KESAKSIANNYA ITU BENAR (Renungan Sabtu, 03 Juni 2017)
KESAKSIANNYA ITU BENAR
Kejadian terakhir yang dikisahkan dalam Injil suci hari ini berpusat pada murid yang dikasihi Tuhan. Misteri tentang kehidupan dan kematian murid yang dikasihi bukan urusan mereka. Murid itu tetap tinggal sebagai saksi mata yang merupakan dasar Injil ini ditulis. Dialah penulis atau pendorong penulisan Injil ini. Karena dialah, Kabar Gembira Tuhan kita Yesus Kristus sampai kepada kita.
Lewat Injil suci hari ini, kita dapat belajar bahwa pertama, Petrus, yang secara berturutan dipulihkan melalui pengakuan kasihnya, kemudian ditetapkan sebagai gembala dan akhirnya, dilukiskan sebagai martir yang kematiannya memuliakan Tuhan. Kedua, murid yang dikasihi, yang kematiannya sangat merisaukan jemaat, tetapi yang kesaksiannya tetap menjamin dasar imannya. Paling penting bagi orang-orang Kristen adalah bukan soal kehadiran lahiriah murid terkasih, melainkan kata-katanya yang mendatangkan hidup. Dan ini terdapat dalam Injil ini selama-lamanya.
Menjadi pertanyaan untuk kita adalah apakah kita menerima dan mengimani Kabar Gembira itu atau tidak? Kabar Gembira itu adalah Yesus Kristsus sendiri. Dialah jalan untuk sampai kepada Allah. Dalam Dia terdapat kebenaran ilahi. Dalam kesatuan bersama-Nya kita memiliki harapan untuk hidup. Sebagai umat beriman Kristiani, lewat pembaptisan kita telah menyatakan diri bahwa kita menerima Yesus sebagai jalan, kebenaran, dan hidup kita. Kita boleh bertanya dalam hati, sedalam manakah iman kita akan Dia? Apakah kita mengenal-Nya dengan baik sehingga mengandalkan Dia dalam seluruh peristiwa hidup yang kita alami?(By: Fr. Maximus Kosat)