Jumat 5 Juni 2015 Santo Bonifasius (uskup dan martir, 673-754)
Antifon Pembukaan
Merekala orang suci, sahabat Allah, yang mulia karena mewartakan kebenaran ilahi.
Kata Pengantar
Karya perintisan sampai sekarang masih tetap menarik. Winfried, seorang misionaris dari Inggris juga seorang perintis religius. Tanpa mengenal lelah ia menjelajai seluruh jerman. Banyak orang suku Sakks yang bertobat. Didirikannya pula bermacam biara. Oleh Sri Paus Gregorius II ia ditahbiskan menjadi uskup. Dalam perjalanan keliling di Friesland ia dibunuh dan dimakamkan di Fulda, salah sebuah biara yang didirikannya sendiri.
Doa Pembukaan
Marilah berdoa
Allah Bapa, keteguhan para martir, hari ini kami memperingati Santo Bonifasius, uskup dan martir-Mu, yang telah memeteraikan dengan darah iman yang diajarkannya dengan lidah. Semoga berkat doa restunya kami selalu memegang teguh iman itu, serta menghayatinya dengan setia. Demi Yesus Kristus, …
Bacaan I – 1 – Tobit 11:5-17
Di tempat pembuangan setahap demi setahap orang-orang Yahudi mengerti, bahwa Tuhan memberikan pengertian dalam tetang segala sesuatu. Sembuhnya Tobit tua yang buta melalui Tobit muda, merupakan salah satu lambangnya. Bagi kita kisah ini menggambarkan hati yang terbuka di hadapan Allah dan memperoleh karunia dengan penuh syukur.
“Aku telah disiksa oleh Tuhan, tetapi kini aku dikasihi-Nya, dan aku melihat kembali anakku, Tobia.”
Pembacaan dari Kitab Tobit
Pada waktu itu duduklah Hana mengamati jalan yang bakal ditempuh Tobia, anaknya. Ia telah mendapat firasat bahwa anaknya tengah datang. Berkatalah Hana kepada ayah Tobia, “Sungguh, anakmu telah datang, dan juga orang yang menyertainya.” Sebelum Tobia mendekati ayahnya berkatalah Rafael kepadanya, “Aku yakin bahwa mata ayahmu akan dibuka. Oleskanlah empedu ikan itu pada matanya. Obat itu akan meresap dahulu, lalu akan terkelupaslah bintik-bintik putih itu dari matanya. Maka ayahmu akan melihat lagi dan memandang cahaya.” Adapun Hana bergegas-gegas mendekap anaknya lalu berkatalah ia, “Setelah engkau kulihat, Anakku, sekarang aku dapat mati!” Dan ia pun menangis. Tobit pun berdiri, dan meskipun kakinya tersandung-sandung, ia keluar dari pintu pelataran rumah. Tobia menghampiri ayahnya dengan membawa empedu ikan itu. Lalu ditiupinya mata Tobit, ditopangnya ayahnya dan kemudian berkatalah ia kepadanya, “Tabahkan hatimu, Ayah!” Kemudian obat itu dioleskannya pada mata Tobit dan dibiarkannya sebentar. Lalu dengan kedua belah tangan dikelupaskannya sesuatu dari ujung-ujung matanya. Maka Tobit mendekap Tobia sambil menangis. Katanya, “Aku melihat engkau, Anakku, cahaya mataku!” Ia menyambung pula, “Terpujilah Allah! Terpujilah nama-Nya yang besar! Terpujilah para malaikat-Nya yang kudus! Hendaklah nama Tuhan yang besar berada di atas kita dan terpujilah segala malaikat untuk selama-lamanya. Sungguh, aku telah disiksa oleh Tuhan, tetapi aku melihat kembali anakku Tobia.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku.
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
2. Tuhan tetap setia untuk selama-lamanya, Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
3. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk. Tuhan mengasihi orang-orang benar, Tuhan menjaga orang-orang asing.
4. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-menurun!
Bait Pengantar Injil,
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Barangsiapa mengasihi Aku, akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya. (Yoh 14:23)
Bacaan Injil – Markus 12:35-37
Yesus sering bertanya kepada para murid mengenai diri-Nya. orang-orang dapat mengerti: Ia Putra Daud. Tetapi mengapa Ia melebihi Daud? Jawaban-Nya untuk menerangkan, bahwa ia lebih daripada Al Masih politik, manusia biasa.
“Bagaimana mungkin Mesias itu anak Daud?”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus
Pada suatu hari Yesus mengajar di Bait Allah, kata-Nya, “Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud? Daud sendiri berkata dengan ilham Roh Kudus, “Tuhan telah bersabda kepada Tuanku: Duduklah di sisi kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Jadi Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia sekaligus anaknya?” Orang yang besar jumlahnya mendengarkan Yesus dengan penuh minat.
