KAMIS BIASA XXVIII, 19 Oktober 2017
Antifon Pembukaan – Roma 3:25
Kristus Yesus ditetapkan oleh Allah,
supaya darah-Nya menjadi tebusan bagi mereka
yang percaya pada-Nya.
Pengantar
Satu hal yang pasti dalam hidup kita: tanpa iman yang mantap hukum kehilangan arti. Bila kita ingin masuk menjadi anggota Gereja dan mengikat janji untuk hidup sebagai orang kristiani seperti yang diberikan teladannya oleh Kristus sendiri, maka kita akan lebih mudah mengakui bahwa diperlukan hukum dan peraturan.
Doa Pembukaan
Marilah bedoa:
Allah Bapa kami sumber iman kepercayaan,
kami telah Kauanugerahi iman
dan Kauperkenankan ikuat serta dalam Roh-Mu.
Kami mohon kekuatan, agar mampu menyelesaikan
Apa yang sudah Kaumulai melalui Yesus Kristus Putra-Mu, ….
Bacaan I – Roma 3:21-30a
Pada pembukaan suratnya kepada umat di Roma, Paulus menerangkan bahwa manusia ditebus oleh iman. Baik yang Yahudi maupun yang bukan, kurang mematuhi hukum. Kristuslah yang menebus kita: dengan mengimani Dia kita diperdamaikan dengan Allah. Meskipun karya itu amat penting, tetapi nilai dan kekuatannya terletak pada iman.
Manusia dibenarkan berkat iman, bukan karena melakukan hukum.
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:
Saudara-saudara, tanpa hukum Taurat, kebenaran Allah kini telah dinyatakan, seperti yang sudah disaksikan dalam Kitab Taurat dan kitab-kitab para nabi, yaitu: kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada lagi pembedaan. Semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia Allah, semua telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditetapkan oleh Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini Ia perbuat untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa kini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan bahwa Ia juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Jika demikian, apakah masih ada alasan untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman. Sebab kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga Allah bangsa-bangsa lain? Ya benar! Ia juga Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, hanya ada satu Allah yang membenarkan orang-orang bersunat karena iman, dan orang-orang tak bersunat juga karena iman.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Tanggapan – Mazmur 130:1-6
Ref: Ya Tuhan, pada-Mulah ada penebusan yang berlimpah-limpah.
Mazmur
Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan!
Tuhan, dengarkanlah suaraku!
Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian
kepada suara permohonanku.
Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan,
siapakah yang dapat tahan?
Tetapi pada-Mu ada pengampunan,
supaya Engkau ditakuti orang.
Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti,
dan aku mengharapkan firman-Nya.
Jiwaku mengharapkan Tuhan
lebih daripada pengawal mengharapkan pagi.
BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 14:6
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Akulah jalan, kebenaran dan hidup;
hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Lukas 11:47-54
Satulah kesalahan para ahli Taurat, yaitu tetap berpegang teguh pada beberapa nabi. Padahal mereka itu bukan pokok, mereka hanya mempersiapkan kedatangan Kristus. Tambahan dari nabi lain atau dari Kristus sendiri tidak mereka terima. Dengan demikian mereka merintangi orang lain, sehingga orang-orang itu tidak dapat bertemu dengan Kristus di dalam hidup.
Darah para nabi, mulai dari Habel sampai kepada Zakharia, akan dituntut.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Sekali peristiwa, tatkala duduk makan di rumah seorang Farisi, Yesus berkata, “Celakalah kalian, sebab kalian membangun makam bagi para nabi, padahal nenek moyangmulah yang telah membunuh mereka. Dengan demikian kalian mengakui, bahwa kalian membenarkan perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kalian membangun makamnya.
Sebab itu hikmat Allah berkata, ‘Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul. Tetapi separuh dari antara para nabi dan para rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya. Maka dari angkatan ini akan dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan rumah Allah.’ Bahkan Aku berkata kepadamu, ‘Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.’ Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat, sebab kalian telah mengambil kunci pengetahuan. Kalian sendiri tidak masuk ke dalamnya, tetapi orang yang berusaha masuk kalian halang-halangi.”
Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, para ahli Taurat dan orang Farisi terus-menerus mengintai, dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Dengan itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Persiapan
Allah Bapa kami yang mahakuasa,
berilah kiranya kami kekuatan berkat roti anggur ini,
agar dapat hidup seturut teladan Yesus Putra-Mu,
yang telah sudi menjadi santapan kami.
Antifon Komuni – Mazmur 130:1-2
Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan!
