Mengembalikan Rahmat Tuhan (Renungan RABU BIASA XXXIII, 16 November 2016 oleh Fr. Marudut Xaverius Nainggolan)

Mengembalikan Rahmat Tuhan

Rabu, 16-November-2016
Margarita dr Skotlandia, Gertrudis
Why. 4:1-11; Mzm. 150:1-2,3-4,5-6; Luk. 19:11-28.

Dalam keseharian ada beragam aktivitas yang dapat dilakukan baik secara pribadi maupun bersama. Mulai dari bangun pagi hingga istirahat pada malam hari. Apabila dihitung-hitung terdapat banyak kegiatan sederhana yang kita lakukan demi kebutuhan dan kebaikan diri kita. Lebih daripada itu ada juga beragam kegiatan yang kita lakukan demi dan untuk orang lain atau banyak orang. Semua aktivitas itu dominan berasal dari dalam diri sendiri. Dari dalam diri pastilah kita mengambil suatu keputusan secara pribadi sebelum melakukannya. Itu semua berulang-ulang kita lakukan bagi diri kita sendiri dan bagi orang lain atau banyak orang.

Saudara/i yang dikasihi Tuhan, Injil hari ini menyapa kita lewat sebuah perumpamaan tentang uang mina. Ada seorang bangsawan yang pergi ke sebuah negeri yang jauh. Kepada para hambanya masing-masing diberikan mina agar digunakan untuk berdagang supaya kelak tatkala bangsawan tersebut pulang ia memperoleh bunga atas mina yang dibagikannya. Masing- masing hamba memperoleh satu mina. Selama bangsawan berada di negeri yang jauh, dua orang hamba berusaha menghasilkan atau mengolah mina menjadi sepuluh mina dan lima mina. Juga ada pula hamba yang sama sekali tidak mengolah mina yang telah diberikan oleh bangsawan. “Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan” ungkap hamba itu. Hamba yang jahat yang tidak menghasilkan mina mendapat hukuman dan penghakiman dari bangsawan, sementara hamba yang menghasilkan mina mendapatkan hadiah dari bangsawan berupa kekuasaan atas beberapa kota, yang satu 10 kota dan lainnya 5 kota.

Saudara/i yang dikasihi Tuhan, ada berbagai rahmat dan karunia yang kita terima dari Tuhan. Rahmat tersebut dapat berupa bakat, talenta atau skill yang bernilai positif bagi banyak orang. Ada rahmat yang nyata dapat kita rasakan, dapatkan dan bagikan. Tetapi pada simpulnya rahmat tersebut menjadi satu bukti atau ujud persembahan diri bagi Tuhan yang memberi. Sebagai orang beriman kristiani undangan dan ajakan bagi kita ialah mengalami rahmat-rahmat yang kita miliki lalu mengolah dan menghasilkan kebaikan yang dapat dibagikan kepada banyak orang. Semua rahmat itu adalah inisiatif dan cuma-cuma dari Tuhan. Maka hendaknya kita mampu dan mau untuk mengolahnya lalu mengembalikan itu semua kepada Tuhan. Dengan demikian kita telah berbuat kebaikan pada diri sendiri dan bagi orang lain atau banyak orang. (Fr. Marudut Xaverius Nainggolan)

Ekaristi Hari ini: RABU BIASA XXXIII, 16 November 2016…. Klik disini!!

Tinggalkan Balasan