Jumat Pekan Biasa XXX, 3 November 2017

Antifon Pembukaan – Mazmur 147:12-13

 Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem,
pujilah Allahmu, hai Sion.
Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu,
dan memberkati anak-anak yang ada padamu.

Pengantar

Banyak yang mengira dengan mengubah strukturnya Gereja dapat diperbarui. Perubahan lahiriah tanpa roh takkan mampu bertahan, betapapun sempurnanya. Persoalan yang hendaknya kita tanyakan ialah: ‘Apakah kita selalu setia pada pewartaan Kristus? Sudahkah kita terjemahkan demikian rupa, sehingga orang dapat hidup dan merasa bahagia?’

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa kami yang mahaagung,
Engkau datang mengunjungi kami untuk menyembuhkan kami
dari kesombongan, kelalaian, dan dosa-dosa lainnya
melalui Yesus Putra-Mu terkasih.
Kami mohon, semoga berkat sabda-Nya
dunia lebih menyenangkan untuk didiami.
Demi Yesus Kristus, ….

Bacaan Pertama – Roma 9:1-5
Cinta kasih Paulus kepada umat mengagumkan, sampai ia menggunakan kata-kata yang sepintas lalu dapat menjadi batu sandungan. Paulus rela terkutuk, asal dapat menyelamatkan saudara-saudaranya sebangsa. Tetapi ia tetap percaya bahwa segalanya akan menjadi baik. Sebab Kristus juga sebangsa dan takkan meninggalkan bangsanya.

“Aku rela terkutuk demi saudara-saudaraku.”

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:
Saudara-saudara, demi Kristus aku mengatakan kebenaran, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati bahkan aku rela terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku menurut daging. Sebab mereka itu adalah orang Israel. Mereka telah diangkat menjadi anak Allah, telah menerima kemuliaan dan perjanjian-perjanjian, hukum Taurat, ibadat dan janji-janji. Mereka itu keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias sebagai manusia, yang mengatasi segala sesuatu. Dialah Allah yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 147:12-15.19-20

Ref: Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem.

Mazmur:
 Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem,
pujilah Allahmu, hai Sion!
Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu,
dan memberkati anak-anak yang ada padamu.

 Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu
dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.
Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi;
dengan segera firman-Nya berlari.

 Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub,
ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel.
Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa,
dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 10:27

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan;
Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Lukas 14:1-6
Cara Yesus bertindak bagi orang-orang zaman-Nya menjadi batu sandungan, sering pula membingungkan mereka yang masih berpegang teguh pada adat-istiadat dan sopan-santun. Tetapi Yesus tidak mempedulikan semuanya itu. Hal itu tampak apabila dijamu di rumah orang Farisi.

“Siapakah yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur,
tidak segera menariknya ke luar meski pada hari Sabat?”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua orang yang hadir mengamat-amati Dia dengan seksama. Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air dan berdiri di hadapan Yesus.

Lalu Yesus bertanya kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi “Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?” Tetapi mereka semua diam saja. Lalu Yesus memegang tangan si sakit itu dan menyembuhkannya, serta menyuruhnya pergi.

Kemudian Ia berkata kepada mereka, “Siapakah di antara kalian yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur, tidak segera menariknya ke luar, meski pada hari Sabat?” Mereka tidak sanggup membantah-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persembahan

Allah Bapa maha pengasih,
berkenanlah mengunjungi kami berkat roti anggur ini,
dan sembuhkanlah kami dari segala dosa
dan tobatkanlah kami.
Demi Kristus, ….

Antifon Komuni – Lukas 14:6

 Siapakah di antara kalian yang anak atau lembunya
terperosok ke dalam sumur, tidak segera menariknya keluar,
meski pada hari Sabat?

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Allah Bapa sumber segala harapan,
kami bersyukur
karena Putra-Mu telah datang menyembuhkan kami.
Semoga kami secara sukarela
bersedia berbuat baik kepada sesama.
Demi Kristus, ….

RENUNGAN:

“Senantiasa Menata Habits yang Baik”

John Climacus seorang petapa yang hidup di gunung Sinai selama  40 tahun, menuliskan langkah tangga hidup rohaninya “jika orang masih dikuasai oleh kebiasaan-kebiasaan lamanya yang jelek, maka ia dapat mengajar meskipun hanya dengan kata-kata, biarlah ia mengajar…, sebab mungkin karena dipermalukan oleh kata-katanya sendiri, akhirnya dia akan mulai melakukan apa yang diajarkannya”. Ia hendak melukiskan betapa kebiasaan-kebiasaan jelek dan jahat yang senantiasa kita pelihara membawa kita pada kedangkalan iman, dan biasanya menunjuk kepada orang yang mengelabui dirinya yang tak pernah membaruinya.

Senanda dengan sikap dan tindakan hidup para ahli taurat dan orang farisi yang sangat taat hukum taurat, akhirnya hari sabat menjadi titik tolak untuk memojokkan Yesus yang bertindak menyembuhkan seorang yang sakit busung air. Disamping itu juga, kehadiran Yesus dalam sebuh kunjungan kasih di rumah salah seorang pemimpin farisi yang dalam kondisi kebersamaan mereka dalam acara makan, membuka wacana baru tentang sabat dan hukum yang berlaku saat itu. Bagi para pengikut-Nya, orang yahudi yang berada dekat dengan lingkungan rumah pemimpin farisi, dan orang farisi dan ahli tauran sendiri pastilah sangat terkejut sekaligus kagum dengan tindakan Yesus. Dua tindakan yang menuai kontroversi, pertama “menyembuhkan” pastilah sesuatu yang mengherankan dan bahkan dalam suasana makan di rumah seorang pemimpin farisi pula, kedua penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus pada hari sabat sangat tidak lazim bagi mereka.

Apa yang hendak diungkapkan Yesus dengan kehadiran diri-Nya yang bertindak? Ternyata Yesus hendak membongkar tata cara hidup atau mendobrak kebiasaan hidup orang yahudi pada hari sabat. Yesus bertindak dengan membuka kebaruan cara pandang terhadap hukum religius yang mengikat mereka. Penyembuhan terhadap seorang yang sakit busung air mengisyaratkan perihal penyembuhan habits mereka yang lama, yang dirasuki oleh dosa pengetahuan yang dangkal akan Kasih Allah.

Kehadiran-Nya di rumah seorang pemimpin farisi menandakan keterbukaan karya keselamatan Allah bagi kehidupan umat manusia. Oleh sebab itu jugalah apa yang direnungkan dan dilaksanakan oleh St Paulus. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, St. Paulus mengungkapkan bahwa kebenaran dan keselamatan itu tidak hanya dimeteraikan kepada bangsa pilihan Allah yaitu bangsa Israel, namun kepada setiap orang yang berada dalam Kristus Yesus, bahkan yang berseberangan dengan kehendak Allah, melalui wujud diri dalam hidup dan tindakannya, manusia senantiasa diajak untuk menata habitsnya terarah dan terbuka terhadap Kasih Allah. Dengan pelbagai cara Allah menghubungi kita dalam setiap perjumpaaan manusiawi kita, dalam setiap pergerakan alam, dalam setiap kejadian yang kebetulan, tantangan, sakit, penderitaan memberikan suatu isyarat, pesan tersembunyi dari Allah dalam suara hari kita untuk merangkul kebaikan-Nya.(FRATER PRA UNIO PADANG)

Tinggalkan Balasan