Tuhan, dengarkanlah suaraku!
Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa:
Allah Bapa kami yang mahakudus,
ajarilah kami mendengarkan sabda Putra-Mu
dan mengalami benar-benar bahwa Engkau sendirilah
yang sebenarnya berbicara kepada kami.
Sebab Dialah ….
RENUNGAN
CELAKA
Saudara-saudari terkasih, bacaan-bacaan pada Kamis Pekan Biasa XXVIII dalam kalender liturgi kita secara keseluruhan berbicara tentang iman (Bac. I) dan perbuatan (Bac. Injil). Dalam Bacaan I, Rasul Paulus berusaha untuk meneguhkan iman jemaat di Roma. Permasalahan jemaat di Roma saat itu, sebagaimana terlukiskan dalam bacaan ini, adalah perbedaan pendapat antara mengikuti Hukum Taurat atau tidak. Orang Yahudi-Kristen masih menekankan pentingnya menaati Hukum Taurat dalam hidup keagamaan dan kemasyarakatan. Orang Kristen-non Yahudi mempersoalkan hal tersebut karena dinilai memberatkan kelompok mereka. Menanggapi hal tersebut, Rasul Paulus memberikan peneguhan bahwa orang dibenarkan bukan karena perbuatannya dalam menaati Hukum Taurat, tetapi karena iman yang dianut, dihidupi, dan dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, tekanan sesungguhnya terletak pada perwujudan iman yang konkret dalam kehidupan. Sementara itu, Bacaan Injil hari ini merupakan kelanjutan dari kisah Yesus yang mengecam tindakan tak terpuji orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat (lihat bacaan Injil hari Selasa, 17 Oktober 2017). Yesus berulang kali mengatakan “Celakalah,” kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat karena membenarkan perbuatan-perbuatan jahat (Luk 11:47-51) dan menghalang-halangi orang lain untuk mencapai Kerajaan Allah dengan tuntutan yang banyak terkait dengan Hukum Taurat (Luk 11:52-54).
Saudara-saudari terkasih, dalam Surat Rasul Yakobus disampaikan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (lih. Yak 2:26). Perbuatan seperti apa yang menjadi perwujudan iman? Perbuatan belas kasih! Iman hadir dalam perbuatan-perbuatan belas kasih, fides per caritatem operatur (lih. Gal 5:6). Perbuatan belas kasih mendatangkan kebaikan bukan celaka yang membawa orang kepada bahaya kesesatan. Mengapa Yesus mengecam orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat? Karena orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak mendatangkan belas kasih dan kebaikan dalam perbuatan-perbuatannya. Ketika orang lain berusaha untuk berbuat baik, mereka menghalanginya dengan dalih menjalankan Hukum Taurat secara tepat dan benar.
Saudara-saudari terkasih, inti hidup orang beriman Kristiani sesungguhnya adalah belas kasih. Kehadiran kita, sebagai Umat Allah, di tengah masyarakat adalah membawa belas kasih. Kita adalah agen-agen perdamaian dan kebaikan yang membawa perubahan melalui usaha dan upaya perwujudan iman kita akan Yesus Kristus di tengah masyarakat. Jikalau kehadiran kita justru mendatangkan perselisihan dan pertentangan, apa bedanya kita dengan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang dikecam Yesus? Kita akan menjadi batu sandungan dan pembawa celaka bagi masyarakat kita. Alhasil, justru cap negatif disematkan pada diri kita.
Saudara-saudari terkasih, dalam terang Tahun Martyria yang kita rayakan di keuskupan kita, marilah kita mewujudkan iman yang telah kita anut dalam perbuatan-perbuatan kasih. Ada sekian banyak perbuatan-perbuatan kasih, tentu kita semua tahu dan mampu melaksanakannya. Tetapi yang ditekankan di sini adalah kemauan untuk melakukannya. Pengetahuan dan kemampuan akan perwujudan belas kasih itu baik, tetapi jauh lebih baik lagi apabila kita mau untuk mengupayakannya. Ada niat dan semangat untuk membawa perubahan positif dalam kehidupan Gereja dan masyarakat. Maka, marilah pada Tahun Martyria ini kita mengupayakan diri kita sendiri untuk mewujudkan iman dalam perbuatan-perbuatan belas kasih sebagaimana yang tertuang dalam moto penggembalaan Bapa Uskup: fides per caritatem operatur – iman bekerja dalam cinta kasih (Gal 5:6). (Benediktus Bagus Hanggoro K – PRAUNIO PADANG)