LOGIKA KITA BUKAN SEPERTI LOGIKA TUHAN (Renungan SENIN 13 JUNI 2016: Santo Antonius dari Padua, Imam dan Pujangga Gereja, 1195-1231 Oleh Fr. Wawan Atmaja)
LOGIKA KITA BUKAN SEPERTI LOGIKA TUHAN
Senin, 13 Juni 2016
Pw St. Antonius dari Padua
1Raj. 21:1-16
Mat. 5:38-42
Ketika SMP, saya memiliki teman karib. Kami selalu berbagi pengalaman mengenai suka dan duka dalam hidup. Suatu kali, ia menceritakan bahwa dia tidak suka pada seseorang yang pernah menyakitinya. Ia berambisi untuk balas dendam. Ia mencari kesempatan yang tepat untuk dapat membalaskan dendamnya. Ia ingin orang yang telah menyakitinya merasakan hal yang sama seperti yang pernah dilakukan kepadanya. Saya memberi masukan kepadanya, “Jangan kamu balas dendam. Itu tidak baik.” Saya mengatakan kepadanya karena bapak selalu mengingatkan supaya jangan balas dendam terhadap orang yang pernah menyakiti. Sekalipun perbuatannya itu membuat kamu sakit, jangan pernah untuk balas dendam. Tuhan itu tahu mana yang baik dan tidak baik. Biarkan Tuhan yang membalas perbuatan itu kepadanya.
Pengalaman di atas, pada umumnya pernah terjadi dalam hidup kita. Kita selalu ingin balas dendam kepada orang yang menyakiti. Secara umum, manusia tidak rela dirinya disakiti. Apabila disakiti, ia ingin membalasnya kepada sesuatu (manusia atau benda) yang menimbulkan rasa sakit. Dalam dunia Perjanjian Lama, hukum seperti itu masih berlaku, mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Artinya, apabila seseorang melakukan perbuatan jahat atau menyakitinya, ia akan membalasnya dengan hal sama seperti yang pernah dilakukan kepadanya. Misalnya, apabila seseorang dicaci-maki oleh orang lain, ia juga berhak atau akan membalasnya dengan caci-maki.
Tuhan kita Yesus Kristus datang ke dunia membawa ajaran baru bagi kita. Ia menghendaki supaya kita dapat bertindak kasih kepada sesama. Tuhan Yesus memberi contoh kepada kita, apabila ada orang yang menampar pipi kananmu, berilah kepadanya juga pipi kirimu (Mat. 5:39a). Tuhan mengajak kita jangan melawan orang yang berbuat jahat kepada orang yang menyakiti kita (Mat. 5:39b). Ajaran ini merupakan ajaran yang harus kita ikuti sebagai pengikut-Nya. Barangkali, ajaran Tuhan tersebut tidak masuk akal bagi kita, bagaimana mungkin kita bisa tidak melawan orang yang berbuat jahat kepada kita? Logika kita bukan seperti logika Tuhan. Jalan pikiran kita tidak seperti jalan pikiran Tuhan. Kita sebagai pengikut Kristus, seharusnya bertindak seperti yang dipesankan hari ini: “Jangan melawan orang dengan berbuat jahat kepada orang yang menyakiti kita.” Semoga! Amin. (Fr. Wawan Atmaja)