Konvensi Daerah Badan Pelayanan Provinsi Gerejawi (Konvenda BPPG) Medan III
JIKA kita setia pada iman akan Yesus Kristus, hidup terasa lebih bermakna dan berbahagia. Demikian penggalan kesaksian yang disampaikan Saribudi Gea S.Ag (42) salah seorang peserta pada Konvensi Daerah Badan Pelayanan Provinsi Gerejawi (Konvenda BPPG) Medan III di Gedung Bergamin, Padang 18-21 Agustus 2016.
Utusan Konvenda dari Badan Pelayanan Keuskupan (BPK) Sibolga ini mengisahkan perjalanan hidupnya setelah tamat SMA (1991). Saat itu ia merantau ke Medan untuk mencari pekerjaan. Aneka pekerjaan, silih berganti dilakoninya mulai dari kerja bangunan, menjadi pelayan toko hingga bekerja di rumah makan yang pemiliknya orang nonkristen. Selama berkerja di rumah makan ini, Saribudi dan dua temannya sesama Kristen, tidak henti-hentinya diiming-imingi gaji besar dan dibantu ketika menikah asalkan mau berpindah agama. Tahun 2000, Saribudi memilih berhenti bekerja, pulang kampung ke Nias kuliah di Institut Pastoral Indonesia (IPI) Dian Mandala Gunungsitoli. Setelah lulus, ia diterima sebagai pegawai negeri sipil di Nias.
Dua orang teman Saribudi yang sama-sama bekerja di rumah makan itu terkena bujuk rayu berpindah agama menjadi Muslim. Hidupnya tidak berubah. “Karena keteguhan iman, saya bertahan dalam iman akan Tuhan Yesus. Saya kini merasa menerima berkat luar biasa dari Tuhan. Kalau saya tidak memilih berhenti kerja di rumah makan itu, tidak tahu bagaimana kehidupan saya saat ini,” katanya.
Masih banyak kesaksian-kesaksian lain yang diberikan peserta selama Konvenda yang diikuti sekitar 280-an orang dari Keuskupan Agung Medan (KAM), Keuskupan Padang dan Sibolga ini. Konvenda BPPG Medan III bertema: “Janganlah Padamkan Roh” (1Tes 5:19) ini dibuka dengan perayaan Ekaristi dipimpin Uskup Sibolga Mgr. Ludovicus Simanullang, OFMCap. Dalam pembukaan konvenda ini, Mgr. Ludo menyatakan bahwa Gereja sendiri mengajarkan untuk tetap setia mengikuti bimbingan Roh Kudus dan selalu memperbaharui diri. “Kita semua telah dikarunia Roh Kudus dalam Sakramen Krisma. Semoga dengan Konvensi ini, semua peserta semakin dipenuhi dan dijiwai oleh Roh Kudus dan mampu untuk lebih berperan dalam Gereja sebagai persekutuan umat beriman.”ungkapnya.
Dalam konvenda ini sejumlah narasumber baik dari dalam dan luar negeri menyampaikan materi sebagai bekal bagi peserta. Pembicara berkelas internasional yang sudah melayani 34 negara dari Pelayanan Pembaharuan Karismatik Katolik Internasional Jude Antoine dari Malaysia menjadi pembicara utama dalam Konvenda dan Kebangunan Rohani Katolik (KRK) di GOR Prayoga Padang, Sabtu (21/8). Brother Jude sapaan akrabnya mengatakan Persekutuan Karismatik Katolik Indonesia telah memasuki usia 40 tahun, para penggerak sudah waktunya untuk menjadi pewarta kasih Tuhan, tetapi seringkali kita merasa tidak siap karena nyaman dengan kondisi yang sudah ada. “Harapan itu bisa tercapai, jikalau kita membuka diri untuk Roh Kudus dengan cara yang baru. Dengan mengubah tindakan dan sikap hidup ke arah yang lebih baik, menjaga nyala api Roh Kudus agar tidak padam di dalam hati kita.”paparnya.
