Ekaristi KAMIS PUTIH, 9 April 2020 (Mengenangkan Perjamuan Tuhan)
Menghayati Ekaristi
Dalam perayaan hari ulang tahun entah kelahiran, entah perkawinan, entah apa lagi, maka biasanya diadakan semacam reuni famili atau teman-teman akrab. Mereka diajak berpesta secara santai, makan-makan dan minum-minum, sambil menceriterakan kenang-kenangan di masa lampau secara akrab. Suasana santai demikian itu menghilangkan perselisihan dan pengasingan diri. Hubungan-hubungan makin dipererat. Dalam mencari pendalaman hidup semua agama mengusahakan pengungkapan spontan itu dalam merayakan misteri-misterinya.
Kita rayakan hari ulang tahun perjamuan malam Kristus. Wafat-Nya kita kenangkan, kebangkitan-Nya kita muliakan, dan kedatangan-Nya kembali kita nantikan. Gembira karena pembebasan kita, kita, nyanyikan lagu para tertebus. Kristus telah menyerahkan hidup-Nya demi kita. Demikian pula hendaknya kita dalam pengabdian sehari-hari menyerahkan hidup kita demi sesama kita (lih. 1 Yo 3,16).
Tabernakel harus kosong. Komuni yang disambut pada hari Kamis Putih dan Jumat Agung disucikan pada Misa ini.
Antifon Pembukaan – Gal 6:14
Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.
Pengantar
Saudara-saudari yang terkasih,
Malam hari sebelum sengsara-Nya, Kristus mengadakan perjamuan terakhir bersama murid-murid-Nya. Malam ini kita rayakan perjamuan Tuhan sebagai pelaksanaan kehendak-Nya. Ini bukanlah suatu tugas yang menyedihkan, melainkan suatu perjamuan yang menggembirakan, karena merupakan ungkapan cinta kasih yang luhur. Roti yang satu dan piala yang satu mempersatukan kita dalam cinta kasih-Nya. Kita kenangkan malam saat Yesus meyerahkan diri-Nya untuk wafat di salib. Inilah misteri cinta kasih Allah kepada kita yang tidak terbatas.
Seruan Tobat
“Kamu bersih, tetapi bukan semua”, demikian sabda Yesus kepada para murid-Nya pada perjamuan terakhir. Demi cinta kasih-Nya kepada kita para murid-Nya, Tuhan Yesus Kristus rela merendahkan diri dengan membasuh kaki para murid, mengadakan Ekaristi di mana Dia sendiri mengurbankan Diri dengan memberikan Tubuh dan Darah-Nya agar kita tetap bersatu dengan Dia. Maka marilah kita hening sejenak;
Tuhan Yesus Kristus, demi cinta kasih-Mu, Engkau rela merendahkan diri dengan membasuh kaki para murid.
Tuhan, kasihanilah kami.
Demi cinta kasih-Mu, Engkau mengadakan Ekaristi dimana Engkau mengorbankan diri-Mu.
Kristus, kasihanilah kami.
Demi cinta kasih-Mu, Engkau mengadakan Ekaristi dimana Engkau memberikan Tubuh dan Darah-Mu kepada kami, agar tetap bersatu dengan kami.
Tuhan, kasihanilah kami.
Kemuliaan
Selama ‘kemuliaan’ dinyanyikan, lonceng dibunyikan. Sesudah ini lonceng tidak dibunyikan lagi sampai malam Paskah.
Doa Pembukaan
Marilah berdoa
Allah Bapa kami yang maha pengasih dan maha penyayang, malam hari menjelang sengasara-Nya Putra-Mu telah mempercayakan perjamuan kudus Gereja-Nya sebagai lambang cinta kasih, sebagai korban Perjanjian Baru. Kami mohon semoga kami dari misteri luhur ini dapat menimba kekuatan untuk menaruh cinta kasih sampai sehabis-habisnya serta mencapai kehidupan yang kekal. Demi Yesus Kristus, Putra-mu, yang bersama dengan Bapa dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U Amin.
Bacaan Pertama: Keluaran 12:1-8.11-14
Mula-mula orang Yahudi mempersembahkan anak domba kepada Tuhan sebagai hasil panen permulaan. Kelak Paska ini menjadi peringatan pembebasan dari perbudakan Firaun. Semua anak sulung Mesir terbunuh. Tetapi Yahwe melewati rumah orang-orang Ibrani, yang pintunya ditandai darah anak domba. Setiap tahun peringatan akan Keluaran itu dirayakan sambil makan anak-domba.
“Aturan Perjamuan Paska: Allah menyelamatkan umat-Nya berkat darah anak domba”
Bacaan dari Kitab Keluaran
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: “Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun. Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk mengambil seekor anak domba, maka ia bersama-sama dengan tetangganya yang terdekat ke rumahnya haruslah mengambil seekor, menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing. Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja. Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN. Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir. Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
(Mzm 116:12-13.15-18;)
Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu.
Inilah darah-Ku yang ditumpahkan bagimu.
Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Mazmur:
1) Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN
Segala kebajikan-Nya kepadaku?
Aku akan mengangkat piala keselamatan,
dan akan menyerukan na-ma TUHAN,
2)Sungguh berhargalah di mata TUHAN
Kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
Ya TUHAN, aku hamba-Mu! aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu!
Engkau telah melepaskan belengguku!
