MINGGU ADVEN III–B, 17 DESEMBER 2017
Menghayati Ekaristi
Berapa banyak orang yang membiarkan dirinya dibimbing oleh keinginan-keinginan yang lebih luhur? Padahal secara tak sadar orang mengakui, akan mencapai taraf yang lebih tinggi bila bertindak demikian. Di samping itu masih ada misteri yang jauh lebih agung dan lebih indah, yang akan mekar di dapan mata hatinya, bahkan bagi orang lain. Wajah pribadinya yang sebenarnya pati akan ditemukannya.
Dalam perjalanan Yohanes menuju cahaya, dapat kita lihat gambaran perjalanan iman kita; dan Gereja dapat menemukan ilham dalam pelayanannya. Sang bentara belum tahu sama sekali atau hanya sedikit sekali tentang Dia yang diwartakannya … apakah Gereja tahu lebih banyak? Gereja pun sedikit demi sedikit memasuki kehidupan iman. Sebab iman lebih agung dari pengetahuan. Iman merupakan suatu perasaan naluri tentang kenyataan yang sebenarnya, ialah Allah dan Putera-Nya. Bagi Dia umat beriman harus selalu dengan rendah hati menyiapkan jalan. Dengan kehidupan mereka yang jujur banyak orang memberikan kesaksian tentang Dia dengan gembira.
Antifon Pembukaan
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah! Sebab Tuhan sudah dekat.
Pengantar
Dunia bertanya kepada Gereja: Siapakah engkau itu? Sanggupkah engkau mendatangkan perdamaian dan persaudaraan? Apa yang dapat diharapkan orang daripadamu? Jawaban Gereja, jawaban kita bersama, tak berbeda dengan jawaban Yohanes Pembaptis dalam Injil hari ini, “Aku tak punya jawaban atas segala masalah, tetapi lihatlah Kristus. Kalau kalian menginginkan perdamaian dan mengharapkan kebahagiaan bagi semua orang, maka Ia sudah hadir di tengah-tengahmu. Dialah Penyelamatmu.” Kita hendaknya berusaha agar dapat mengenal Kristus dan memperkenalkan Dia kepada semua orang yang mencari dan menantikannya.
Tobat
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah pembawa sukacita sejati, yang dinanti-nantikan umat manusia.
Tuhan, kasihanilah kami.
Engkaulah pembawa harapan akan kebahagiaan, yang didambakan umat manusia.
Kristus, kasihanilah kami.
Engkaulah pembawa kedamaian hati nurani, yang diharapkan oleh umat manusia.
Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pembuka
Marilah kita bedoa. (hening sejenak)
Ya Allah, pandanglah umat-Mu, yang dengan tekun menantikan perayaan kelahiran Putra-Mu. Bantulah kami agar kami bersukacita karena keselamatan yang seagung itu, dan dengan riang-ria merayakannya dalam ibadat yang meriah. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan Pertama – Yesaya 61:1-2a.10-11
Setelah umat kembali ke Tanah Terjanji dari pembuangan, ternyata mereka menghadapi berbagai kesulitan. Bahayanya, umat menjadi kecewa dan putus asa. Dalam situasi itulah datang pewartaan nabi. Melalui nabi, Tuhan berjanji akan membawa keselamatan. Umat yang sedang lesu dan kecewa dengan kenyataan hidup yang sulit perlu terus meyakini akan janji Allah itu melalui penyerahan diri kepada-Nya.
Pembacaan dari Kitab Yesaya:
Aku bersukaria di dalam Tuhan.
Kata Nabi, “Roh Tuhan ada padaku sebab ia telah mengurapi aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara dan merawat orang-orang yang remuk hati. Aku diutus untuk memberitakan kebebasan kepada orang-orang tawanan; dan kepada orang-orang terkurung, kelepasan dari penjara. Tuhan Allah berkenan kepadaku untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan dan hari pembalasan Allah kita. Aku bersukaria di dalam Tuhan, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku. Sebab, Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran seperti pengantin pria mengena kan hiasan kepala, dan seperti pengantin wanita memakai perhiasannya. Sebab, seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Tanggapan – Lukas. 1:46-54; Ref.: lh. Yes. 61:10b
Refren: Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah, Tuhanku.
Ayat:
1. Aku mengagungkan Tuhan hatiku bersukaria karena Allah, Penyelamatku. Sebab, Ia memperhatikan aku, hamba-Nya yang hina ini.
2. Mulai sekarang, aku disebut: Yang bahagia, oleh sekalian bangsa. Sebab, perbuatan besar telah dikerjakan bagiku oleh Yang Mahakuasa; kuduslah nama-Nya.
3. Kasih sayang-Nya turun-temurun kepada orang yang bertakwa. Perkasalah perbuatan tangan-Nya; dicerai-beraikan-Nya orang yang angkuh hatinya.
4. Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta, yang hina dina diangkat-Nya. Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan, orang kaya diusir-Nya pergi dengan tangan kosong.
5. Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah akan menolong Israel, hamba-Nya. Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunannya untuk selama-lamanya.
Bacaan Kedua – 1Tesalonika 5:16-24
Santo Paulus menasihati umat agar mereka tekun berdoa dan menghayati hidup ini dengan penuh syukur. Itulah cara hidup yang paling tepat untuk menantikan kedatangan Tuhan. Tetapi, itu juga tergantung pada pilihan. Masalahnya, kita sering bingung mengenai apa yang harus kita pilih agar sesuai dengan kehendak Allah. Jawabannya, semakin peka akan tuntunan Roh Kudus, yakni tidak memadamkan Roh, tetapi menguji segala sesuatu berdasarkan semangat Roh itu!