Vikjend Keuskupan Padang P. Alexander I. Suwandi, Pr. memberikan materi mengenai Yubelium Kerahiman Allah. Imam Diosesan Padang ini mulai dengan menjelaskan perayaan Tahun Yubelium dalam Gereja Katolik yang diprakarsai oleh Paus Bonifasius VIII dan dirayakan pertama kali pada tahun 1300. “Tahun Yubelium Luar Biasa Kerahiman Allah adalah tentang Allah yang berbelaskasih, yang tampak dalam diri Yesus Kristus. Gereja dipanggil untuk berbelas kasih, sama seperti Allah yang berbelas kasih.” katanya.
Koordinator Badan Pelayanan Nasional Pembaharuan Karismatik Katolik (BPN PKK) Indonesia Andreas Endie Rahardja, memaparkan tentang Spiritual Leadership (Kepemimpinan Rohani). Kepemimpinan yang dibimbing oleh Roh Kudus agar bisa menghasilkan buah yang baik, kasih sebagai dasarnya, ciri dan juga hambatannya. Elemen-elemen penting dalam Pembaharuan Kharismatik Katolik (PKK) dihantarkan oleh Johan Wijaya. Ketua Kepemudaan BPN PKK Indonesia ini menjelaskan pengertian, tujuan dan elemen penting di dalam PKK hingga menjadi Persekutuan Doa Karismatik Katolik (PDKK). Hidup dalam bimbingan Roh Kudus dihantarkan oleh Suster-suster Putri Karmel, Sr. Maria Laurensia, P.Karm dan Sr. Maria Klaudia, P. Karm. Suster ini memaparkan peranan Roh Kudus dalam Gereja dan dalam diri orang Katolik, karya-karya Roh Kudus yang luar biasa dan mengenai manusia yang digerakan oleh Roh Kudus.
Dalam Konvensi kali ini diselenggarakan juga Fellowship antar BPK, penerimaan Sakramen Tobat, membagikan kesaksian pengalaman pribadi, Kebangunan Rohani Katolik (KRK) yang dipandu oleh Jude Antoine serta lokakarya. Selama lokakarya atau pelatihan mengenai pujian dan penyembahan, peserta dipandu oleh Johan Wijaya, materi menumbuhkan karunia roh disampaikan oleh Suster Putri Karmel, dan Ann Maria Redi Fransiska Wijayanti memberikan pelatihan tentang Doa Safaat.
Konvenda BPPG Medan III juga memilih Marcelinus dari BPK Padang sebagai Koordinator BPPG Propinsi Gerejawi Medan yang baru menggantikan Hendry Wigin. Dalam sambutannya, Marcelinus mengharapkan apa yang didapat oleh peserta di Konvenda bisa dikembangkan dan diterapkan untuk persekutuan dalam Gereja. Marcelinus menghimbau BPK Sibolga untuk bersiap-siap menjadi koordinator BPPG dan penyelenggaraan konvenda berikutnya.
Perayaan Ekaristi penutupan konvenda dipimpin Uskup Padang, Mgr. Martinus Dogma Situmorang OFMCap. Pada homilinya, Mgr. Martinus mengatakan untuk masuk ke Kerajaan Surga itu sulit sekali seperti masuk dalam lubang jarum, bahkan seakan-akan Allah itu pelit. “Kalau masuk Kerajaan Allah itu mudah dan menurut cara kita, maka kita tidak akan pernah berubah menjadi lebih baik. Oleh sebab itulah kita harus memperbaharui diri dengan benar dan tulus.”ungkap Bapa Uskup.
Sebelum pelaksanaan Konvenda BPPG Medan III, diadakan Moderda selama dua hari (17-18 Agustus 2016) di Puri Dharma Katedral Padang. Hadir sebagai pembicara Andreas Endie Rahardja yang menyampaikan materi tentang spiritualitas Pembaruan Karismatik Katolik, mulai dari sejarah, makna dan tujuan PKK dan kondisi PKK di Indonesia. P. Agustinus Yew, OFM Cap memaparkan tentang makna baptisan Roh Kudus. Arti, cara, doa dan segala sesuatu mengenai penumpangan tangan baik dalam kitab suci, maupun Gereja dipaparkan oleh P. Alexander I. Suwandi, Pr. Sedangkan Pastor Henrikus Ngambut Oba, Pr. mengantarkan materi tentang kharisma dalam Kitab Suci Perjanjian Baru. (sil)