3)Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu,
dan akan menyerukan nama TUHAN,
Aku akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya,
Bacaan Kedua: 1Korintus 11:23-26
“Anakdomba Paska, yaitu Kristus, sudah dikurbankan. Marilah kita rayakan pesta.” Dengan kata-kata itu, Paulus menunjukkan Kristus sebagai Anakdomba Paska kepada kita. Demi keselamatan kita Ia menyerahkan diri. Ekaristi yang pengadaannya disebut oleh Paulus, bagi umat kristen adalah pesta Paska. Sambil mengenangkan wafat-Nya, kita ikut serta dalam keselamatan yang diperoleh Kristus sekali untuk selamanya bagi semua orang sampai Ia datang kembali. Dengan demikian perjamuan Kristus ini mengumpulkan kita sebagai sesama saudara.
“Setiap kali Saudara makan roti ini dan minum dari piala ini, Saudara wartakan wafat Tuhan”
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus:
Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil
S : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan Kekal
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan Kekal
S : Aku memberikan perintah baru, yaitu supaya kamu saling mengasihi sama seperti AKU telah mengasihi kamu.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan Kekal
Bacaan Injil: Yohanes 13:1-15
Yesus tahu, bahwa sudah sampai saatnya Ia pergi menghadap Bapa. Dalam perjamuan dengan suatu lambang Ia mau menjelaskan sekali lagi, bahwa perutusan-Nya adalah suatu “pelayanan” kepada manusia. Sekarang Ia mau membuktikan, bahwa Ia menaruh cinta kasih sedalam-dalamnya kepada mereka. Sekalipun sudah hampir mengalami penderitaan-Nya (Lk 12,50), Ia masih menanggalkan jubah-Nya — sebagaimana Ia memberikan nyawaNya untuk diambilNya kembali (Yo 10,17-18) — untuk membasuh kaki murid-muridNya. Dengan demikian Ia menunjukkan kesucian mereka sebelumnya. Sementara itu la memberikan teladan cinta kasih persaudaraan.
“Yesus senantiasa mengasihi para murid-Nya tanpa batas”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes :
Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya.
Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya: “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lama¬nya.” Jawab Yesus: “Jikalau Aku tidak mem¬basuh engkau, engkau ti¬dak men¬dapat bagian dalam Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya: “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.” Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: “Tidak semua kamu bersih.” Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Homili
Upacara Pembasuhan kaki
Selesai homili para misdinar mempersilahkan orang-orang yang terpilih sebagai rasul untuk mengambil tempat yang sudah disediakan. Sedangkan imam menanggalkan kasula. Kemudian dengan bantuan misdinar, pembasuhan kaki dimulai. Sesudah ini, dilanjutkan dengan DoaUmat, tanpa “Aku Percaya”.
Doa Umat
Marilah kita bersama Yesus yang berada di tengah kita memanjatkan doa kepada Allah Bapa kita
P Bagi Sri Paus, para Uskup dan para imam
Ya Bapa, curahkanlah roh cinta kasih-Mu kepada Sri Paus, para uskup dan para imam, agar mereka dapat menunaikan tugas pelayanan dengan penuh cinta kasih.
Marilah kita mohon!
P Bagi mereka yang diserahi tanggungjawab.
Ya Bapa, bimbinglah mereka yang diserahi tanggungjawab, agar mendasari kewibawaan dengan persaudaraan dan pengabdian yang tulus ikhlas.
Marilah kita mohon!
P Bagi mereka yang menderita
Ya Bapa, semoga para penderita mendapat perawatan dan pengobatan yang memadai berkat cinta kasih sesamanya.
Marilah kita mohon!
P Bagi kita yang berkumpul di sini
Ya Bapa, semoga pesan Kristus yang baru saja kami dengar benar-benar mengesan bagi kami, sehingga menjadi buah bibir kami pada masa kini.
Marilah kita mohon!
I Allah Bapa yang maha pengasih, kami memberanikan diri memanjatkan permohonan ini, karena dalam Putera-Mu telah Engkau tunjukkan betapa besar cinta kasih-Mu kepada kami. Kami yakin bahwa Engkau akan mengabulkannya. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U Amin.
Doa Persembahan
Allah Bapa penyelamat kami, terimalah kiranya persembahan ini bersama kurban Kristus, agar dapat menjadi rezeki kehidupan bagi seluruh dunia dan segala zaman. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
Amin.
Antifon Komuni
Inilah tubuh-Ku, yang dikurbankan bagimu. Inilah piala Perjanjian Baru dalam darah-Ku, Sabda Tuhan. Setiap kali kamu menyambutnya, lakukanlah untuk mengenangkan Daku.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa
Allah Bapa yang mahakuasa, kami telah disegarkan dengan perjamuan Putera-Mu yang kami rayakan di dunia ini. Semoga kami tetap hidup dengan harapan dan iman yang mantap, bahwa tiada kekuasaan ataupun kekuatan, tiada maut ataupun penderitaan, yang mampu memisahkan kami dari cinta kasih-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
Amin.
Perarakan Sakramen Mahakudus
Sesudah doa penutup, imam mengisi pendupaan dan mendupai Sakramen Mahakudus, mengenakan velum dan mengangkat sibori lalu memulai perarakan. Perarakan dimulai dari pembawa salib, disusul pembawa lilin, pendupaan dan imam, diiringi misdinar yang lain. Sementara itu dinyanyikan lagu.
Setibanya di tempat pentahtaan, imam mendupai Sakramen Mahakudus setelah berdoa sejenak dalam batin. Imam dan para misdinar berlutut, lalu kembali ke sakristi. Sesudah itu altar dibersihkan. Tuguran tetap dilanjutkan perkelompok sesuai jadwal.