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:
Semoga roh, jiwa, dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tidak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Saudara-saudara, bersukacitalah senantiasa! Tetaplah berdoa dan mengucap syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kamu di dalam Kristus Yesus. Jangan padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat! Ujilah segala sesuatu, dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan. Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya, dan semoga roh, jiwa, dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tidak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia; maka Ia pun akan menggenapinya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL Yes. 61:1
S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Roh Tuhan menaungi, aku, Ia mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara.
U: Alleluya.
Bacaan Injil – Yohanes 1:6-8.19-28
Umat Yahudi sedang menantikan Sang Mesias. Mereka mengira itu adalah Yohanes Pembaptis. Tetapi, saat mereka bertanya kepadanya, Yohanes Pembaptis menjawab dengan jujur bahwa dia bukan Mesias ataupun nabi yang lain. Yohanes tahu menempatkan diri. Ia adalah perintis jalan bagi Sang Mesias sejati. Membuka tali kasut-Nya pun Yohanes merasa tidak layak. Yohanes memiliki karakter sederhana, lugas, terus terang sebab ia tahu untuk apa ia lahir dan diutus. Ia harus menjadi bentara atau saksi bagi Yesus Kristus, Sang Mesias sejati itu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Di tengah-tengah kamu, berdiri Dia yang tidak kamu kenal.
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes. Ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Yohanes sendiri bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Dan, inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus kepadanya
beberapa imam dan orang-orang Lewi untuk menanyakan kepadanya, “Siapakah engkau?” Yohanes mengaku, dan tidak berdusta, katanya, “Aku bukan Mesias!” Lalu, mereka bertanya kepadanya, “Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?” Yohanes menjawab, “Bukan!” Maka, kata mereka kepadanya, “Siapakah engkau? Sebab, kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?” Jawab Yohanes, “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan, seperti yang telah dikatakan Nabi Yesaya.” Di antara orang-orang yang diutus itu, ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepada Yohanes, “Mengapa engkau membaptis jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?” Yohanes menjawab kepada mereka, “Aku membaptis dengan air, tetapi di tengah-tengah kamu, berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia yang datang kemudian daripada aku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Hal itu terjadi di Betania yang di seberang Sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis orang.
Inilah Injil Tuhan kita.
Sabda-Mu sungguh mengagumkan.
Doa Umat
Allah Bapa mengutus Yohanes Pembaptis untuk meluruskan jalan bagi Sang Mesias, Sang Terang Sejati, yakni Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita mempersiapkan diri menerima kedatangan Sang Terang dengan memurnikan selalu iman kita dan memanjatkan doa-doa kepada-Nya.
Bagi Bapa Suci, para Uskup, dan para Imam.
Ya Bapa, kuatkanlah selalu Bapa Suci, para Uskup, dan para Imam dengan Roh Kudus-Mu dalam mewartakan kabar gembira kedatangan-Mu yang menyelamatkan bagi kami umat-Mu.
Semoga bersama mereka, kami semakin mampu membuka diri menerima kedatangan Kristus di dalam setiap langkah hidup kami.
Bagi para pemimpin masyarakat.
Ya Bapa, dampingilah para pemimpin agar dengan rendah hati dan penuh rasa tanggung jawab menanggapi serta mewujudkan kesejahteraan umum sesuai kehendak-Mu.
Semoga bersama mereka kami mampu mewujudkan keadilan dan damai sejahtera Kerajaan-Mu di tengah-tengah kami.
Bagi anak-anak yang baru lahir.
Ya Bapa, berkatilah anak-anak yang baru terlahir di tengah-tengah kami sebab kelahiran mereka menampakkan kasih-Mu sendiri atas kehidupan.
Semoga kehadiran mereka tetap menjadi warta iman serta harapan dalam hidup kami akan Dikau, Sang Sumber kehidupan dan keselamatan kami.
Bagi kita sendiri.
Ya Bapa, curahkanlah Roh Kudus-Mu bagi kami yang tengah menantikan hari kelahiran Putra-Mu, Yesus Kristus.
Semoga warta sukacita. Natal membawa pembaruan bagi hidup kami agar semakin mampu menjadi berkat bagi sesama.
Ya Bapa, di dalam diri Kristus, kami mengenal Engkau yang berbelaskasih kepada kami. Bangkitkanlah harapan dan keyakinan kami bahwa Engkau mendengarkan kami, kini dan sepanjang masa.
Amin.
Doa Persembahan
Kami mohon, ya Allah, semoga kurban ini, yang merupakan tanda bakti kami, senantiasa kami persembahkan kepada-Mu. Wujudkanlah sepenuhnya dalam diri kami karya penyelamatan-Mu, yang sudah dimulai dalam misteri kudus ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin.
Antifon Komuni – Bdk. Yes. 35:4
Katakanlah kepada yang tawar hati: Tabahkanlah hatimu dan jangan takut. Lihatlah, Tuhan akan datang menyelamatkan kita.
Doa Sesudah Komuni
Marilah kita berdoa.
Ya Tuhan yang mahamurah, semoga oleh daya Ilahi Sakramen Mahakudus ini, kami dibersihkan dari cacat cela dan dengan demikian kami siap menyambut hari raya mendatang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
Amin.