Ekaristi Jumat, 2 November 2018: Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
MENGHAYATI EKARISTI
Setelah kita merayakan pesta Semua Orang Kudus (1 November), maka pada hari ini secara khusus Gereja mengajak kita untuk berdoa bagi semua orang yang menantikan keselamatannya di tempat penyucian. Dengan penuh kerinduan mereka menantikan saat diperkenankan bergabung dengan Para Orang Kudus di surga. Secara khusus kita mengenangkan dan mendoakan kaum keluarga, sahabat dan kenalan kita. Sesudah kematian, hubungan kita dengan semua yang sudah mendahului kita tak terputuskan. Cinta kita kepada mereka diteruskan melampaui batas-batas maut. Cinta itu melibatkan Tuhan: Dialah yang tetap menyatukan kita –yang hidup dan yang mati- dalam ikatan kasih. Hal ini secara khusus terungkap dalam Perayaan Ekaristi yang mengingatkan kita bahwa Darah Yesus telah ditumpahkan bagi semua orang “demi pengampunan dosa”.
Sepanjang zaman orang bergumul dengan arti kematian. Pelbagai pendapat diajukan. Mamun baru Kristus yang sanggup memberikan pemecahan yang memadai. Apa yang dianggapsebagai akhir segalahnya, hanyalah suatu peralihan. Berkat kebangkitan-Nya Kristus menumbuhkan hidup dari kematian. Setiap perayaan Ekaristi merupakan santapan kekal dalam perjalanan dari hidup sekarang menuju hidup kekal yang paripurna. Maka bekal perjalanan itu setiap kali merupakan jaminan persatuan kita dengan Kristus dan sesama yang telah mendahului kita.
Marilah kita mengingat arwah semua orang yang telah meninggal-siapa pun mereka- dengan doa, derma dan ulah tapa agar penderitaan mereka diringankan dan masa pemurnian dipersingkat.
Antifon Pembukaan –Bdk. 1Tes 4:14;1Kor 15:22
Sebagaimana Yesus telah wafat dan bangkit, demikian juga Allah akan membangkitkan bersama Yesus mereka yang telah meninggal dalam Dia.
Dan seperti dalam Adam semua orang mati, demikian juga dalam Kristus semua orang akan dihidupkan.
Pengantar
Cinta ksih Kristiani tak mengenal batas serta melampuai batas-batas ruang dan waktu sehingga memungkinkan kita untuk mengasihi mereka yang telah meninggalkan dunia ini.”sebab itu, bukan hanya keyakinan akan api penyucian, melainkan juga kewajiban rohani untuk berdoabagi jiwa-jiwa di api penyucian tetap merupakan bagian dari iman Katolik kita.
Konsili Vatikan II dalam Konstitusi dogmatis tentang Gereja (LG, 51) menegaskan, :Itulah iman yang layak kita hormati, pusaka para leluhur kita: iman akan persekutuan hidup dengan para saudara yang sudah mulai di surga, atau sesudah meninggal masih mengalami penahiran. Konsili suci ini penuh khidmat menerima iman itu, dan menyajikan lagi ketetapan-ketetapan Konsili-konsili suci Nicea II, Florensia, dan Trente”.
Marilah dalam Ekaristi suci ini kita mendoakan arwah semua orang yang telah meninggal -siapa pun mereka- agar penderitaan mereka diringankan dan masa pemurnian dipersingkat.
Seruan Tobat
Tuhan Yesus Kristus, Engkau mengalami kematian sebagai manusia, tetapi dibangkitkan oleh kekuasaan Bapa dalam Roh Kudus.
Tuhan, kasihanilah kami.
Engkaulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya kepada-Mu akan memperoleh kehidupan kekal.
Kristus, kasihanilah kami.
Engkau akan datang dengan mulia untuk mempersatukan kami semua dalam Kerajaan Surga.
Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pembukaan
Marilah berdoa
Ya Allah, Engkaulah kemuliaan kaum beriman dan kehidupan semua orang yang tulus hati.
Dengan wafat dan kebangkitan-Nya, Putra-Mu telah menebus kami. Berbelaskasihlah kepaa hamba-hamba-Mu yang telah Engkau panggil menghadap hadirat-Mu, agar mereka yang telah mengakui misteri kebangkitan, diperkenankan menikmati sukacita kebahagiaan kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin
Bacaan Pertama __2Makabe (12:43-46)
“Kami yakin bahwa orang yang meninggal dengan saleh akan menerima pahala yang indah.”
Pembacaan dari Kitab Kedua Makabe:
Setelah menguburkan tentara yang gugur dalam pertempuran, Yudas, panglima Israel, menyuruh mengumpulkan uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan kurban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, karena Yudas memikirkan kebangkitan. Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati. Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan –Mzm 130:1b-2.3-4.5-6ab; Ul:lh.5
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Mazmur
. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang takwa kepada-Mu.
. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi.
. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dan segala kesalahannya.
Bacaan Kedua –1Kor 15:12-34
“Semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.”
