MINGGU ADVEN I, 27 November 2016
Menghayati Ekaristi
Kebencian telah membawa perpecahan di dunia. Meskipun demikian, manusia selalu mencita-citakan kerukunan, kebahagiaan dan kedamaian. Dialaminya juga, betapa sulitnya mengusahakan kerukunan itu. Selalu perpecahan mencegat di tengah jalan. Seluruh umat manusia terbawa-bawa dalam perpecahan itu. Pengalaman menunjukkan: kita takkan pernah menemukan jalan keselamatan, kalau tidak mau keluar dari dunia kecil kita. Maka adalah tugas kita untuk menyingsingkan lengan baju dan bekerja sungguh-sungguh, bila mau mengatasi krisis yang menghantui umat manusia.
Dalam dunia dewasa ini pembaharuan sangat perlu. Kristus telah datang membawa keselamatan. Jalan menuju kerukunan, kebahagiaan dan kedamaian telah dibuka-Nya. Dengan memandang Dia arti hidup yang sebenarnya menjadi jelas bagi kita. Kita menjadi sadar akan tanggung jawab kita. Menjadi kristen bukanlah melarikan diri dari kenyataan; bukanlah melalaikan tugas-tugas-tugas duniawinya, melainkan mau bekerja sama serba sabar dengan Allah, pencipta segala sesuatu yang baru.
Antifon Pembukaan –Bdk Mzm 25:1-3
Kepada-Mu, ya Tuhan, kuangkat jiwaku; Allahku, kepada-Mu aku percaya. Janganlah kiranya aku mendapat malu.
Janganlah musuh-musuhku beriang-ria atas aku. Ya, semua orang yang menantikan Dikau takkan mendapat malu.
Pengantar
Saat ini kita merayakan minggu Adven pertama sebagai tanda bahwa kita memasuki tahun liturgi yang baru. Semoga tahun liturgi baru ini membuat kita tidak ragu-ragu untuk membangun keyakinan dan Allah yang selalu hadir dalam kehidupan ini. Kehadiran-Nya bukan untuk masa yang telah lampau saja, namun juga untuk masa sekarang dan masa mendatang. Untuk itu, sungguh amat baik jika setiap pribadi selalu berjaga-jaga menyambut kedatangan Allah dalam hidup masing-masing.
Seruan Tobat
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah pembawa damai sejahtera ke dunia.
Tuhan, kasihanilah kami.
Engkaulah cahaya penghalang kegelapan dunia. Engkaulah yang didamba-dambakan umat manusia.
Kristus, kasihanilah kami.
Engkaulah pembawa keselamatan dunia. Engkaulah yang diharap-harapkan umat manusia.
Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pembukaan
Marilah bedoa:
Allah Yang Mahakuasa, anugerahilah kami, umat-Mu,
kehendak yang kuat untuk menyongsong kedatangan Kristus dengan cara hidup yang baik.
Semoga dengan demikian kami layak mewarisi Kerajaan Surga, bersama Kristus, Putera-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan Pertama – Yesaya 2:1-5
Manusia selalu merindukan kedamaian. Nabi Yesaya menunjukkan bahwa kedamaian itu akan datang pada akhir zaman. Pada saat itulah Tuhan sebagai hakim dunia akan menganugerahkan kedamaian. Untuk mencapainya, Tuhan menunjukkan jalan-jalannya kepada manusia: saat manusia menempa pedang menjadi mata bajak, tombak menjadi pisau pemangkas. Itulah saat para bangsa meninggalkan peperangan sebagai jalan menuju kedamaian hidup bersama.
“Tuhan menghimpun semua bangsa dalam Kerajaan Allah yang damai abadi”.
Pembacaan dari Kitab Yesaya:
Inilah firman yang dinyatakan kepada Yesaya, putera Amos, tentang Yehuda dan Yerusalem, “Pada hari-hari yang terakhir akan terjadilah hal-hal ini: Gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak di atas gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit. Segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata, ‘Mari kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuh jalan itu. Sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan dari Yerusalem akan keluar sabda Tuhan’. Tuhan akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa. Maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas. Bangsa yang satu tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa yang lain, dan mereka tidak akan lagi berlatih perang. Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang Tuhan!”
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Tanggapan – Mazmur 122:1-2.4-5.6-7.8-9;Ul:1
Ref. Ku’ menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Mazmur:
Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.
Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan.
Berdoalah agar Yerusalem sejahtera “Damai bagi orang yang mencintai Engkau. “Semoga damai turun atas wilayahmu dan kesentosaan atas purimu.”
Atas nama saudara dan sahabatku kuucapkan selamat kepadamu. Demi bait Tuhan Allah kita ku- mohonkan bahagia bagimu.
