kekal abadi kasih setia-Nya

 Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!
U : Kekal abadi kasih setia-Nya.
Bersyukurlah kepada Allah segala allah!
U : Kekal abadi kasih setia-Nya.
Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan!
U : Kekal abadi kasih setia-Nya.

 Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun!
U : Kekal abadi kasih setia-Nya.
Kepada Dia yang memukul kalah raja-raja yang besar!
U : Kekal abadi kasih setia-Nya.
Dan membunuh raja-raja yang mulia.
U : Kekal abadi kasih setia-Nya.

 Dan memberikan tanah mereka menjadi milik pusaka.
U : Kekal abadi kasih setia-Nya.
Milik pusaka kepada Israel, hamba-Nya!
U : Kekal abadi kasih setia-Nya.
Yang membebaskan kita dari para lawan kita.
U : Kekal abadi kasih setia-Nya.

BAIT PENGANTAR INJIL lh. 1Tes 2:13

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah,
bukan sebagai perkataan manusia.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Matius 19:3-12
Pernikahan itu ikatan suami-istri yang sudah tak terpisahkan lagi. Tuhan sendiri yang menghendaki. Maka bukanlah perjanjian biasa, Tuhan selalu setia kepada umat-Nya. Kesetiaan demikian itulah yang dituntut Tuhan dari suami-istri.

“Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi semula tidaklah demikian.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai Dia. Mereka bertanya, “Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?” Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia, sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita? Dan Ia bersabda, ‘Sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.’ Demikianlah mereka itu bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Kata mereka kepada Yesus, “Jika demikian, mengapa Musa memerintahkan untuk memberi surat cerai jika orang menceraikan isterinya?”
Kata Yesus kepada mereka, “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu, “Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan wanita lain, ia berbuat zinah’.”

Maka murid-murid berkata kepada Yesus, “Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin.” Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan ini, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya; dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain; dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri, demi Kerajaan Surga. Siapa yang dapat mengerti, hendaklah ia mengerti.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persembahan

Allah Bapa maha pengasih,
ajarilah kami memahami
apa yang disabdakan Putra-Mu
dalam roti anggur ini,
lambang Putra-Mu yang menjadi rezeki hidup kami
kini dan selamanya.

Antifon Komuni – Mazmur 136:26.23.24

 Bersyukurlah kepada Allah semesta alam!
Dialah yang mengingat kita dalam kerendahan kita.
Dialah yang membebaskan kita dari pada lawan.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Allah Bapa mahasetia,
kami bersyukur karena telah menerima Musa Baru,
ialah Yesus Putra-Mu terkasih.
Semoga hidup-Nya menjadi jalan dan kebenaran
dalam segala tingkah laku kami.
Sebab Dialah ….

Tinggalkan Balasan