Jumat Pekan Biasa XXIX, 27 Oktober 2017
Antifon Pembukaan – Mazmur 119:94
Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku,
sebab aku mencari titah-titah-Mu.
Pengantar
Pertanggungjawaban pribadi dewasa ini sangat perlu. Terlalu mudah kita cuci tangan dengan mengatakan orang lain yang bersalah. Kita harus dapat membaca tanda-tanda zaman, tetapi harus melihat pula kehadiran Allah di antara manusia. Bila hidup kita mengarah ke situ, maka kita sungguh-sungguh bertanggung jawab.
Doa Pembukaan
Marilah bedoa:
Allah Bapa kami yang mahabaik,
berilah kiranya kami semangat baru,
lindungilah kami dengan Roh Kudus,
agar orang dapat memahami bahwa Engkau beserta kami.
Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….
Bacaan Pertama – Roma 7:18-25a
Paulus mengungkapkan pengalamannya: sering gagal bertindak baik, sekalipun sudah dikehendaki, dan tumbuh lagilah kejahatan. Ada yang berpendapat, bahwa yang demikian itu sudah melebihi kekuatan manusia, maka manusia lalu bebas dari tanggung jawab. Tetapi lainlah pendapat Paulus: keadaan yang demikian berasal dari dosa. Kristuslah yang akan memecahkan persoalan itu.
“Siapakah yang akan melepaskan daku dari tubuh maut ini?”
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:
Saudara-saudara, aku tahu, tiada sesuatu yang baik dalam diriku sebagai manusia. Sebab kehendak memang ada dalam diriku, tetapi berbuat baik tidak ada. Sebab bukan yang baik seperti yang kukehendaki, yang kuperbuat, melainkan yang jahat yang tidak kukehendaki. Jadi jika aku berbuat yang tidak kukehendaki, maka bukan aku lagi yang memperbuatnya, melainkan dosa yang diam dalam diriku.
Jadi dalam diriku kudapati hukum berikut: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, malah yang jahatlah yang ada padaku. Sebab dalam batinku aku memang suka akan hukum Allah, tetapi dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada dalam anggota-anggota tubuhku.
Aku ini manusia celaka. Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Dialah Yesus Kristus, Tuhan kita!
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Tanggapan – Mazmur 119:66.68.77.93.94
Ref: Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Mazmur:
Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik,
sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.
Engkau baik dan murah hati:
ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku
sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.
Biarlah rahmat-Mu turun kepadaku, sehingga aku hidup,
sebab Taurat-Mulah kegemaranku.
Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-Mu,
sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.
Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku,
sebab aku mencari titah-titah-Mu.
BAIT PENGANTAR INJIL lh. Mat 11:25
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Lukas 12:54-59
Taat setiakah kita kepada pewartaan Kristus? Sudahkah kalian terjemahkan sehingga umat mampu menangkapnya? Kita dapat menjawab persoalan itu kalau kita mengenal zaman kita sekarang ini. Kalau dapat memahami tanda-tanda zaman, tentu dapat pula mengambil kesimpulan yang benar. Sebab Tuhan bersabda dengan tanda-tanda zaman.
“Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada orang banyak, “Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat, segera kalian berkata, ‘Akan datang hujan.’ Dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup, kalian berkata, ‘Hari akan panas terik.’ Dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar?
Jika engkau dengan lawanmu pergi menghadap penguasa, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan. Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara.
Aku berkata kepadamu, ‘Engkau takkan keluar dari sana, sebelum melunasi hutangmu’.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Persembahan
Allah Bapa kami di surga,
kami mohon Kauberkati dalam roti anggur ini
serta Kaupenuhi dengan Roh-Mu.
Demi Kristus, ….
Antifon Komuni – Mazmur 119:93
Untuk selama-lamanya aku takkan melupakan titah-Mu,
sebab dengan itu Engkau menghidupkan daku.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa:
Allah Bapa kami di surga,
semoga kami dapat membaca tanda-tanda yang Kaugunakan
untuk menyampaikan sabda-Mu kepada kami.
Semoga hati kami terbuka untuk menyambut Roh Kudus,
agar dapat tinggal di dunia dengan jujur dan setia.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
RENUNGAN
Berbagi untuk Kebaikan
Berbagi atau memberi tidaklah mudah untuk dilakukan setiap orang. Saya mempunyai cerita pengalaman saat aku bersekolah di Seminari menengah. Saat kerja bakti selesai, suster membagi snack tepat di depan pintu dapur. Snack itu hanya beberapa lapet saja. Ada seorang teman saya yang tidak kedapatan lapet lalu meminta kepada teman saya yang mengambil dua buah lapet. Ia memintanya namun ia tak mau memberinya. Saya yang melihat kejadian itu sungguh mengiris hatiku. Di dalam hati saya berkata “ Dia kan ikut kerja bakti juga.” Rasanya saya ingin mengatakan akibat keegoisannya namun saya tak berani mengatakannya.” Saya pun ingin memberi lapet yang ada di tanganku tapi sangat disayangkan saya telah memakannya setengah. Saya takut ia tak mau menerima bekas gigitan mulutku. Setelah beberapa minggu kemudian, ketika teman saya itu mempunyai snack, ia membalas dendamnya itu dan berkata “ Kamu ingat tidak kejadian ketika selesai kerja bakti, aku meminta snackmu namun kamu tak mau memberinya. Sekarang ini saya sangat lapar”
Saudara-saudari yang terkasih, cerita pengalaman di atas sudah sering terjadi di khalayak umum. Injil hari ini, Yesus menegaskan kepada kita untuk memberi cinta kasih kepada sesama. Jika saudara-saudari kita meminta bantuan kepada kita, bantulah ia semampu yang kita bisa. Suatu saat nanti ia pasti akan mengingat kebaikan kita tersebut. Jika ia tidak mengingat kebaikan kita janganlah kecewa hatimu. Memberi bukan berarti kita mengharapkan supaya kebaikan kita di balas. Namun kebaikan itu harus bersumber dari hati yang tulus ikhlas. Yesus tidak menginginkan ada permusuhan di antara kita, jika ada musuh yang membenci kita, kejarlah dia dan meminta maaflah kepadanya. Menjadi refleksi kita ialah “ Apakah kita nyaman hidup ada permusuhan di antara kita ?” (Fr. Yohanes Siringo-ringo -PRAUNIO PADANG