Mengenang Sengsara Tuhan (Renungan MINGGU PALMA: 9 April 2017 Oleh Fr. Andreas Salamanang)

Hari Minggu Palma: Mengenang Sengsara Tuhan

Bac I : Yes 50: 4-7

Bac II  : Flp 2: 6-11

Injil : Mat 26: 14-27:66

Hari Minggu Palma

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, pada hari ini Gereja Katolik seluruh dunia menyebutnya sebagai Minggu Palma. Minggu di mana Gereja kita mengenang sengsara Tuhan kita Yesus Kristus yang berujung pada peristiwa salib. Dalam pemahaman banyak orang, seseorang yang berkedudukan tinggi selalu dihormati dan dihargai di mana-mana. Namun kedatangan Yesus di dunia justru menderita. Yesus masuk di Yerusalem sebagai raja yang menderita. Kenyataan ini sungguh berbeda dari apa yang dipikirkan oleh banyak orang tentang perspektif seorang yang dihormati, apalagi orang tersebut seorang raja. Hal ini tentu memperlihatkan bahwa kemewahan dan kenikmatan dunia bukanlah ukuran seseorang dihormati atau tidak. Tapi lebih dari itu bahwa kehadirannya sangat dirindukan oleh orang lain karena diyakini mampu menyelamatkan dan menghartar orang pada kebahagiaan hidup.

Saudara-saudari terkasih, berkurban memang pahit bila ditanya mengapa. Namun sangat menyenangkan bila dilaksanakan dengan tulus hati. sikap inilah yang sangat dipegang teguh oleh Yesus. Ia tidak pernah bertanya, mengapa makna perutusannya harus berujung pada penderitaan? Bagi Yesus, penderitaan adalah bagian dari kehidupan yang tak boleh dihindari melainkan harus dihadapi dengan sikap iman yang mendalam. Kesaksian akan cinta Yesus terhadap manusia terbukti dalam perkataan dan tindakan-Nya. Kesempatan  ini juga, Yesus ingin mengajak kita untuk tidak mudah mengeluh akan pahitnya hidup yang kita alami. Penderitaan yang kita hadapi tak sebanding jika kita kaitkan dengan penderitaan Kristus. Justru kita harus bersyukur bahwa Yesus telah mengajarkan kita, bagaimana seharusnya bersyukur.

Saudara-saudari terkasih, semoga dengan mengenang kembali sengsara Tuhan, kita disadarkan kembali akan sikap kita terhadap orang lain yang membutuhkan uluran tangan kita. Semoga kita juga dalam masa prapaskah ini semakin diteguhkan oleh rahmat Allah, sehingga perbuatan kita sungguh-sungguh lahir dari kesadaran kita sebagai manusia yang rapuh. Amin. (Fr. Andreas Salamanang)  

Ekaristi Hari ini: MINGGU PALMA: 9 April 2017… Klik disini!!

Tinggalkan Balasan