Bacaan Kedua – Roma 13:11-14a
Kristus adalah cahaya dunia. Hidup dalam Kristus berarti hidup dengan mengenakan cahaya. Itulah sebabnya kehidupan sebagai murid Kristus digambarkan sebagai kehidupan siang hari. Kini sudah tidak cocok lagi kalau orang-orang kristen masih hidup dalam kegelapan malam. Kegelapan malam melambangkan kehidupan yang masih diliputi oleh kejahatan, yakni berbagai kebiasaan yang buruk dan tak terpuji.
“Keselamatan sudah dekat pada kita”
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:
Saudara-saudara, kamu mengetahui keadaan waktu sekarang: Saatnya telah tiba kamu bangun dari tidur. Sebab sekarang ini keselamatan sudah lebih dekat pada kita daripada waktu kita baru mulai percaya. Malam sudah hampir lewat, dan sebentar lagi pagi akan tiba. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan; jangan dalam percabulan dan hawa nafsu; jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL – Mazmur 85:8
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan, dan berilah kami keselamatan yang dari pada-Mu.
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Matius 24:37-44
Air bah pada zaman Nuh mengingatkan kita pada Sakramen Baptis sebab sebagaimana air bah menghapus segala kehidupan manusia yang jahat, begitu pula pembaptisan kita menghapus segala dosa kita dan menganugerahkan pengampunan. Tanda nyata sebagai orang-orang yang telah menganugerahkan pengampunan. Tanda nyata sebagai orang-orang yang telah dibaptis sekarang ini adalah kesiapsiagaan. Inilah tindakan berjaga-jaga, yakni memantaskan diri dan hati agar layak menyongsong Tuhan yang datang secara tiba-tiba.
“Berjaga-jagalah dan siap siagalah”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Seperti halnya pada zaman Nuh, demikianlah kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada zaman sebelum air bah itu orang makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera; mereka tidak menyadari apa yang terjadi sampai air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua. Demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Kalau ada dua orang perempuan sedang menggiling gandum, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Oleh karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pencuri datang waktu malam, pastilah ia berjaga-jaga, dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu selalu siap siaga, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Doa Umat
Melalui Kristus, Putra-Nya, Allah Bapa bersabda agar kita selalu berjaga-jaga dalam menantikan kedatangan Anak Manusia, Sang Penyelamat. Kini marilah kita memanjatkan doa agar selalu siap sedia dan berjaga-jaga dalam menantikan kedatangan keselamatan sejati, yakni Yesus Kristus, Sang Anak Manusia.
Bagi Gereja.
Allah Bapa Yang Mahabaik, tuntunlah Gereja-Mu agar selalu siap sedia dan berjaga-jaga dalam menantikan Putra-Mu, Sang Penyelamat, dengan menjadi cahaya dan kedamaian bagi semua orang.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Bagi bangsa-bangsa.
Allah Bapa Yang Mahabaik, terangilah para bangsa dengan sinar-Mu agar tekun berjuang dalam menciptakan perdamaian dunia, dan hidup bersemangatkan kasih oleh karena kedatangan Putra-Mu di tengah-tengah kami.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Bagi mereka yang sedang menderita.
Allah Bapa Yang Mahabaik, melalui kedatangan Putra-Mu, teguhkanlah perjuangan dan pengharapan orang-orang yang sedang menderita sehingga mereka beroleh keselamatan sejati di dalam diri Putra-Mu, Tuhan kami, Yesus Kristus.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Bagi kita sendiri.
Allah Bapa Yang Mahabaik,bimbinglah kami menjadi manusia baru berkat kedatangan Sang Cahaya Sejati, Tuhan kami, Yesus Kristus yang menghalau kegelapan hati kami.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Allah Bapa Yang Mahabaik, pada masa persiapan penuh pengharapan ini perkenankanlah kami mengarahkan hidup kami kepada Yesus Kristus, Putra-Mu. Sebab, Dialah masa depan dan kedamaian dunia, sekarang dan sepanjang masa.
Amin
Doa Persembahan
Allah Bapa Yang Mahabaik,
terimalah persembahan yang kami unjukkan sebagai wujud kesiapsediaan kami untuk menyongsong kedatangan Putra-mu ini.
Semoga, Engkau berkenan menerima dan menjadikannya sumber berkat bagi kami. Demi Kristus, Tuhan, dan Pengantara kami.
Amin
Antifon Komuni – Mazmur 85:13
Tuhan akan memberikan kebaikan dan negeri kita akan memberikan hasilnya.
Doa Sesudah Komuni
Marilah berdoa:
Allah Bapa Yang Mahabaik,
melalui Ekaristi ini, Putra-Mu telah hadir dan mengunjungi kami.
Maka, teguhkanlah iman, mantapkanlah harapan, dan besarkanlah cinta kasih kami agar kami tetap bertekun menantikan kedatangan Putra-Mu yang akan membawa kehidupan baru bagi kami.
Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami.
Amin
Renungan Hari ini:
– PALUNGAN HATI (Renungan MINGGU ADVEN I, 27 November 2016 Oleh Fr. Thery Cholma
– MENANTIKAN KEDATANGAN TUHAN (Renungan MINGGU ADVEN I, 27 November 2016)