Demikianlah sabda Tuhan
Terpujilah Kristus
Doa Persembahan
Allah Bapa yang mahakuasa, terimalah kiranya persembahan umat-Mu pada peringatan Santo Bonifasius, uskup dan martir-Mu. Semoga dalam hidup kami sehari-hari kami meneladan pengurbanan Kristus yang kami kenangkan dalam perayaan ini. Sebab Dialah …
Antifon Komuni
Domba-domba-Ku akan Kugembalakan, dan akan kujaga senantiasa.
Doa Penutup
Marilah berdoa
Allah Bapa, sumber iman kepercayaan kami, teguhkanlah hamba-hamba-Mu dalam iman berkat daya perayaan suci ini. Semoga iman itu kami akui dan kami hayati dengan perkataan dan perbuatan di mana-mana. Demi Kristus, …
Kisah Santo Bonifasius
Rasul besar Jerman ini dilahirkan di Wessex, Inggris, antara tahun 672 dan 680. Ketika ia masih kecil, beberapa orang misionaris tinggal sementara waktu lamanya di rumahnya. Mereka menceritakan kepada Bonifasius segala sesuatu yang mereka lakukan. Para misionaris itu begitu gembira serta penuh semangat dalam mewartakan Kabar Gembira kepada orang banyak. Dalam hati Bonifasius memutuskan bahwa kelak, apabila telah dewasa, ia pun akan seperti mereka. Ketika masih muda, ia belajar di sebuah sekolah biara. Beberapa tahun kemudian, ia menjadi seorang guru yang populer. Ketika ditahbiskan sebagai seorang imam, ia menjadi seorang pengkhotbah yang ulung sebab ia begitu penuh semangat.
Bonifasius ingin agar semua orang mempunyai kesempatan untuk mengenal serta mengasihi Yesus dan Gereja-Nya. Ia menjadi seorang misionaris di bagian barat Jerman. Paus St. Gregorius II memberkatinya serta mengutusnya dalam misi tersebut. Bonifasius berkhotbah dan berhasil dengan gemilang. Ia seorang yang lemah lembut serta baik hati. Ia juga seorang yang amat pemberani. Suatu ketika, guna membuktikan bahwa berhala-berhala kafir itu tidak benar, ia melakukan sesuatu yang sangat berani. Adalah suatu pohon oak yang sangat besar yang disebut “Oak Thor”. Orang-orang kafir percaya bahwa pohon itu pohon keramat bagi para dewa mereka. Di hadapan orang banyak, Bonifasius menebas pohon itu beberapa kali dengan sebuah kampak. Pohon besar itu pun tumbang. Orang-orang kafir menjadi sadar bahwa dewa-dewa mereka itu tidak ada ketika tidak suatu pun terjadi atas Bonifasius.
Di mana saja Bonifasius berkhotbah, orang-orang bertobat diterima dalam pangkuan Gereja. Sepanjang hidupnya, ia mempertobatkan sejumlah besar orang. Sebagai ganti patung-patung berhala, Bonifasius mendirikan gereja-gereja dan biara-biara.
Pada tahun 732, Bapa Suci yang baru, St. Gregorius III mentahbiskan Bonifasius sebagai Uskup Agung dan memberinya daerah misi baru. Daerah itu adalah Bavaria, yang sekarang merupakan wilayah negara Jerman. Bersama rekan-rekannya, Bonifasius pergi untuk mengajarkan iman yang benar kepada penduduk di sana. Di Bavaria, uskup yang kudus ini berhasil dengan gemilang pula. Kemudian, suatu hari, Bonifasius sedang mempersiapkan penguatan bagi beberapa orang yang bertobat. Sekelompok prajurit yang ganas menyerang mereka. Bonifasius tidak mengijinkan para pengikutnya berkelahi melawan mereka. “Tuhan kita menghendaki agar kita membalas kejahatan dengan kebaikan,” katanya. “Telah tibalah hari yang telah lama kunanti-nantikan. Percayalah kepada Tuhan dan Ia akan menyelamatkan kita.” Orang-orang barbar itu pun menyerang dan Bonifasius adalah orang pertama yang terbunuh. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 5 Juni 754. St. Bonifasius dimakamkan di sebuah biara terkenal yang didirikannya di Fulda, Jerman, seperti yang diinginkannya.
“Marilah kita berdiri tegak mempertahankan kebenaran dan mempersiapkan jiwa-jiwa kita menghadapi pengadilan… hendaknya kita tidak menjadi anjing yang tidak menggonggong atau penonton yang diam membisu atau pun gembala upahan yang melarikan diri menghadapi serigala.” ~ St. Bonifasius