KAMIS BIASA XXVI, 5 OKTOBER 2017

Antifon Pembukaan – Lukas 10:2

 Panennya banyak tetapi pekerja-pekerja hanya sedikit.
Sebab itu mohonlah kepada tuan yang empunya panenan,
agar ia mengirim pekerja-pekerja ke panenannya.

Pengantar

Konsili Vatikan II mengingatkan bermacam-macam cara Yesus hadir di tengah-tengah kita. Salah satunya ialah Sabda-Nya. Secara melimpah sabda itu diberikan kepada kita. Tetapi kita juga menyadari bahwa sabda itu masih perlu dijelaskan, seperti pada zaman Nehemia. Diperlukan pula keterbukaan tanpa pamrih. Barangsiapa mau meniadakan atau menghindari risiko, akan selalu penuh perhitungan dan takkan mampu memahami sabda Allah.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa mahakuasa,
Engkau telah memberikan hukum baru
dengan perantaraan Yesus Putra-Mu.
Kami mohon, semoga kami diajari oleh Roh Putra-Mu itu,
apa maksud sebenamya cinta kasih dan kebebasan.
Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami, yang ….

Bacaan I – Nehemia 8:1-5a.6-7.8b-13
Pada zaman Ezra dan Nehemia umat berhimpun untuk mendengarkan sabda Allah. Dalam ibadat pewartaan sabda itu ditetapkan tempatnya. Tetapi sabda itu masih harus dijelaskan agar dapat dipahami. Maka Ezralah yang memberi penjelasan. Ezra ini lambang Kristus yang akan menyempurnakan hukum.

Ezra membuka Kitab dan memuji Tuhan.
Maka seluruh umat menjawab, “Amin! Amin!”

Pembacaan dari Kitab Nehemia:
Sesudah kembali dari pembuangan, orang-orang Israel telah menetap kembali di kota-kota mereka. Lalu pada bulan ketujuh berkumpullah seluruh rakyat di lapangan di muka Gerbang Air di Yerusalem. Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab, supaya membawa Kitab Taurat Musa, yakni kitab hukum yang diberikan Tuhan kepada Israel. Dan pada hari pertama bulan ketujuh itu Imam Ezra membawa Kitab Taurat itu ke depan jemaat, pria, wanita dan semua yang dapat mendengar dan mengerti. Ia membacakan beberapa bagian dari kitab itu di halaman di depan Gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di depan pria, wanita dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan Kitab Taurat itu.

Adapun Ezra, ahli kitab, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat khusus untuk peristiwa itu. Ia membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang. Pada waktu ia membuka kitab semua orang bangkit berdiri. Lalu Ezra memuji Tuhan, Allah yang mahaagung, dan semua orang menjawab, “Amin! Amin,” sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut, dan sujud menyembah Tuhan dengan muka sampai ke tanah. Para Lewi menjelaskan hukum itu kepada jemaat, sementara rakyat berdiri di tempatnya. Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti.

Lalu Nehemia, kepala daerah, dan Imam Ezra, ahli kitab, serta orang-orang Lewi yang mengajar jemaat, berkata kepada seluruh hadirin, “Hari ini adalah kudus bagi Tuhan Allahmu. Kalian jangan berdukacita dan menangis!” Karena semua orang itu menangis, ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat.

Lalu berkatalah Nehemia kepada mereka, “Pergilah, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis; dan berikanlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa! Sebab hari ini kudus bagi Tuhan kita. Janganlah bersusah hati, tetapi bersukacitalah karena Tuhan, sebab sukacita karena Tuhanlah perlindunganmu.”

Juga orang-orang Lewi menyuruh semua orang itu diam dengan kata-kata, “Tenanglah! Hari ini hari kudus. Jangan bersusah hati!” Maka pergilah semua orang untuk makan dan minum, untuk membagi-bagi makanan dan berpesta ria, karena mereka mengerti segala sabda yang diberitahukan kepada mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 19:8-11

Ref: Titah Tuhan tepat, menyenangkan hati.

Mazmur
 Taurat Tuhan itu sempurna,
menyegarkan jiwa;
peraturan Tuhan itu teguh
memberikan hikmat kepada orang bersahaja.

 Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati;
perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.

 Takut akan Tuhan itu suci,
tetap untuk selama-lamanya;
hukum-hukum Tuhan itu benar,
adil selalu.

 Lebih indah daripada emas,
bahkan daripada emas tua;
dan lebih manis daripada madu,
bahkan daripada madu-tetesan dari sarang lebah.

BAIT PENGANTAR INJIL Mrk 1:15

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Kerajaan Allah sudah dekat.
Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Lukas 10:1-12
Sabda yang ditunjukkan kepada dua belas orang murid, menurut Lukas disampaikan kepada tujuh puluh dua orang murid. Doa dan nasihat ini tertuju kepada para rasul segala zaman. Yang ditaburkan oleh Kristus, harus dipanen dengan cekatan, sebab Yesus akan segera datang lagi memberikan pengadilan. Barangsiapa menerima Dia, akan hidup damai, tetapi yang menolak Dia, akan terkutuk. Yang serba duniawi tidak masuk hitungan.

Semoga damaimu menyertai dia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada waktu itu Tuhan menunjuk tujuh puluh dua murid. Ia mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Berkatalah Ia kepada mereka, “Tuaian banyak, tetapi pekerjanya sedikit! Sebab itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, agar ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu. Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kalian seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu, ‘Damai sejahtera bagi rumah ini.’ Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, maka salammu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.

Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kalian masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ. Dan katakanlah kepada mereka, ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu.’

Tetapi jika kalian masuk ke dalam sebuah kota dan tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah, ‘Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu. Tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat.’

Aku berkata kepadamu, pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persiapan

Allah Bapa kami, Raja damai,
kuduskanlah kiranya kami berkat roti anggur ini
menjadi warga kerajaan-Mu.
Sebab di situlah terdapat kerukunan dan persaudaraan sejati.
Demi Kristus, ….

Antifon Komuni – Lukas 10:3.5

 Pergilah!
Aku mengutus kalian seperti anak domba ke tengah serigala.
Di rumah mana pun kalian masuk, katakanlah:
Damai bagi rumah ini!

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Allah Bapa, Raja mahamulia,
utuslah kiranya kami mewartakan kerajaan-Mu.
Dan semoga tingkah laku kami
memberi kesaksian tentang kebenaran sabda-Mu.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

RENUNGAN

SIAPA YANG MAU?

Dalam kegiatan Hari Minggu Panggilan bersama dengan Anak Sekami dan BIR, saya bertanya kepada anak laki-laki. “siapa yang mau menjadi pastor?” dari sekian anak laki-laki, hanya satu anak yang tunjuk tangan. Saya juga bertanya kepada anak perempuan, “siapa yang mau menjadi suster?” dari sekian banyak anak perempuan hanya dua orang yang tunjuk tangan.

Pertanyaan untuk kita, mengapa minat untuk menjadi imam, biarawan dan biarawati semakin berkurang?

“Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Luk 10:2). Kita semua menyadari bahwa panggilan menjadi imam, biarawan dan biarawati mulai menurun. Apa yang bisa dan harus kita lakukan supaya kaum muda tertarik untuk menjawab panggilan Tuhan menjadi imam, biarawan dan biarawati? Caranya ialah berdoa kepada Tuhan supaya benih panggilan itu semakin berkembang.

Minimnya minat untuk menjadi imam, biarawan dan biarawati menjadi tanggungjawab keluarga-keluarga Katolik, karena keluarga yang telah dipersatukan Tuhan merupakan tempat yang pertama dan utama tumbuhnya iman anak dan tumbuhnya benih panggilan dalam diri anak. Keluarga mendidik anak supaya mampu untuk berdoa. Keluarga mendidik anak supaya aktif dalam kehidupan menggereja. Dengan berdoa dan aktif dalam kegiatan menggereja dapat menumbuhkan benih panggilan dalam diri anak.

Marilah sebagai keluarga Katolik menumbuhkan benih panggilan dalam keluarga kita masing-masing. Marilah kita juga berdoa kepada Tuhan supaya semakin banyak kaum muda yang terpanggil untuk menjadi imam, biarawan dan biarawati. (Fr Anselmus Tampubolon)

Tinggalkan Balasan