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara, jika kami beritakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau kebangkitan orang mati tidak ada, maka Kristus pun tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah pula kepercayaanmu. Apalagi, andaikata betul demikian, kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan bahwa Ia telah membangkitkan Kristus, padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab andaikata benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus pun tidak dibangkitkan. Dan kalau Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu, dan kamu masih hidup dalam dosamu. Dengan demikian binasa pulalah orang-orang yang mati dalam Kristus. Dan jikalau kita berharap pada Kristus dalam hidup ini saja, maka kita adalah orang-orang yang paling malang di antara semua manusia. Namun ternyata Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa “segala sesuatu telah ditaklukkan”, maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk didalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya dibawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua. Jika demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal? Dan kami juga—mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati.” Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL –Yoh 6:40
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku, jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
U: Alleluya
Bacaan Injil –Yoh. 6:37-40
Kristus datang untuk menyelamatkan manusia. Kehadiran Kristus terlaksana atas kehendak Bapa. Maka, manusia diminta untuk mempercayakan diri kepada Kristus demi keselamatannya.
“Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Doa Umat
Allah sumber kehidupan telah menciptakan manusia supaya hidup dan bahagia. Dia akan memberikan kita hidup kekal dan tidak akan menyerahkan kepada maut. Maka, marilah kita panjatkan doa kepada-Nya:
Bagi anggota keluarga serta umat paroki kita yang meninggal; bagi arwah semua orang yang kita cintai semasa hidup mereka.
Ya Bapa, panggillah mereka dengan nama masing-masing dan gabungkanlah mereka dengan persekutuan para kudus di surga.
Marilah kita mohon,..
Bagi arwah mereka yang telah amat menderita semasa hidup, karena penyakit, ketidakadilahm dan kemiskinan. Ya Bapa akhirilah kesusahan mereka dan anugerahilah mereka kebahagiaan kekal berama-Mu di surga.
Marilah kita mohon,..
Bagi arwah mereka yang semasa hidupnya kurang mendapat perhatian dari sahabat-sahabat, ditinggalkan oleh keluarga dan anak-anak mereka.
Ya Bapa, Mahabaik, tuntunlah mereka semua dalam menemukan kebahagiaan kakal karena ditemani oleh para kudus-Mu di surga.
Marilah kita mohon,..
Bagi kita sendiri.
Ya Bapa, tinggallah bersama kami selalu, agar di perjalanan hidup kami ini, kami saling menolong dan mendukung. Tuntunlah kami di jalan-Mu untuk saling bahu-membahu dan berbagi hidup dengan seama kami karena kasih-Mu.
Marilah kita mohon,…
Allah Bapa kami, kami bersyukur atas jaminan-Mu, bahwa arwah umat beriman ada ditangan-Mu, dan bahwa kami semua Kaupanggil untuk bangkit bagi hidup kekal karena kebangkitan Kristus, Putra-Mu. Janganlah membiarkan hati kami gelisah, tetapi teguhkanlah perjalanan peziarahan kami menuju kepada-Mu. Berilah kepada kami Putra-Mu sebagai jalan, kebenaran, dan hidup kami, kini dan sepanjang masa.
Amin.
Doa Persembahan
Ya Allah, berkenanlah menerima persembahan kami.
Semoga hamba-hamba-Mu yang telah meninggal dunia diterima ke dalam kemuliaan bersama Putra-Mu yang mempersatukan kami dengan diri-Nya yang agung ini.
Dialah Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin
Antifon Komuni –Yoh. 11:25-26
Akulah kebangkitan dan kehidupan, Sabda Tuhan. Siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup, walaupun ia sudah mati.
Dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.
Doa sesudah Komuni
Marilah kita berdoa:
Ya Allah, kami telah merayakan misteri Paskah sambil memohon belas kasih-Mu untuk saudara-saudari kami yang telah meninggal.
Semoga mereka beralih ke tempat kediaman yang terang benderang dan penuh kedamaian. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin
RENUNGAN:
Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman
Gereja Katolik memiliki tradisi yang berbeda dengan gereja Protestan. Dalam gereja Katolik ada tradisi mendoakan arwah orang-orang yang sudah meninggal. Secara khusus hari ini gereja Katolik memperingati arwah semua umat beriman. Umat beriman Katolik dipanggil, dalam memperingati, memdoakan semua arwah umat beriman, bukan hanya dari keluarganya saja, bukan pula hanya umat Katolik, melainkan semua umat manusia yang beriman yang telah meninggal.
Dalam peringatan ini kita mengenangkan mereka yang sudah meninggal yang kita yakini masih berada di api penyucian. Kita diajak untuk mendoakan mereka, memohon kerahiman dan belas kasih Allah, agar mereka dapat masuk ke dunia baru dengan kehidupan baru bersama para kudus.
Tradisi mendoakan arwah orang-orang yang sudah meninggal ini hendak mengingatkan kita bahwa kematian saudara-saudari kita bukanlah akhir dari segala-galanya. Kematian tidaklah memutuskan ikatan emosional dan batin kita dengan mereka. Yesus yang kita imani memberi jaminan bahwa mereka hidup dan kini membutuhkan bantuan doa kita, selain mereka sendiripun tetap berdoa, agar penyelamatan Allah bisa mereka nikmati.
Bacaan pertama mengisahkan tentang pengumpulan uang untuk kurban penghapus dosa yang akan diberikan ke Yerusalem guna mendoakan arwah para tentara yang telah meninggal. Tujuannya supaya arwah oarang yang sudah meninggal mengalami kebangkitan dan mereka yang berdosa dilepaskan dari dosa-dosanya. Mari kita berdoa bagi semua orang yang sudah meninggal semoga mereka mengalami kebahagiaan bersama para kudus di surga. (Fr Anselmus Tampubolon – PRAUNIO PADANG)