Kristus Merupakan Tanda Kehadiran Allah (Renungan RABU PRAPASKAH I, 8 Maret 2017 Oleh Fr. Andress Salamanang)

08 Maret 2017

Bac I       : Yun 3:1-10

Bac Injil : Luk 11:29-32

Kristus Merupakan Tanda Kehadiran Allah

Saudara-saudari yang terkasih, sabda Tuhan yang akan kita dengarkan selama masa prapaskah rata-rata berbicara tentang pertobatan.  Bertobat merupakan suatu sikap dan tindakan berbalik dari suatu situasi keterpurukan, kepada satu situasi yang menjanjikan kebahagiaan yakni bersama Kristus Sang kebahagiaan sejati. Itulah alasan mengapa sabda Tuhan selama masa Prapaskah ini tak bosan-bosannya menekankan pentingnya pertobatan, supaya kita manusia yang rapuh mau membuka diri dan bertobat.

Saudara-saudari, dalam bacaan pertama dilukiskan dengan jelas bagaimana kemauan diri orang Niniwe untuk bertobat dan berbalik kepada Allah, setelah mendengar pewartaan nabi Yunus. Sadar akan keberdosaan dan kemauan diri mereka untuk bertobatlah yang membuat hati Allah mau mengampuni mereka. Allah tidak pernah melihat seberapa besar dosa yang kita perbuat, akan tetapi Allah sangat menghargai perbuatan tobat dan rasa sesal sekecil apapun itu.

Saudara-saudari seiman, jika kita hubungkan bacaan pertama dengan Injil hari ini, terdapat suatu situasi yang kontradiktif. Mengapa? Kalau dalam bacaan pertama orang-orang Niniwe mau bertobat setelah mendengar pewartaan dari nabi Yunus, dalam bacaan Injil tidaklah demikian. Orang-orang di zaman Yesus meminta tanda lebih, sehingga Yesus menyebut mereka sebagai angkatan yang jahat. Permintaan akan tanda lebih, sebenarnya merupakan permintaan akan sebuah dasar untuk percaya. Artinya, meminta tanda kepada Yesus berarti mau menanyakan kepada Yesus apa yang bisa dijadikan dasar, supaya percaya kepada-Nya. Biasanya, yang diminta sebagai tanda adalah perbuatan-perbuatan besar ataupun suatu muhkjizat yang menunjukkan kuasa seseorang. Itulah yang mereka minta kepada Yesus. Dalam arti sebenarnya, mereka meminta tanda bukan untuk percaya, melainkan hanya untuk mencobai Yesus. Dalam perjalanan karya-Nya, Yesus sudah banyak melakukan tanda dan muhkjizat, tetapi mereka tidak juga percaya. Bukankah kehadiran Yesus di tengah-tengah mereka suatu tanda nyata kehadiran Allah di dunia? Lalu bagaimana dengan kita. Saudara-saudari, Yesus adalah tanda satu-satunya sebagai bentuk kehadiran Allah di dunia. Maka, untuk mengerti seluruh karya Allah di dalam kehidupan kita, mari membuka diri dan membiarkan Allah menuntut dan berkarya dalam hidup kita. Fr. Andress Salamanang.

Ekaristi Hari ini: RABU PRAPASKAH I, 8 Maret 2017… Klik disini!!

Tinggalkan Balasan